MUHARRAM: HISTORI & PESAN MORAL DARI HIJRAH




Oleh Mln. Zafar Ahmad Khudori
Muballigh Jemaat Kebumen (Jateng 2)

Muharram adalah bulan pertama yang dipakai di kalender umat Islam (penanggalan Qomariyah atau Hijriyah).

Menurut kamus (baca “Al Munawwir Kamus Arab-Indonesia” hlm. 256-257)Al-Muharromu al-mamnuu’u, artinya: yang dilarang, yang diharamkan: berasal dari kata haromaHurima ‘alaihil amru imtana’a, artinya: terlarang, haram.

Harima fil-qimaari khosiro,  artinya: menderita kerugian.
Harroma wa ahromasy-syai’a, artinya: melarang, mengharamkan. 
Al-Hurumu minal-asy-huri, artinya: Bulan-bulan Suci yaitu Dzul-Qo’dah, Dzul-Hijjah, Muharrom dan Rojab. 

Menurut Pakar Tarikh
Menurut riwayat para ulama pakar tarikh yang masyhur, tarikh Islam mula-mula ditetapkan oleh Umar bin Khaththab r.a. ketika ia menjadi Khalifah pada tahun 17 Hijriyah. 

Menurut kisahnya, hal ini terjadi disebabkan pada suatu hari, Khalifah Umar r.a. menerima sepucuk surat dari sahabatnya, Abu Musa Al-Asy’ari r.a. tanpa dibubuhi tanggal dan hari pengirimannya. Hal itu menyulitkan bagi Khalifah Umar r.a. untuk menyeleksi surat yang mana terlebih dahulu harus diurusnya, sebab ia tidak menandai antara surat yang lama dan yang baru. Oleh sebab itu, Khalifah Umarr.a. mengadakan musyawarah dengan orang yang terpandang dikala itu untuk membicarakan serta menyusun masalah tarikh Islam.

Musyawarah yang diselenggrakan Khalifah Umar r.a. bersama para sahabatnya tadi telah menghasilkan beberapa pilihan tahun bersejarah untuk dijadikan sebagai patokan memulai tarikh Islam tersebut. Yaitu, tahun kelahiran Nabi Muhammad s.a.w., tarikh diutusnya beliau s.a.w. menjadi Rasul, tahun wafat beliau s.a.w. atau ketika beliau s.a.w. hijrah dari Makkah ke Madinah.

Di antara pilihan tersebut, akhirnya ditetapkanlah bahwa tarikh Islam dimulai dari hari hijrahnya Nabi Muhammad s.a.w. dari Makkah ke Madinah menjadi awal tarikh Islam yaitu awal tahun Hijriyah. Hal ini sesuai dengan usulan Ali bin Thalib r.a.(Baca: Menelisik Histori Muharram dan Hijriyah” karya Amirul UlumBaca juga“Rasulullah SAW Sejak Hijrah Hingga Wafat”karya Ali Syari’ati).

Ditetapkan oleh Allah s.w.t.
Perihal bulan dalam Islam Allah s.w.t. berfirman:

“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, [1181menurut ketetapan Allah sejak hari Dia menciptakan langit dan bumi; di antaranya ada empat yang suci. [1182Itulah agama yang teguh. Karena itu, janganlah kamu menganiaya dirimu-sendiri di dalamnya. Dan, perangilah orang-orang musyrik itu semua sebagaimana mereka semua memerangimu. Dan ketahuilah, sesungguhnya Allah beserta orang-orang bertakwa”(QS 9/At-Taubah: 36).

Baik tahun-tahun Qamariah (perhitungan menurut peredaran bulan) maupun Syamsiah (perhitungan menurut peredaran matahari) terdiri atas dua belas bulan (Tafsir no. 1181 karya Malik Ghulam Farid).

Empat bulan suci itu ialah Dzul-Qa’dah, Dzul-Hijjah, Muharram dan Rajab (Tafsir no. 1182 karya Malik Ghulam Farid).

Lagi Dia s.w.t.berfirman:

“Sesungguhnya penangguhan [1183bulan suci itu merupakan tambahan dalam kekafiran; dengan itu, orang-orang yang kafir disesatkan. Setahun mereka menghalalkannya dan di tahun yang lain mereka mengharamkannya supaya mereka dapat menyesuaikan dengan bilangan bulan yang dinyatakan suci oleh Allah. Dengan demikian, mereka menghalalkan apa yang diharamkan Allah. Perbuatan mereka yang buruk itu ditampakkan indah kepada mereka. Dan, Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum kafir” (QS 9/At-Taubah: 37).

Yang dimaksudkan dalam Ayat ini, suatu kebiasaan lama bangsa Arab sebelum Islam. Masa tiga bulan yang berturut-turut ialah Dzul-Qa’dah, Dzul-Hijjah dan Muharram adakalanya dirasakan oleh mereka sebagai suatu masa yang terlalu panjang untuk menahan diri dari gerakan-gerakan militer mereka yang buas itu. Oleh karenanya, dengan tujuan membebaskan diri mereka dari pembatasan bulan-bulan suci itu, adakalanya mereka memperlakukan salah satu bulan suci seperti bulan biasa, dan suatu bulan biasa seperti bulan suci (Tafsir no. 1183 karya Malik Ghulam Farid).

Apakah Hijrah itu?
Secara etimologis, hijrah adalah meninggalkan suatu perbuatan, menjauhkan diri dari pergaulan, pindah dari satu tempat ke tempat lain atau meninggalkan suatu daerah menuju daerah lain, misalnya berpindahnya orang Badui (penduduk padang pasir) menuju ke kota-kota (Lisanul Arab, hal. Vo. 15, hal. 121-122)Baca: Peristiwa di Balik Hijrah Rasulullah” Oleh KH Zakky Mubarak. 

Hikmah di Balik Hijrah
Ada beberapa alasan mengapa Hijrahnya Nabi Muhammad s.a.w. yang ditetapkan sebagai awal tarikh Islam (tahun Hijriyah)

Hal ini tidak lain karena hijrahnya Nabi Muhammad s.a.w. mempunyai nilai yang lebih dalam sejarah perkembangan dakwah Islamiyah. Setelah Nabi Muhammad s.a.w. hijrah ke Madinah, dakwah Islam mulai mencapai kejayaannya yang gemilang.

Berbeda dengan sebelum hijrah, umat Islam merupakan golongan yang selalu ditindas dan disiksa oleh kaum Musyrikin. Dengan hijrahnya Nabi Muhammad s.a.w. dan kaum Muslimin ke Madinah berarti Islam telah mempunyai kedudukan yang kuat.

Dengan melihat sejarah hijrahnya Nabi Muhammad s.a.w., diharapkan peristiwa hijrah akan selalu dikenang oleh umat Islam pada tiap-tiap tahun. Di situ sebagai memorial bagaimana perjuangan yang gigih dan pengorbanan tenaga dan jiwa raga Nabi Muhammad s.a.w. dengan para sahabatnya dalam menegakkan Islam.

Di samping itu, hijrah Nabi Muhammad s.a.w. juga menunjukkan bahwa Allah telah memisahkan dan membedakan antara yang haq dan yang bathil, membedakan mana yang benar dan mana yang salah.

Allah s.w.t. berfirman dalam Al-Quran:
“Sesungguhnya, Allah telah membeli dari orang-orang mukmin jiwa mereka dan harta mereka dan sebagai gantinya bagi mereka tersedia surga; sebab mereka berperang pada jalan Allah, dan mereka membunuh atau terbunuh, janji yang pasti dari-Nya sebagaimana dijelaskan pula dalam Taurat dan Injil dan Al-Quran. Dan siapakah yang lebih setia menepati janjinya lebih dari pada Allah? Maka bergembiralah dengan jual-beli yang telah kamu lakukan dengan-Nya, dan itulah kemenangan yang besar” (QS Surah ke-9/ At-Taubah: 111).

Penjelasan Imam Jemaat Ahmadiyah
Hadhrat Khalifatul Masih IV r.h. menjelaskan:

Jadi topik bahasan ini erat kaitannya: bukan hanya dengan hijrah secara jasmaniah namun juga dengan hijrah secara rohaniah.

Menurut Hadhrat Masih Mau’ud a.s., Ayat (QS 9/At-Taubah: 111) yang tadi saya tilawatkan di hadapan Saudara-saudara selain mengandung pengertian tentang Hijrah, juga tentang Taubat.

Dan rangkuman topik bahasan mengenai Hijrah sebagaimana telah diterangkan dalam Hadits adalah sebagai berikut:

"Semua perbuatan tergantung niatnya dan (balasan) bagi tiap-tiap orang (tergantung) apa yang diniatkan; barangsiapa niat hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya maka hijrahnya adalah kepada Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa niat hijrahnya karena dunia yang ingin digapainya atau karena seorang perempuan yang ingin dinikahinya maka hijrahnya adalah kepada apa yang dia diniatkan" (HR. Bukhari).

Berkenaan dengan masalah ini ada nasehat-nasehat Hadhrat Rasulullah s.a.w. yang lain, dalam Hadits Muslim, Kitab Al-Birr was-Suluh ada sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Hadhrat Abu Hurairah r.a. bahwa telah bersabda Hadhrat Rasulullah s.a.w.:

“Allah Ta’ala tidak melihat kepada wajah kalian, apakah rupawan atau buruk, akan tetapi Allah Ta’ala melihat kepada hati kalian.”

Jadi setiap perbuatan orang-orang-orang beriman tergantung kepada hati dan niatnya. Allah Ta’ala tidak memperhatikan keindahan secara fisik namun yang diperhatikan-Nya adalah hati dan ketulusan niatnya. (Baca: Khutbah Jumah Hadhrat Khalifatul Masih IV r.h.: 23-8-1996).

Sumber:
Ahmad, Mirza Tahir. 1997. Hakikat Hubungan Hijrah dengan Taubat & Jihad(Khutbah Jumah Hadhrat Khalifatul Masih IV r.h.di Masjid Fadhal London pada 23/8/1996 dalam Darsus No. 09/Isy/PB/97).
Farid, Malik Ghulam. 2014. Al-Qur’an Terjemah dan Tafsir Singkat.Bandung: Neratja Press.
Munawwir, Ahmad Warson. 1997. AlMunawwir Kamus Arab-Indonesia.Surabaya: Pustaka Progressif.  
Syari’ati, Ali. 1996. Rasulullah SAW Sejak Hijrah Hingga Wafat. Bandung: Pustaka Hidayah.
Ulum, Amirul. 21-11-2012.Menelisik Histori Muharram dan Hijriyah.NU online.
Mubarak, KH Zakky. 20-9-2017.Peristiwa di Balik Hijrah Rasulullah. NU online.

Post a Comment

0 Comments