HATI : CINTA DAN SURGA


Oleh: Mln. Muhammad Jaelani

Yang Mulia Nabi Muhammad Salallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, "Inna fil jasadi mudghatan idza shalahat shalahal jasadu kulluhu, waidza fasadat fasadal jasadu kulluhu: alaa wahia qalbu. Ada satu bagian terdapat pada tubuh, apabila bagian itu baik maka seluruh tubuh akan baik. Apabila bagian itu rusak maka seluruh tubuh akan rusak: yaitu qalbu."

Alkisah seorang raja di kerajaan Islam menghadiri majelis kecil yang terdiri dari para buzrugh (Bahasa urdu yang berarti orang suci). Dalam majelis itu raja bertanya tentang surga dan neraka. Kemudian seorang buzrugh menjawab, surga  yaitu kondisi  hati yang dipenuhi dengan cinta sedangkan neraka merupakan hati yang dipenuhi dengan kebencian.

Hazrat Khalifatul Masih Ats-tsalits rahimallahu ‘alaihi telah melekatkan slogan Love for all hatred for none kepada Jemaat Ahmadiyah. Selama beliau menjabat sebagai pimpinan Ahmadiyah sedunia, beliau telah mengadakan lawatan ke banyak negara; London, Spanyol yang mana merupakan negeri yang pernah dihuni oleh masyarakat Islam namun kemudian hanya menyisakan sejarah. Dengan peran beliau, mulai diletakkan kembali pondasi masjid sebagai rumah Tuhan. Demikian pula di Ghana dan negara-negara lainnya telah disampaikan pesan cinta dan kasih sayang.

Hazrat Khalifatul Masih Arrabi’ rahimallahu ‘alaihi telah mendirikan Muslim Television Ahmadiyya, dengan tujuan diantaranya untuk menyampaikan pesan cinta keseluruh dunia. Sebagaimana gubahan syair beliau, "Mahabbat ke naghmat uraaengge ham, Kami hendak menyampaikan pesan cinta keseluruh dunia."

Sekarang melalui pucuk pimpinan Jemaat Ahmadiyah sedunia Hazrat Khalifatul Masih Alkhamis ayyadahullahu ta’ala binashrihil ‘aziz, pesan cinta pun telah beliau sampaikan di semua benua; Eropa, Amerika, Asia, Afrika. Dengan motto beliau Love and peace with each other, telah diperdengarkan di berbagai majelis yang beliau hadiri termasuk di beberapa parlemen negara-negara yang telah dikunjungi.

Pesan cinta pun telah Huzur sampaikan melalui surat kepada para pemimpin negara-negara adidaya dan juga pemimpin agama.

Dalam Khutbah Jum’at 29 Desember 2017 beliau berseru: “Sangat penting demi pengabulan do’a, seseorang tidak memberi tempat pada semua dendam dan kebencian pribadi di hatinya; ia memohon pengampunan atas dosa-dosanya sembari menangis dan merendahkan diri; dan guna mendapatkan pemurnian hati yang permanen, ia harus meminta pertolongan dari Allah swt.

Post a Comment

0 Comments