7 Cara Tobat untuk Meraih Lailatul Qadar

lailatul qadar, doa, tobat

Menjelang berakhirnya Ramadhan, khususnya di malam-malam ganjil sepuluh hari terakhir Ramadhan umat Islam berusaha mencari malam lailatul qadar, malam yang dapat mengubah arah takdir kita dan mewarnai hati kita dengan karunia Ilahi. Tetang Lailatul Qadar ini Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengajarkan doa berikut:

اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي

"Ya Allah, Engkaulah Yang Maha Pemaaf. Menyukai Pengampunan, maka ampunilah aku." 

Mungkin kita bertanya-tanya, mengapa di momen yang luar biasa ini di mana kita bisa meminta apapun yang kita inginkan tetapi kita diajarkan doa untuk memohon ampun? 

Jawabannya adalah, ampunan Allah merupakan pondasi utama dari Karunia Allah, seperti yang dijelaskan oleh Hazrat Mirza Tahir Ahmad. "Bagaimana Allah dapat mencurahkan Karunia-Nya dalam cawan hatiku yang penuh dengan limpahan tetesan dosa? Bagaimana Allah dapat mewarnai sifat-sifat-Nya di hatiku manakala hatiku sudah menghitam dan berubah warna?" Tanya beliau. 

"Kasih sayang Allah hanya akan turun kepada manusia jika hatinya bersih. Kain dicelupkan ke dalam warna hanya ketika sudah dicuci bersih. Tidak ada warna yang meresap ke dalam kain yang kotor." (Khotbah Jumat, 12 Maret 1993)

Jika kita tidak membasuh dan memeras hati kita dari dosa, maka Karunia Allah tidak akan memenuhi hati kita. Memohon ampunan kepada Allah adalah sarana yang dapat kita gunakan untuk mengeringkan hati kita sampai kosong, dari kubangan dosa yang telah menggenang. Barulah Karunia Allah mendapat ruang untuk dimasukkan. 

Bagaimana cara kita bertobat dan mendapatkan ampunan dari Allah Ta'ala? Berikut kutipan dari tulisan Hazrat Mirza Basyiruddin Mahmud Ahmad dalam buku Irfan Ilahi: 

1. Penyesalan

"Orang itu menenamkan penyesalan atas dosa masa lalunya; bahwa ia mengingat dosa-dosanya yang lalu dan membawanya ke dalam ingatannya, ia kemudian menyesalinya sampai membuatnya berkeringat keras."

2. Tanggung Jawab Masa Lalu

"Langkah kedua menunju tobat adalah ia menyelesaikan dan memenuhi semua tanggung jawabnya di masa lalu, sejauh yang ia dapat penuhi.  Contohnya adalah ada seseorang yang dulunya tidak menunaikan shalat. Jika dia berkeinginan untuk bertobat, dan kemudian tiba waktu shalat, maka dia harus menunaikan shalatnya. Atau jika seorang hartawan belum menunaikan haji, maka ia harus menunaikan haji. Jika dia belum mengeluarkan zakat, maka dia dapat memaafkan masa lalunya, tetapi dia harus mengeluarkannya [zakat] untuk tahun ini. 

Jadi, pertama-tama manusia harus menyesali dosa-dosanya yang telah lalu dan kedua, ia harus memenuhi dan menyelesaikan tanggung jawab masa lalu yang saat ini dapat ia penuhi."

3. Menghapus Semua Dosa Masa Lalu

"Langkah ketiga adalah menghilangkan dan menyucikan diri dari segala dosa yang telah lalu. Yang saya maksud dengan menyingkirkan bukanlah seseorang harus menghidupkan kembali orang yang telah ia bunuh, atau membalikkan keadaan dari perzinahan yang pernah ia lakukan. Yang saya maksudkan adalah dia menghapus semua dosa yang mampu ia hapus. Misalnya jika seseorang mencuri seekor kerbau dan menyimpannya sebagai barang miliknya, maka ia harus mengembalikannya dan tidak menyimpannya untuk dirinya sendiri."

4. Mintalah Ampunan dari Orang Yang Disakiti

"Syarat keempat adalah seseorang tidak hanya diharuskan menghilangkan rasa sakit yang telah ditimbulkannya pada orang lain, tetapi juga harus meminta maaf padanya. 

Masalah ini begitu pelik sehingga Allah telah menetapkan syarat bagi pengampunan manusia, bahwa ia harus meminta maaf kepada korbannya dan korbanya tersebut memaafkannya sehingga Allah tidak meminta lagi menghisab dirinya. Oleh karena itu, jika memungkinkan, seseorang harus meminta maaf kepada orang yang telah ia sakiti."

5. Memperbaiki Kesalahan 

"Syarat kelima adalah ia harus menunjukkan kasih sayang kepada orang yang telah ia sakiti, dengan kemampuan terbaiknya, dan jika ia tidak bisa berbuat apa-apa, setidaknya ia harus mendoakannya. 

Para wali juga telah menulis bahwa jika seseorang telah merampas kekayaan orang tanpa hak dan tidak memiliki kemampuan untuk mengembalikannya, maka ia harus berodoa dengan memohon 'Saya tidak mempunyai sarana untuk mengembalikan kekayaan orang tersebut. Maka karuniailah ia melalui sarana-sarana-Mu.'

6. Bertekad Tidak Mengulangi Dosa

"Syarat keenam adalah berikrat dalam hati untuk tidak berbuat dosa dan tidak akan mengulanginya. Kalau kemudian ia terpaksa berbuat dosa, maka ini adalah masalah lain lagi, tetapi ia harus meneguhkan tekad sambil bertobat. 

Yang saya maksud di sini bukalah seseorang berbuat dosa di malam hari, kemudian di pagi hari ia memutuskan untuk tidak mengulainginya lagi; yang saya maksudkan adalah niat manusia harus tulus ketika ia bertobat dan bertekad untuk tidak melakukan dosa itu lagi dan berusaha sekuat tenag untuk menjauhinya. 

 7. Condongkan Diri pada Kebaikan

Syarat ketujuh adalah mulai mencondongkan diri pada kebaikan dan berusha menanamkan pikiran dan perbuatan yang ikhlas dalam hatinya. Selain itu, ia harus mempersiapkan dirinya untuk berbuat baik. 

Ini adalah tujuh syarat yang diperlukan untuk bertobat. Jika kondisi ini tidak ada dalam diri manusia, maka tobat sempurna tidak akan tercapai. Sekarang, kalian harus merenungkan apakah kalian telah melakukan tobat ini atau sesuatu hal yang lain? Setiap orang hendaknya mengingat hal-hal yang telah saya sampaikan dan melakukan tobat sejati sehingga catatan kita dibersihkan. Sebab sebelum catatan masa lalu seseorang tidak hapus, maka urusan masa depannya tidak akan berkembang dengan suci dan bersih, dan kekurangannya di masa lalu malah akan meningkat. 

Demikianlah hendaknya setiap orang yang berobat untuk menghapus catatan masa lalunya dan hendaknya ia melakukan tobat sejati. Melakukan apa-apa yang telah saya paparkan dapat membuat seseorang terhapuskan hutang-hutangnya yang lampau sehingga tidak ada satu koin pun yang tersisa dari rekening catatannya."

Sumber: Al Hakam

Post a Comment

1 Comments