MENYAMBUT TAMU NAN ISTIMEWA: RAMADHAN YANG DIRINDUKAN


Oleh: Mln. Yudhi Wahyuddin

Allah SubhaanaHu wa Ta’aala berfirman:

.... وَتَزَوَّدُواْ فَإِنَّ خَيۡرَ ٱلزَّادِ ٱلتَّقۡوَىٰۖ وَٱتَّقُونِ يَٰٓأُوْلِي ٱلۡأَلۡبَٰبِ ١٩٧

“.... Dan sediakanlah perbekalan. Sesungguhnya sebaik-baik perbekalan ialah takwa; dan bertakwalah kepada-Ku, hai orang-orang yang berakal.” (Q. S. Al-Baqarah [2]: 197)
Kita telah bersua dengan tamu istimewa yang membawa hadiah yang juga istimewa; tanda rahmah, maghfirah dan jaminan dihindarkannya dari api penderitaan. Ia adalah Ramadhan.

PENTING!

1. Perbekalan: Di dalam menyambut tamu, yang bahkan tamu tersebut membawa hadiah-hadiah yang tak terhingga nilainya; persiapan dalam bentuk perbekalan selama penyambutan dan bersama dalam iman, ketaqwaan dan mengharap keridhoan Tuhan.

2. Takwa – Ketakwaan: Allah Ta’ala telah memberikan petunjuknya yang hakiki dan abadi bahwa sebaik-baiknya perbekalan adalah takwa/ketakwaan. Bekal yang menjadi jaminan keselamatan, bekal yang tidak akan pernah habis di tengah perjalanan, bekal yang akan mengantarkan kepada jalan menuju keridhoan Tuhan.

PERSIAPKAN: Pakaian apa yang akan dipakai untuk menyambut dan bercengkrama bersama dengan RAMADHAN?

Untuk menyambut tamu istimewa ini, pakaian yang harus disiapkan, dipakai dan dipelihara keindahannya semestinya betul-betul pakaian yang istimewa pula.

Pakaian seperti apa yang disebut dengan pakaian istimewa?

Allah Ta’aala memberitahukan bahwa pakaian itu adalah:

... وَلِبَاسُ ٱلتَّقۡوَىٰ ذَٰلِكَ خَيۡرٞۚ ... ٢٦


“Dan perhiasan takwa, itulah yang terbaik.......” (Q. S. Al-A’raf [7]: 26)

Sekali lagi, ketakwaan-lah yang akan menghiasi dan melindungi perjalanan kita dengan Ramadhan. Bahkan hingga di kehidupan masa depan dalam penyatuan bersama Tuhan.

MEMINTA RESTULAH!

Kepada ALLAH; meminta restu kepada Allah adalah hal yang utama. Restu-Nya ini yang akan memberikan bekal kekuatan, kelancaran, kemenangan dan keberkahan selama pertemuan dengan Ramadhan. Melalui doalah restu-Nya akan didapat. Hal ini secara rinci demi meraih:


  1. Taufiq-Nya; Kesempatan dan kekuatan untuk bertemu, bergaul, bercengkrama dan sebanyak-banyaknya meraih manfaat bersama Ramadhan.
  2. Hidayah-Nya; Petunjuk Allah Ta’aala menjadi sangat penting untuk mengetahui bagaimana caranya bergaul dengan Ramadhan.
  3. Inayah-Nya; Tidak daya kekuatan melainkan hanya dari Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung.
  4. Ma’rifah-Nya; Pengetahuan dari Allah Ta’aala yang tidak terbatas menjadi harapan bagi para pencari-Nya untuk meraih ketinggian maqam (kedudukan) dalam hikmah dan ketakwaan.
  5. Berkah-Nya; Menikmati manfaat Ramadhan akan lebih terasa dalam kebahagiaan baik lahir maupun batin jika dinikmati bersama keluarga, orang-orang tercinta bahkan sesama manusia dan segenap makhluk ciptaan-Nya.


Kepada ORANGTUA; Adalah orang yang menjadi perantara kelahiran kita baik secara jasmani maupun ruhani – yang selanjutnya membimbing dan mengarahkan kita mencapai tujuan yakni keridhoan Tuhan. Orangtua kita itu, yakni:


  1. Nabi Muhammad SAW – Melalui beliau-lah secara ruhani kita dapat dilahirkan kembali menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Dengan syarat hormat, patuh, taat dan setiap langkahnya terikat erat dengan Sang Khaataman-Nubuwwat.
  2. Ayah & Ibu – Sesuai sabda Nabi saw., bahwa ridho Allah adalah terletak pada ridho kedua orangtua. Kemurkaan Allah terletak pada kemurkaan orangtua. Maka raihlah dengan doa dan kedekatan.


Kepada DIRI SENDIRI; Bagaimana meminta restu kepada diri sendiri? Kesiapsediaan beberapa unsur ini akan menjadi bekal untuk menghadapi Ramadhan yang telah lama dinanti, yakni:


  1. Hati; Niat yang suci untuk merubah diri menjadi insan hakiki.
  2. Badan; Kesiapan raga yang sehat menjadikan pertemuan dengan Ramadhan menjadi saat membahagiakan.
  3. Tujuan; Mengetahui tujuan hakiki yang telah ditentukan Tuhan menjadi kunci keberhasilan manfaat pertemuan dan kebersamaan dengan bulan suci Ramadhan.


Post a Comment

0 Comments