TATANAN RUHANI, JALAN MERAIH MAKRIFAT SEJATI


Oleh : Mln. Muhammad Jaelani

Mata bisa melihat tulisan ini karena faktor cahaya. Ketika cahaya ada namun tulisan ini tidak bisa dilihat berarti ada kerusakan pada komponen mata. Untuk itu perlu ada usaha dari pemilik mata untuk memperbaiki keadaannya, agar bisa melihat tulisan.

Telinga bisa mendengar karena faktor udara. Manakala udara bergerak dengan bebasnya namun suara tidak dengan leluasa terdengar, tandanya ada problem pada instrumen telinga. Perlu upaya bagi yang memilikinya agar keadaan telinganya menjadi sehat seperti sediakala.

Inilah ilustrasi mengenai kondisi manusia. Memiliki mata dan telinga. Mata merupakan kamera hidup yang memotret tanpa film. Ada yang mencoba membandingkan mata dengan kamera. Sebenarnya mata lebih istimewa daripada kamera yang paling canggih sekalipun. Sedangkan telinga sebagai stasiun penerima gelombang suara, lebih dari sekadar corong pengumpul suara.

Pemilik alam semesta telah menyediakan sarana dan prasarana yang memadai bagi mahluk yang bermata dan bertelinga, termasuk manusia. Semua yang diserap oleh mata dan telinga pada dasarnya diterima oleh otak. Manusia memiliki otak yang berkembang untuk membedakannya dari mahluk lain yang ada di semesta. Itulah akal.

Dalam Al-Qur’an surah An-Nahl ayat 13 tertera bahwa, Allah swt telah menciptakan Matahari, Bulan dan Bintang-bintang agar manusia mengambil faedah melalui akalnya.

Pendiri Jemaat Ahmadiyah di dalam buku Barakatud Do’a menjelaskan bahwa, untuk memahami tatanan ruhani maka diperlukan pemahaman akan tatanan jasmani. Dengan begitu ada kemudahan memahami ayat-ayat qauliyah dan ayat kauniyah.

Sebagaimana dalam tatanan jasmani ada Matahari, Bulan dan Bintang. Begitu pun di dalam tatanan ruhani. Matahari dalam tatanan ruhani adalah Yang Mulia Nabi Muhammad Salallahu ‘alaihi wa sallam, Bulan dalam tatanan ruhani adalah para Mujaddid dan Bulan Purnama atau Rembulan yang ke-empat belas adalah Mujaddid ‘Azham, Imam Mahdi dan Masih Mau’ud yaitu Hazrat Mirza Ghulam Ahmad ‘Alaihissalam. Sedangkan Bintang-bintang dalam tatanan ruhani adalah para sahabat.

Jika Manusia bisa mengambil manfaat dari Matahari, Bulan dan Bintang-bintang dari alam jasmani, kenapa tidak mau mengambil manfaat Matahari, Bulan dan Bintang-bintang dari alam ruhani. Padahal Manusia tidak hanya memiliki tubuh jasmani saja, tapi juga memiliki ruh.

Post a Comment

0 Comments