Benarkah Surga Ada 7 Tingkat?

tujuh tingkat surga

Seseorang menulis kepada Hazrat Mirza Masroor Ahmad, 'Beberapa ahli tafsir menjelaskan tujuh tingkatan Surga berikut nama-namanya, tetapi saya belum menemukan nama-nama itu dalam hadis. Pemasalahannya adalah apakah kami, sebagai Ahmadi boleh mempercayai nama-nama ini dan apakah Hazrat Masih Mau'ud (as) atau para Khalifah beliau pernah memberikan penjelasan tentang hal ini?'

Huzur Anwar [aba] dalam suratnya tertanggal 8 Desember 2022, memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut sebagai berikut:

Nama-nama yang Anda sebutkan dalam surat yang mengutip ayat-ayat Al-Qur'an, mengacu pada berbagai maqam dan tingkatan kehidupan akhirat. Namun Al-Qur'an tidak menyebutkan berapa jumlah spesifik tingkatan surga tersebut. Beberapa hadits memang menyebutkan berbagai tingkatan di surga bagi orang-orang yang mengerjakan amal shaleh tertentu. Misalnya, tercatat dalam Sahih Bukhari bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 

إِنَّ فِي الْجَنَّةِ مِائَةَ دَرَجَةٍ أَعَدَّهَا اللَّهُ لِلْمُجَاهِدِينَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ، مَا بَيْنَ الدَّرَجَتَيْنِ كَمَا بَيْنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ

"Ada seratus tingkat surga yang disediakan oleh Allah bagi orang yang berperang di jalan Allah, dan di antara masing-masing tingkat itu terdapat jarak yang sangat jauh seperti bumi dan langit." (Sahih al-Bukhari, Kitab al-jihadi wa as-siyar, Bab darajatil-mujahidina fi sabilillah)

Demikian pula tercatat dalam Sunan Abi Daud bahwa ketika menjelaskan pentingnya menghafal Al-Qur'an, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

 اقْرَأْ وَارْتَقِ وَرَتِّلْ كَمَا كُنْتَ تُرَتِّلُ فِي الدُّنْيَا فَإِنَّ مَنْزِلَكَ عِنْدَ آخِرِ آيَةٍ تَقْرَؤُهَا

[Pada hari kiamat], akan dikatakan kepada orang yang hafal Al-Qur'an: 'Bacalah dan naiklah serta bacalah dengan perlahan dan penuh perhatian [tartil] sebagaimana engkau lakukan dulu di dunia, Karena kedudukanmu (di surga) berdasarkan akhir ayat yang engkau baca." (Sunan Abi Dawud, Kitab as-shalat, Bab istihbabi at-tartili fil-qira'ah)

Hadits-hadits ini telah menjelaskan bahwa Allah telah menyiapkan tingkatan dan kedudukan yang berbeda-beda di surga bagi hamba-hamba-Nya saleh sesuai dengan amal baik mereka, yang jumlah dan derajatnya tidak terhitung banyaknya. Karenanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menggunakan angka 'seratus' untuk menjelaskan banyaknya jumlahnya. 

Selain menyebutkan tingkatan surga, hadits juga menyebutkan beberapa pintu surga yang terkait dengan amal-amal tertentu. Misalnya diriwayatkan dalam Sahih Bukhari dari Abu Hurairah rhadiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 

"Barangsiapa yang menginfakkan dua macam [harta] di jalan Allah, maka ia akan dipanggil [oleh Malaikat] dari pintu surga. 'Wahai hamba Allah ini lebih baik (bagimu).' Lalu barangsiapa yang termasuk ahli shalat, maka ia akan dipanggil dari pintu shalat, dan barangsiapa yang termasuk ahli jihad, maka ia akan dipanggil dari pintu jihad, dan siapa yang termasuk ahli puasa, maka ia akan dipanggil dari pintu ar-rayyan, dan siapapun yang termasuk ahli sedekah, maka ia akan dipanggil dari pintu amal. Abu Bakar rhadiyallahu 'anhu berkata, 'Semoga ayah dan ibuku dikorbankan untukmu, ya Rasulullah! Tidak ada kesusahan dan kebutuhan lagi yang akan menimpa orang yang dipanggil dari pintu-pintu itu, tetapi adakah yang akan dipanggil dari semua pintu ini?' Beliau menjawab, 'Ya, dan aku berhadap engkau termasuk salah satu dari mereka.' (Sahih al-Bukhari, Kitab as-shaum, Bab ar-rayyanu lis-sha'imin)

Selain empat gerbang surga yang disebutkan dalam hadits ini – Babushalat, Babul-Jihad, Babu-Rayyan, dan Babu-Shadaqah – para ulama hadits telah mengutip hadits lain yang menyebutkan empat gerbang lagi: Babul Hajj, Babul Aiman, Babudz-dzikr dan Babul ilmi, dan Babul Kadzimiinal Ghaiz wal 'Afiina 'anin-Naas.

Ibnu Hajar al-'Asqalani, dalam tafsirnya pada Sahih Bukhari, setelah membahas pintu-pintu gerbang surga di atas, selanjutnya menulis bahwa mungkin saja di dalam gerbang-gerbang tersebut yang darinya orang-orang dipanggil, terdapat gerbang-gerbang (tambahan) dari surga yang sebenarnya, karena jumlah amal saleh melebihi delapan. 

Hazrat Mirza Basyiruddin Mahmud Ahmad (ra) ketika menjelaskan Surah Al-Hijr yang menyebutkan tujuh gerbang neraka, beliau menjelaskan: 

"Penyebutan tujuh pintu bukan berarti hanya ada tujuh pintu. Sebab dalam bahasa Arab, angka tujuh dan tujuh puluh digunakan sebagai idiom untuk menyatakan kesempurnaan atau kelimpahan. Atas dasar ini, tujuh gerbang neraka menunjukkan bahwa akan ada banyak sekali gerbang; dan untuk setiap dosa akan ada pintu khusus, sebagaimana Allah Ta'ala berfirman:  لِکُلِّ بَابٍ مِّنْہُمْ جُزْءٌ مَّقْسُوْمٌ [Setiap pintu telah ditetapkan untuk golongan tertentu dari mereka.' (Surah al-Hijr ayat 45)] Dan memang benar juga untuk surga, hadits menyebutkan bahwa akan ada gerbang khusus untuk setiap kebaikan." (Tafsir Kabir, Vol. 4, hal. 81-82)

Hadhrat Masih Mau’ud as sendiri, ketika menguraikan tentang gerbang surga dan neraka, pernah menyatakan dalam salah satu karyanya Malfuzat:

"Selama beberapa hari terakhir, dalam khotbah di kalangan kaum wanita, disebutkan bahwa Neraka memiliki tujuh pintu, dan Surga memiliki delapan pintu. Apa rahasia di balik ini? Seketika terbersit dalam hatiku bahwa ada tujuh pondasi dasar, masing-masing untuk dosa dan kebaikan. Pintu surga yang kedelapan adalah pintu rahmat dan Karunia Allah.

Tujuh pondasi dasar dosa yang terhubung dengan gerbang neraka meliputi menyimpan pikiran buruk. Pikiran buruk menghancurkan seseorang, dan semua orang yang lemah iman telah dihancurkan oleh pikiran buruk. Pondasi kedua adalah kesombongan. Orang-orang yang sombong terpisah dari orang-orang yang benar dan tidak mendapat keberuntungan mengakui [kebenaran] seperti orang-orang yang beruntung. Pondasi ketiga adalah kebodohan, yang juga mengarah pada kebinasaan. Pondasi keempat adalah mengejar keinginan hawa nafsu,  dan pondasi kelima meniru secara membuta.

Singkatnya terdapat tujuh pondasi dosa atau dosa besar, dan semuanya bersumber dari Al-Qur'an. Allah Ta'ala telah memberitahuku ilmu tentang pintu-pintu ini. Dosa apapun dapat ditelusuri melalui pondasi ini, seperti meniru secara membuta dan pengejaran pada keinginan hawa nafsu merangkum banyak dosa yang lain.' (Malfuzat, Vol. 5, hal. 224-225)

Ringkasnya, Allah Ta’ala telah menyediakan pintu masuk surga bagi orang-orang yang saleh menurut amal shalehnya, dan ke Neraka bagi orang-orang berdosa menurut dosa-dosanya; kemudian dengan cara yang sama, Dia telah menyiapkan tingkatan dan kedudukan di surga bagi orang-orang yang bertakwa berdasarkan amal salehnya dan di neraka bagi orang-orang yang fasik berdasarkan keburukannya. Gambaran sekilas mengenai hal ini terdapat dalam Al-Qur'an dan hadits. Namun jumlah pasti tingkatan dan derajat ini hanya diketahui oleh Allah, yang ilmu-Nya meliputi segala sesuatu. 

Sumber: Answers to Everyday Issues - Al Hakam

Post a Comment

0 Comments