7 Cara Mendekatkan Diri Kepada Allah

cara mendekatkan diri pada Allah

Dalam hidup manusia, mencapai kedekatan kepada Allah merupakan sebuah hal yang sangat penting, karena hal itulah yang menjadi tujuan utama hidup kita. Dalam Al-Qur'an Allah Ta'ala berfirman: "Apabila hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, katakanlah, Aku dekat." (QS Al-Baqarah [2]:187) 

Lantas, apa cara praktis kita sebagai manusia supaya benar-benar mendapatkan kedekatan dengan Allah Ta'ala? Berikut 7 cara mendekatkan diri kepada Allah. 

1. Memahami Tuhan

Cara pertama untuk mendekatkan diri kepada Allah adalah dengan benar-benar memahami Allah. Kita harus percaya pada Tuhan yang hakiki yang Maha Penolong, bukan tuhan yang sudah mati yang tidak akan dapat menolong orang-orang yang mati rohaninya. Kutipan dari Hazrat Masih Mau'ud memberikan gambaran keyakinan hakiki kita kepada Allah. 

"Alangkah malang insan itu yang hingga kini belum mengetahui juga bahwa ia mempunyai Satu Tuhan Yang berkuasa atas tiap sesuatu. Sorga kita adalah Tuhan kita. Puncak kelezatan kita terletak pada Tuhan kita, sebab kami telah melihat-Nya, dan segala keindahan tampak pada Wujud-Nya. Harta itu patut dimiliki, walaupun untuk memilikinya harus dengan jalan mempertaruhkan jiwa. Intan itu patut dibeli, sekalipun untuk memperolehnya harus dengan jalan meniadakan segala wujud kita.

Wahai orang-orang yang merugi! Bergegaslah lari menuju sumber mata air ini, agar oleh mata air itu dahagamu akan dilepaskan. Inilah sumber mata air kehidupan yang bakal menyelamatkan kamu sekalian...Jika kamu menjadi kepunyaan Tuhan, maka ketahuilah dengan seyakin-yakinnya bahwa Tuhan akan menjadi kepunyaanmu sendiri. Di kala kamu sedang tidur, maka Tuhan akan menjagaimu. Di tengah kamu lengah dari musuhmu, Tuhan akan mengamat-amati musuhmu dan akan mematahkan siasat-siasatnya. Kamu sekalian sampai kini belum mengetahui, kodrat-kodrat apakah yang Tuhanmu miliki. Sekiranya kamu mengetahui, tentulah tidak ada hari akan tiba kepadamu, bila kamu amat bersedih hati memikirkan urusan keduniaan. Seorang yang memiliki sejumlah harta-benda, maukah ia menangis dan meratap-ratap lalu membinasakan dirinya, hanya karena uangnya sesen telah hilang? Kemudian jikalau kamu maklum akan harta itu, dan kamu maklum bahwa Tuhan akan mencukupi segala keperluanmu; maka mengapakah kamu demikian asyik tenggelam dalam urusan duniawi? Tuhan adalah suatu Khazanah kesayangan, maka hargailah Dia! Sebab, Dia adalah Penolong-mu dalam tiap langkah tindakanmu. Tanpa Dia kamu sekalian tak berarti sedikit pun; begitu pula daya-upayamu tiada berarti. (Bahtera Nuh)

Jadi langkah pertama untuk mencapai kedekatan Allah Ta'ala dan memperkuat hubungan kita dengan-Nya adalah dengan beriman sepenuh hati kepada Allah Yang Maha Kuasa, yang tidak ada bandingannya dalam segala sifat-Nya dan Kemahakuasaannya. 

2. Doa

Manusia itu lemah, tidak dapat mencapai keinginan dan tujuan dengan kekuatan sendiri. Maka Allah telah mengajarkan doa kepada manusia untuk mendapatkan pertolongan dan dukungan-Nya dan menghilangkan semua rintangan dalam perjalanan mencapai Tuhan sejati. 

Untuk itu Allah berfirman: 

ادۡعُوۡنِيۡۤ‭ ‬اَسۡتَجِبۡ‭ ‬لَكُمۡ

"Berdoalah kepadaku, Aku akan mengabulkan [doamu]" (QS. al-Mu'min [40]:61)

Begitu juga Allah Ta'ala berfirman:

وَاِذَا سَاَلَكَ عِبَادِيۡ عَنِّيۡ فَاِنِّيۡ قَرِيۡبٌ ؕ اُجِيۡبُ دَعۡوَةَ الدَّاعِ اِذَا دَعَانِ

"Dan apabilan hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka katakanlah 'Aku dekat. Aku mengabulkan doa orang-orang yang berdoa ketika mereka berdoa kepada-Ku." (QS Al-Baqarah [2]:187)

3. Mujahadah

Cara ketiga untuk mencapai kedekatan dengan Allah adalah Mujahadah. Artinya kita harus mencari Tuhan dengan mengorbankan diri kita, kekayaan, kehormatan, ilmu dan pengetahuan serta kemampuan kita di jalan Allah. Allah Ta'ala berfirman: 

‭ ‬جَاهِدُوۡا‭ ‬بِاَمۡوَالِكُمۡ‭ ‬وَاَنۡفُسِكُمۡ‭ ‬فِيۡ‭ ‬سَبِيۡلِ‭ ‬اللّٰهِ

"Berjihadlah dengan harta dan jiwamu di jalan Allah" (QS at-Taubah [9]:41)

Kemudian Allah Ta'ala berfirman: 

مِمَّا‭ ‬رَزَقۡنٰهُمۡ‭ ‬يُنۡفِقُوۡنَ

"Mereka menginfakkan sebagian dari yang Kami rezekikan kepadanya." (QS al-Baqarah [2]:4)

Artinnya semya yang kita miliki, harta, jiwa, ilmu, pengetahuan, kemampuan, kepandaian yang Allah anugerahkan, semua itu hendaknya dibelanakan di jalan Allah. 

Allah berfirman: 

وَالَّذِيۡنَ‭ ‬جَاهَدُوۡا‭ ‬فِيۡنَا‭ ‬لَنَهۡدِيَنَّهُمۡ‭ ‬سُبُلَنَا

"Dan orang-orang yang berjuang untuk berjumpa dengan Kami, pasti Kami akan memberi petunjuk kepada mereka pada jalan Kami." (QS al-Ankabut [29]:70)

Kemudian Dia berfirman:

يٰۤاَيُّهَا‭ ‬الۡاِنۡسَانُ‭ ‬اِنَّكَ‭ ‬كَادِحٌ‭ ‬اِلٰي‭ ‬رَبِّكَ‭ ‬كَدۡحًا‭ ‬فَمُلٰقِيۡهِ

"Hai Manusia, sesungguhnya engkau bekerja keras menuju Tuhan engkau, maka engkau bertemu dengan-Nya. (QS al-Insyiqaq [84]:7)

Singkatnya, kedekatan dengan Allah dapat dicapai dengan usaha yang terus menerus dan keerja keras sepanjang hidup. 

Hazrat Masih Mau'ud bersabda: 

“قَدۡ‭ ‬اَفۡلَحَ‭ ‬مَنۡ‭ ‬زَكّٰهَا۔‭ ‬وَقَدۡ‭ ‬خَابَ‭ ‬مَنۡ‭ ‬دَسّٰهَا

"Sungguh beruntunglah orang yang mensucikanya, dan tentu binasalah orang yang mengotorinya (QS-As-Syams [91]: 10-11)]

Dengan kata lain, Dia yang menyucikan jiwa mereka akan mendapatkan keselamatan, dan hancurlah orang yang merusak jiwanya. Kata falhun artinya membelah. Kata filahah artinya budidaya dalam konteks pertanian. Penanaman atau pembajakan juga diperlukan dalam penyucian jiwa. Perjuangan rohani membebaskan jiwa manusia dari kekurangan dan sifat keras dan kedegilannya, supaya dapat ditaburkan dengan keimanan sejati. Kemudian pohon iman itu akan mampu menghasilkan buah." (Malfuzat [Bahasa Inggris], Vol 1, hal. 132)

4. Ketabahan

Cara keempat untuk mencapai kecintaan Allah dan kedekatan-Nya adalah Ketabahan. Artinya seorang pencari Tuhan tidak boleh putus asa atau lelah, dan tidak boleh takut pada cobaan. Allah berfirman: 

اِنَّ‭ ‬الَّذِيۡنَ‭ ‬قَالُوۡا‭ ‬رَبُّنَا‭ ‬اللّٰهُ‭ ‬ثُمَّ‭ ‬اسۡتَقَامُوۡا‭ ‬تَتَنَزَّلُ‭ ‬عَلَيۡهِمُ‭ ‬الۡمَلٰٓئِكَةُ‭ ‬اَلَّا‭ ‬تَخَافُوۡا‭ ‬وَلَا‭ ‬تَحۡزَنُوۡا‭ ‬وَاَبۡشِرُوۡا‭ ‬بِالۡجَنَّةِ‭ ‬الَّتِيۡ‭ ‬كُنۡتُمۡ‭ ‬تُوۡعَدُوۡنَ۔‭ ‬نَحۡنُ‭ ‬اَوۡلِيٰٓؤُكُمۡ‭ ‬فِي‭ ‬الۡحَيٰوةِ‭ ‬الدُّنۡيَا‭ ‬وَفِي‭ ‬الۡاٰخِرَةِ۔۔۔۔۔

"Sesungguhnya orang-orang yang berkata, 'Tuhan kami adalah Allah,' kemudian mereka istiqomah, malaikat-malaikat turun kepada mereka seraya berkata, 'Janganlah kamu taku dan jangan pula bersedih; dan berilah kabar suka tentang surga yang telah dijanjikan kepadamu. Kami adalah adalah sahabat-sahabatmu dalam kehidupan dunia dan akhirat...  (QS Ha Mim as-Sajdah [41]: 31-32)

Mengenai Ketabahan, Hazrat Masih Mau'ud as bersabda: 

"Benarlah bahwa Istiqamah itu lebih unggul dari Karamat. Istiqamah yang sempurna ialah: ketika segala musibah mengepung dari segala penjuru dan di jalan Allah Ta’ala nyawa, kehormatan, dan harga diri dihadapkan kepada bahaya, sementara tidak terdapat sesuatu yang menghibur –sampaisampai Tuhan pun dengan tujuan hendak menguji menutup pintu kasyaf atau mimpi atau ilham yang membesarkan hati– lalu membiarkan dalam keadaan-keadaan takut yang mengerikan, pada saat itu tidak memperlihatkan sikap penakut dan tidak mundur ke belakang bagai para pengecut, serta tidak memperlihatkan perubahan apa pun pada sifat kesetiaan, dan mencemari ketulusan dan ketabahan, rela terhadap kenistaan,  rela terhadap maut (kematian), dan untuk mengokohkan langkah-langkah tidak menunggu-nunggu seorang kawan agar dia memberikan pertolongan, tidak menuntut turunnya kabar suka dari Tuhan sebab masa yang genting, dan walaupun tidak berdaya dan lemah serta tidak memperoleh sesuatu yang menghibur sekali pun, tetap saja berdiri tegak dan merebahkan leher ke depan seraya mengatakan, “Apa yang akan terjadi biarlah terjadi”, dan tidak mengecam keputusan takdir serta sama sekali tidak memperlihatkan kegelisahan dan keluh-kesah sampai selesainya saat cobaan itu. Inilah yang yang menyebabkan sampai sekarang masih menimbulkan aroma wangi dari tanah (kubur) para rasul, para nabi, para shiddiq dan para syahid." (Filsafat Ajaran Islam)

5. Bergaul dengan Orang Saleh

Sarana kelima untuk mencapai kedekatan dengan Allah adalah dengan bergaul dengan orang saleh. Kita harus mengetahui bahwa secara alami manusia membutuhkan teladan yang sempurna. Melalui keteladanan sempurna lah hati akan timbul ketertarikan dan keinginan besar untuk maju ke depan. Allah berfirman: 

‭ ‬كُوۡنُوۡا‭ ‬مَعَ‭ ‬الصّٰدِقِيۡنَ

"Bergaullah dengan orang-orang saleh. (QS at-Taubah [9]:119)

Orang yang duduk dekat tungku akan mendapatkan hangatnya nyala api, dan orang yang duduk dekat penjual minyak wangi, maka ia akan mendaptkan wanginya. Demikian pula orang yang duduk bersma orang saleh maka ia juga akan terpengaruh dengan pikiran-pikiran bersih mereka. Bahkan walaupun mereka tidak bercakap-cakap mereka juga akan mendapatkan pengaruhnya. Jadi sangat penting bagi orang yang mencari jalan-jalan rohani menuju Tuhan, harus mencari hamba-hamba yang saleh, bertakwa dan beriman, supaya mereka mendapatkan pengaruh baiknya. 

6. Simpati kepada Sesama manusia

Sarana keenam mendekatkan diri kepada Allah adalah dengan bersimpati kepada sesama makhluk Alah dan meningkatkan amal saleh. Allah berfirman: 

وَاللّٰهُ‭ ‬يُحِبُّ‭ ‬الۡمُحۡسِنِيۡنَ

"Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik" (QS Ali-Imran [3]:135)

Orang yang menunjukkan kasih sayang kepada manusia bahkan kepada hewan dengan anggapan bahwa mereka juga adalah ciptaan Allah, maka mereka akan mendapatkan rahmat, kasih sayang, cinta dan keberkahan dari Allah. 

Dan dalam Islam amal saleh merupakan suatu amalan yang mulia dalam Islam. Rasululalh saw bersabda: 

‭ ‬الخلق‭ ‬عيال‭ ‬اللّٰه‭ ‬فاحسن‭ ‬الخلق‭ ‬من‭ ‬احسن‭ ‬الیٰ ‬عيالهٖ

"Semua makhluk adalah keluarga Allah. Maka sebaik-baik di antara kalian adalah orang yang paling baik terhadap keluarganya." (Misykat, bab as-Syafaqah)

7. Meningkatkan Zikir

Cara ketujuh mendekatkan diri kepada Allah dan meraih cintanya adalah dengan senantiasa berzikir mengingat Allah. Lidah dan hati kita harus dipenuhi dengan puji-pujian kepada Allah, selain itu harus merenungkan sifat-sifat-Nya dan beusaha menjadi gambaran dari: 

دست‭ ‬بَه‭ ‬كار‭ ‬و‭ ‬دل‭ ‬بَه‭ ‬يار

[sementara tangan sibuk bekerja, hati terus mengingat kekasihnya]

Allah Ta'ala berfirman dalam Al-Quran:

 الَّذِيۡنَ يَذۡكُرُوۡنَ اللّٰهَ قِيٰمًا وَّقُعُوۡدًا وَّعَلٰي جُنُوۡبِهِمۡ وَيَتَفَكَّرُوۡنَ فِيۡ خَلۡقِ السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضِ ۚ رَبَّنَا مَا خَلَقۡتَ هٰذَا بَاطِلًا ۚ سُبۡحٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

"Orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk dan berbaring atas rusuk mereka, dan mereka merenungkan tentang penciptaan langit dan bumi seraya berkata: 'Ya Tuhan kami,  tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Maha Suci Engkau dari perbuatan sia-sia; maka lindungilah kami dari azab Api." (QS Ali Imran[3]:192)

Hazrat Khalifatul Masih II ra menulis [dalam salah satu syairnya]:

عادتِ‭ ‬ذكر‭ ‬بهی ‬ڈالو‭ ‬كہ ‬یہ‭ ‬ممكن‭ ‬ہی‭ ‬نہيں

دل‭ ‬ميں‭ ‬ہو‭ ‬عشقِ‭ ‬صنم‭ ‬لب‭ ‬پہ‭ ‬مگر‭ ‬نام‭ ‬نہ‭ ‬ہو

[Jadikanlah zikir sebagai kebiasaan, kerena tidak mungkin ada cinta di hatimu tanpa menyebut orang yang dicintainya]

Ini hanya sebagian sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah Ta'ala, tentu masih banyak sarana-sarana lain yang disebutkan dalam Al-Qur'an dan hadits dan tulisan-tulisan dari Hazrat Masih Mau'ud (as). 

Post a Comment

1 Comments