RUMAHKU SURGAKU


Oleh : Mln. Hendra Muslich

‘’Rumahku surgaku’’ adalah ungkapan yang sangat pendek namun sarat dengan makna yang dalam dari Rasulullah SAW.

Rasulullah SAW menyampaikan demikian bukanlah sekedar ungkapan belaka,tapi beliau SAW sudah merasakan bagaimana suasana surga ada di dalam rumah beliau SAW. Seperti apakah surga di dalam rumah beliau SAW?

Sebuah rumah di zaman sekarang ini merupakan suatu kebutuhan  yang menjadi prioritas dalam sebuah keluarga. Kita sangat mendambakan kebutuhan sandang,pangan dan papan terpenuhi. Kita akan merasakan ketenangan bila hal itu ada, sebaliknya bila tidak terpenuhi akan menjadi masalah dalam keluarga.

Tidak bisa kita pungkiri, di zaman yang serba materi ini, ukuran suatu kebahagiaan suatu keuarga terkadang diukur dari kondisi rumah yang mewah, dengan peralatan rumah yang serba wah dan tentunya modern dan mahal. Namun dari semua itu... kembali ke surganya rumah Rasulullah SAW, seperti apakah itu?

Alam pikiran kita kembali menerawang jauh ke belakang, ke masa 1400 tahun yang lewat ke masa kehidupan jungjungan kita yang mulia Rasulullah SAW. Sisi kehidupan rumah tangga Rasulullah SAW. Kita membaca gambaran  dalam tarikh bagaimana sebenarnya gambaran rumah tangga beliau Saw.

Beliau tinggal di rumah yang menempel dengan mesjid,ruangan kamar beliau begitu sempit, saking sempitnya manakala beliau sujud dalam shalat beliau, beliau geser kaki istri beliau Aisyah.
Kemudian di dalam kamar beliau hanya ada wadah air untuk wudhu beliau Saw,tidak ada properti lain yang seperti zaman sekarang.

 Beliau dan keluarga menjalani kehidupan berumah tangga dengan penuh kesederhanaan. Beliau qanaah dengan keterbatasan, menjalani hari-hari dengan rasa syukur walau terkadang tidak ada makanan yang bisa di makan hari itu. Tapi di dalam rumah beliau terpancar surga, bukan karena kemewahan materi tapi nuansa kerohanian yang haqiqi dari seorang Nabi Agung beserta keluarganya.

Jadi surganya suatu rumah tidak diukur dari besar dan mewahnya rumah kita, perabotan rumah yang memadai dan serba modern. Tapi surganya suatu rumah sangat ditentukan oleh penghuninya sendiri.
Rumah yang didalamnya di huni oleh insan-insan ibadurrahman, yang mewarnai rumah dengan nuansa akhlak islami, senantiasa mengagungkan asma ilahi, keluarga yang berjiwa takwa, mengagungkan Al-Quran disetiap denyut nadi dan nafasnya, saling menghargai dan menghormati, banyak bersyukur dan bertafakur, dan selalu mendahulukan agama daripada dunia, maka insyaAllah Rumahku adalah Surgaku bukanlah suatu khayalan tapi kenyataan yang pasti.

Rasulullah Saw sudah memberikan banyak contoh, tergantung dan kembali kepada kita apakah kita mau?

Post a Comment

0 Comments