Kemungkinan Mendengar Suara Rasulullah Melalui Teknologi – Sebuah petunjuk dari Al-Quran

mendengar suara Rasulullah melalui teknologi di masa lalu

Usama Awan, Ahli Radiologi, AS

Bagaimana jika kita bisa mendengar suara Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dengan telinga kita, dibandingkan hanya membaca riwayat beliau dalam Sahih Al-Bukhari? Bayangkan kita dapat mendengarkan kata-kata suci yang berasal dari bibir beberkat beliau yang penuh berkah. Kedengarannya sulit dipercaya bukan? Tetapi tentu bukan hal yang mustahil. 

Sejarah yang Tersimpan

Kita semua ingat betapa terpesonanya kita saat masih kecil saat guru kita mengajarkan bahwa kita dapat mengetahui umur sebuah pohon hanya dengan menghitung lingkarannya. Sungguh menakjubkan dapat melihat sejarah tercatat dalam lingkaran di dalam tunggul pohon. 

Namun selain umur pohon, ada hal lebih yang dapat kita perkirakan. Sebuah artikel dari NASA menunjukkan bahwa iklim yang dialami pohon selama pohon itu hidup juga dapat terlihat dari lingkarannya.

Tunggul pohon mengandung lingkaran terang dan gelap yang konsentris. Kombinasi satu lingkaran terang dan gelap yang berdekatan menunjukkan satu tahun umur pohon. Lingkaran yang lebih terang menunjukkan pertumbuhan selama musim semi dan musim panas, sedangkan lingkaran yang lebih gelap menunjukkan pertumbuhan selama musim gugur. Seperti diperkirakan, pepohonan tumbuh lebih besar di iklim yang lebih baik, saat cuaca hangat dan basah. Jadi, ketebalan masing-masing lingkaran ini dapat memberi petunjuk pada ahli peleoklimatologi (ilmuan yang mempelajari iklim masa lalu) tentang riwayat pola iklim di masa lalu yang tercatat dalam lingkaran tersebut. 

Fenomena ini juga terlihat pada tubuh manusia. Misalnya, pada anak-anak yang tulangnya masih dalam masa pertumbuhan, kelainan patologis yang mengakibatkan terhentinya pertumbuhan tulang dapat meninggalkan garis sklerotik (putih). Kelainan yang berulang-ulang (misalnya malnutrisi, infeksi dll) dapat mengakibatkan penghentian siklus (cycles of arrest) yang diikuti oleh pertumbuhan. Oleh karena itu, pola garis putih yang berselang-seling diikuti dengan perkembangan tulang yang normal. 

tulang

Gambar 1 (Kiri): Kasus milik Dr Matt A Morgan, Radiopaedia.org, rID: 37960 (Garis penahan pertumbuhan)

Gambar 2 (Kanan): Kasus milik Dr Aneta Kecler-Pietrzyk, Radiopaedia.org, rID: 53160 (normal)


Garis-garis ini disebut sebagai garis 'penahan pertumbuhan'.

Jarak antara garis putih ini akan berkorelasi dengan waktu di antara kelainan atau periode periode pembatasan pertumbuhan, sehingga memungkinkan seseorang mendapatkan pemahaman kronologis yang lebih baik tentang perkembangan anak. Bahkan ada yang berpendapat bahwa garis-garis ini sebenarnya bisa dianggap sebagai varian normal dan bukan hanya akibat penyakit. Dalam skema ini, garis-garis ini hampir serupa dengan lingkaran konsentris yang terlihat pada pohon. 

Sejarah telah meninggalkan kesan tersendiri pada segala hal di sekitar kita - ada yang lebih mudah dipahami dibandingkan yang lain. Misalnya, ketika kita melihat ke langit yang gelap dan berbintang, sebenarnya kita sedang melihat ke masa lalu. Gugus bintang Pleiades yang terkenal (dalam bahasa Arab  الثريا) berjarak sekitar 440 tahun cahaya, artinya cahaya yang kita lihat berasal dari akhir tahun 1500-an. Mata kita menyaksikan langsung sebidang sejarah yang telah menempuh perjalanan miliaran mil untuk mencapai bumi. 

Hukum Kekekalan Energi dan Al-Qur'an

Hukum kekekalan energi memiliki prinsip dasar bahwa energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan; namun dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk lainnya. Cahaya pada hakikatnya adalah paket energi yang merambat dalam bentuk gelobang elektromagnetik. Begitu paket energi ini mengenai bagian belakang mata, fotoreseptor dapat mengubah energi cahaya ini menjadi sinyal listrik yang kemudian diinterpretasikan oleh otak sebagai penglihatan. 

Suara juga merupakan energi. Oleh karena itu, menurut Hukum Kekekalan Energi, energi yang dihasilkan oleh gelombang suara tidak akan pernah dapat dimushankah - ia hanya dapat diubah menjadi bentuk energi lain. Mungkin awalnya tampak membingungkan, tetapi ini adalah hukum sains. 

Kemungkinan Mendengarkan Hadits Secara Langsung

Hazrat Mirza Bashiruddin Mahmud Ahmad, Khalifah kedua Ahmadiyah, dalam tafsir Kabir menjelaskan bahwa suatu hari nanti, kita mungkin bisa mendengar suara asli Rasululah shallallahu 'alaihi wasallam

Beliau memberikan uraian yang mendalam tentang Surah An-Naba ayat 30:

وَ‭ ‬كُلَّ‭ ‬شَيۡءٍ‭ ‬اَحۡصَيۡنٰهُ‭ ‬كِتٰبًا

"Dan segala sesuatu Kami telah mencatatnya dalam sebuah kitab."

Allah telah berfirman bahwa kami telah mencatat segala sesuatu secara rinci atau kami menyimpan catatan rinci tentang segala sesuatu. Artinya rinciannya diamankan sedemikian rupa sehingga tidak ada isinya yang hilang. Kita mengamati bahwa tidak ada tindakan yang dilakukan seseorang yang hilang; sebaliknya, ia tetap tersimpan dengan satu cara atau bentuk lain. 

Penemuan radio merupakan bukti besar kebenaran fakta ini. Seseorang mengucapkan sebuah kata dari jarak ribuan mil, dan kata itu langsung sampai kepada kita. Kita dapat mendengar suara ini di rumah kita seolah-olah orang tersebut tengah duduk bercengkrama di sebelah kita.

Terkadang saya bertanya-tanya apakah tidak mengada-ngada jika sains terus berkembang hingga kita dapat merekam suara-suara di masa lalu.  Jika mesin seperti itu ditemukan, besar kemungkinan kita bisa mendengarkan hadits-hadits yang saat ini tertulis di kitab-kitab, langsung dari mulut Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. 

Meninjau teknologi saat ini, nampaknya hal ini tidaklah mustahil. Terdapat kemajuan [teknologi] yang luar biasa di zaman sekarang ini. Ada kemungkinan bahwa di masa depan teknologi seperti itu akan ditemukan dan kita dapat mengembalikan masa lalu dan dengan mudah mendengarkan suara-suara di masa lalu. Percakapan apapun dari abad manapun yang ingin kita dengarkan, maka kita dengan mudah menyesuaikan mesin untuk memutar ulang percakapan tersebut. Saya berharap ini bisa menjadi sarana bagi dunia untuk mendapatkan kebenaran." (Tafsir Kabir, Vol. 8, hal. 43)

Meskipun mungkin tampak tidak nyata bahwa suatu hari nanti kita dapat mendengar suara-suara di masa lalu, tetapi hal ini bukan berarti mustahil. Lagi pula, baru dua abad yang lalu orang-orang mustahil membayangkan dapat berbicara langsung dengan seseorang di seluruh dunia tanpa harus meninggalkan rumah. Siapa yang tahu apa yang akan terjadi di masa depan?

Sebagaimana dinyatakan dalam ayat di atas, Allah telah mencatat segala sesuatu dalam sebuah kitab. Kita mungkin belum bisa melihat sejarah ini, tetapi sejarah itu ada. Ia tersimpan dalam lingkaran pohon, tulang anak-anak, cahaya bintang dsb. Semuanya meninggalkan kesan, dan tidak ada yang terbuang. 

Sumber: Al Hakam


Post a Comment

0 Comments