BENARKAH NABI ISA a.s BISA MENGHIDUPKAN ORANG MATI?




Oleh: Mln. Syamsul Ülum 

Kepercayaan yang sudah berakar pada sebagian umat Islam dan umat Kristen tentang kemampuan Nabi Isa as yang bisa menghidupkan orang yang sudah mati, menciptakan burung dari tanah, menyembuhkan penyakit kusta dan menyembuhkan orang buta adalah kepercayaan yang sudah turun temurun.

Mereka meyakininya dengan membabi buta tanpa harus dikaji dan diselidiki tarlebih dahulu. Sehingga tanpa disadari kepercayaan meyakini bahwa nabi Isa as mampu menghidupkan orang yang sudah mati itu berarti telah menghidupkan kepercayaan tentang ketuhanan Yesus yang diyakini oleh umat Kristen.

Padahal, dalam Bible Yesus tidak pernah memperlihatkan mu'jizat semacam itu, seperti menghidupkan orang mati, membuat burung, menyembuhkan orang sakit kusta dan menyembuhkan orang buta. 

Sumber kepercayaan tersebut berasal dari Al-Qur.an surah Ali Imran ayat 49, yang mereka pahami secara harfiyah. 

Allah SWT berfirman:

وَرَسُوْلًا اِلٰى بَنِيْۤ اِسْرٰٓءِيْلَ ۙ اَنِّيْ قَدْ جِئْتُكُمْ بِاٰ يَةٍ مِّنْ رَّبِّكُمْ ۙ اَنِّيْۤ اَخْلُقُ لَـكُمْ مِّنَ الطِّيْنِ كَهَیْــئَةِ الطَّيْرِ فَاَ نْفُخُ فِيْهِ فَيَكُوْنُ طَيْرًا بِۢاِذْنِ اللّٰهِ ۚ وَاُ بْرِئُ الْاَ كْمَهَ وَا لْاَ بْرَصَ وَاُ حْيِ الْمَوْتٰى بِاِ ذْنِ اللّٰهِ ۚ وَ اُنَبِّئُكُمْ بِمَا تَأْكُلُوْنَ وَمَا تَدَّخِرُوْنَ ۙ فِيْ بُيُوْتِكُمْ ۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰ يَةً لَّـكُمْ اِنْ كُنْتُمْ مُّؤْمِنِيْنَ ۚ 

"Dan sebagai rasul kepada Bani Israil (dia berkata), Aku telah datang kepada kamu dengan sebuah tanda (mukjizat) dari Tuhanmu, yaitu aku membuatkan bagimu (sesuatu) dari tanah berbentuk seperti burung, lalu aku meniupnya, maka ia menjadi seekor burung dengan izin Allah. 

Dan aku menyembuhkan orang yang buta sejak dari lahir dan orang yang berpenyakit kusta. Dan aku menghidupkan orang mati dengan izin Allah, dan aku beri tahukan kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan di rumahmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat suatu tanda (kebenaran kerasulanku) bagimu, jika kamu orang beriman." (QS. Ali 'Imran 3: Ayat 49)

Inilah dasar kepercayaan tentang mu'jizat Nabi Isa a.s yang telah dipahami secara harfiyah (tekstual) 

Dalam suatu pengajian penulis pernah bertanya kepada hadirin tentang perbedaan antara burung ciptaan Allah Swt dengan burung ciptaan Nabi Isa as. Semuanya terdiam tiba-tiba ada salah satu hadirin yang menjawab: "Mungkin burung Gereja itu burung ciptaan Nabi Isa itu.

Mendengar jawaban tersebut para hadirin tertawa. Dan salah seorang temannya ada yang menyanggahnya: "Sama saja burung Gereja dan semua jenis burung itu semuanya ciptaan Allah Swt tidak ada yang ciptaan manusia. 

Dalam bible diceritakan pernah beberapa ahli Taurat dan orang Farisi meminta kepada Yesus untuk memperlihatkan mu'jizatnya, sebagaimana yang tercantum dalam injil Matius 12:38-40) yaitu: 

"Pada waktu itu berkatalah beberapa ahli Taurat dan orang Farisi kepada Yesus:"Guru, kami ingin melihat suatu tanda darimu, tetapi jawabnya kepada mereka: "angkatan yang jahat dan tidak setia ini menuntut suatu tanda, tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus" 

Mereka menghendaki supaya Yesus melakukan suatu perbuatan diluar akal sehat manusia seperti membuat burung atau menghidupkan orang mati. Tapi semua itu tidak pernah dilakukan oleh Yesus malah Yesus memberikan suatu tanda (mujizat) seperti mujizat nabi Yunus as. Dan kita ketahui bahwa mu'jizat nabi Yunus a.s adalah tiga hari beliau a.s di dalam perut ikan Hiu dalam keadaan masih hidup.

Peristiwa yang sama juga pernah dialami oleh Nabi Muhammad Saw, ketika Beliau Saw memproklamirkan kerasulannya tiba-tiba kaum kafir Mekah meminta suatu mu'jizat, sama seperti yang dilakukan oleh orang Yahudi terhadap Yesus. Sebàgaimana Al-Qur'an menceritakan:

وَقَا لُوْا لَوْلَاۤ اُنْزِلَ عَلَيْهِ اٰيٰتٌ مِّنْ رَّبِّهٖ ۗ قُلْ اِنَّمَا الْاٰ يٰتُ عِنْدَ اللّٰهِ ۗ وَاِ نَّمَاۤ اَنَاۡ نَذِيْرٌ مُّبِيْنٌ

"Dan mereka (orang-orang kafir Mekah) berkata, Mengapa tidak diturunkan mukjizat-mukjizat dari Tuhannya? Katakanlah (Muhammad), Mukjizat-mukjizat itu terserah kepada Allah. Aku hanya seorang pemberi peringatan yang jelas." (QS. Al-'Ankabut 29: Ayat 50)

Mereka meminta kepada Rasulullah Saw agar memperlihatkan mu'jizat-mu'jizatnya, seperti: naik ke langit, membuat beberapa mata air yang memancar dari bumi, membuat kebun- kebun serta rumah dari emas dan mendatangkan Allah dan para malaikat berhadap-hadapan dg mereka, sebàgaimana yang difirmankan dalam Al-Qur'an surah  Al-Israa ayat 90-93:

وَقَالُوا لَنْ نُؤْمِنَ لَكَ حَتَّىٰ تَفْجُرَ لَنَا مِنَ الْأَرْضِ يَنْبُوعًا

  Dan mereka berkata: "Kami sekali-kali tidak percaya kepadamu hingga kamu memancarkan mata air dan bumi untuk kami (90)

 أَوْ تَكُونَ لَكَ جَنَّةٌ مِنْ نَخِيلٍ وَعِنَبٍ فَتُفَجِّرَ الْأَنْهَارَ خِلَالَهَا تَفْجِيرًا

atau kamu mempunyai sebuah kebun korma dan anggur, lalu kamu alirkan sungai-sungai di celah kebun yang deras alirannya (91)

. أَوْ تُسْقِطَ السَّمَاءَ كَمَا زَعَمْتَ عَلَيْنَا كِسَفًا أَوْ تَأْتِيَ بِاللَّهِ وَالْمَلَائِكَةِ قَبِيلًا

atau kamu jatuhkan langit berkeping-keping atas kami, sebagaimana kamu katakan atau kamu datangkan Allah dan malaikat-malaikat berhadapan muka dengan kami.(92)

 أَوْ يَكُونَ لَكَ بَيْتٌ مِنْ زُخْرُفٍ أَوْ تَرْقَىٰ فِي السَّمَاءِ وَلَنْ نُؤْمِنَ لِرُقِيِّكَ حَتَّىٰ تُنَزِّلَ عَلَيْنَا كِتَابًا نَقْرَؤُهُ ۗقُلْ سُبْحَانَ رَبِّي هَلْ كُنْتُ إِلَّا بَشَرًا رَسُولًا

Atau kamu mempunyai sebuah rumah dari emas, atau kamu naik ke langit. Dan kami sekali-kali tidak akan mempercayai kenaikanmu itu hingga kamu turunkan atas kami sebuah kitab yang kami baca" Katakanlah: "Maha Suci Tuhanku, bukankah aku ini hanya seorang manusia yang menjadi rasul?" (93)

Inilah jawaban yang diberikan Allah Swt kepada orang-orang kafir Mekah: 

 ۗ قُلْ اِنَّمَا الْاٰ يٰتُ عِنْدَ اللّٰهِ ۗ وَاِ نَّمَاۤ اَنَاۡ نَذِيْرٌ مُّبِيْنٌ

" Katakanlah (Muhammad), Mukjizat-mukjizat itu terserah kepada Allah. Aku hanya seorang pemberi peringatan yang jelas."
(QS. Al-'Ankabut 29: Ayat 50)

Dan di Ayat lain Allah Swt menyuruh Beliau saw untuk mengatakan:

قُلْ اِنَّمَاۤ اَنَاۡ بَشَرٌ مِّثْلُكُمْ يُوْحٰۤى اِلَيَّ اَنَّمَاۤ اِلٰهُكُمْ اِلٰـهٌ وَّا حِدٌ ۚ 

"Katakanlah (Muhammad), Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang telah menerima wahyu, bahwa sesungguhnya Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa..."
(QS. Al-Kahf 18: Ayat 110)

Dialog singkat

Dalam suatu dialog penulis pernah ditanya oleh seorang penganut satu Tarekat. Beliau bertanya: 

"Kenapa orang Kristen menganggap Nabi Isa sebagai Tuhan?

Penulis jawab: "Ada beberapa hal yang mendasari kenapa orang Kristen menganggap Nabi Isa as sebagai Tuhan yaitu diantaranya karena Nabi Isa a.s memiliki mu'jizat sama seperti yang dimiliki Tuhan yaitu: 

Pertama: Tuhan bisa menghidupkan orang mati, Nabi Isa juga bisa menghidupkan orang mati.

Kedua: Tuhan bisa membuat burung Nabi Isa juga bisa. 

Ketiga: Tuhan bisa menyembuhkan penyakit Kusta, Nabi Isa juga bisa menyembuhkan penyakit kusta. 

Keempat: Tuhan bisa menyembuhkan orang buta Nabi Isa juga bisa,  lalu apa bedanya nabi Isa dengan Tuhan?. 

Kemudian beliau berkata: "Tapi mu'jizat Nabi Isa itu terdapat dalam al-Qur'an." Penulis jawab: Benar, ada terdapat dalam surah Ali Imran. 

Lalu penulis bertanya: Menurut bapak apa mu'jizat Nabi Muhamad yang paling besar?.

Kemudian beliau menjawab: "Al-Qur'an."

Lalu penulis bertanya lagi: "pernahkah bapak mendengar atau membaca dari cerita-cerita atau dari buku-buku sejarah Islam bahwa Nabi Muhammad Saw dengan mu'jizatnya Al-Qur'an bisa menghidupkan orang mati?" 

beliau menjawab: "tidak pernah. Lalu penulis katakan: "Bagaimana kalau saya katakan bahwa Nabi Muhammad dengan mu'jizatnya (Al-Qur'an) bisa menghidupkan orang mati, membelah bumi dan menggoncangkan gunung"?

Dengan wajah penasaran, beliau berkata: "Bagaimana mungkin?

 Lalu penulis katakan lagi: "Yang namanya mu'jizat sesuatu yang tidak mungkin, bisa menjadi mungkin".

Kemudian beliau berkata: "Tapi saya belum pernah mendengar Nabi Muhammad bisa menghidupkan orang mati. 

Lalu penulis katakan: "Coba bapak baca surah Ar-ra'du Ayat 31, lalu penulis bacakan ayatnya sambil menterjemahkan artinya:

Allah SWT berfirman:

وَلَوْ اَنَّ قُرْاٰ نًا سُيِّرَتْ بِهِ الْجِبَا لُ اَوْ قُطِّعَتْ بِهِ الْاَ رْضُ اَوْ كُلِّمَ بِهِ الْمَوْتٰى ۗ بَلْ لِّـلّٰهِ الْاَ مْرُ جَمِيْعًا ۗ اَفَلَمْ يَايْـئَسِ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْۤا اَنْ لَّوْ يَشَآءُ اللّٰهُ لَهَدَى النَّا سَ جَمِيْعًا ۗ وَلَا يَزَا لُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا تُصِيْبُهُمْ بِمَا صَنَعُوْا قَا رِعَةٌ اَوْ تَحُلُّ قَرِيْبًا مِّنْ دَا رِهِمْ حَتّٰى يَأْتِيَ وَعْدُ اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُخْلِفُ الْمِيْعَا دَ

"Dan sekiranya ada suatu bacaan (kitab suci) yang dengan itu gunung-gunung dapat digoncangkan, atau bumi jadi terbelah, atau orang yang sudah mati dapat berbicara, (itulah Al-Qur'an). Sebenarnya segala urusan itu milik Allah. Maka tidakkah orang-orang yang beriman mengetahui bahwa sekiranya Allah menghendaki (semua manusia beriman), tentu Allah memberi petunjuk kepada manusia semuanya. 

Dan orang-orang kafir senantiasa ditimpa bencana disebabkan perbuatan mereka sendiri atau bencana itu terjadi di dekat tempat kediaman mereka, sampai datang janji Allah (penaklukan Mekah). Sungguh, Allah tidak menyalahi janji."
(QS. Ar-Ra'd 13: Ayat 31)

Kemudian beliau berkata: "Ayat itukan harus diartikan secara majazi bukan dalam arti yang sebenarnya.

Lalu penulis katakan: "kalau begitu bapak kurang adil dalam memahami suatu ayat. Lalu dengan wajah sedikit kaget beliau berkata: "Maksudnya kurang adil yang bagaimana? 

Penulis katakan: "Ya jelas bapak kurang adil, bapak memahami mu'jizat Nabi Muhammad Saw secara majazi (tidak sebenarnya) sedangkan memahami mu'jizat Nabi Isa as secara haqiqi (sebenarnya), padahal kedua-duanya terdapat dalam Al-Qur'an bahkan bapak sepertinya lebih mengunggulkan mu'jizat Nabi Isa as daripada mujizat Nabi Muhammad Saw?" Mendengar perkataan penulis bapak itu terdiam. 

Memahami lafadh-lafadh dalam Al-Qur'an.

Dalam Al-Qur.an banyak sekali terdapat kata-kata yang tidak bisa dipahami secara harfiyah tetapi harus dipahami secara ma'nawi atau secara ilmu bahasa, seperti: lafadh Gharib (kata-kata asing atau aneh yang tidak mudah dipahami oleh kebanyakan orang).

Muarrab (kata-kata dari bahasa asing yang dipakai oleh bangsa Arab dalam arti tertentu), Istiarah (kata-kata penyerupaan atau tasybih tanpa memakai adatut tasybih), Musytarak (kata yang mempunyai lebih dari satu arti), Muradhif (Sinonim atau persamaan kata), dan Majaz (kata-kata yang dipakai tidak menurut arti yang sebenarnya). 

Dalam memahami Al-Qur,an kita harus mengetahui ayat-ayat mana yang mengandung lafadh-lafadh seperti diatas. Misalnya dalam surah Al-An'am, ayat 122. Allah Swt berfirman:

اَوَمَنْ كَا نَ مَيْتًا فَاَ حْيَيْنٰهُ وَجَعَلْنَا لَهٗ نُوْرًا يَّمْشِيْ بِهٖ فِى النَّا سِ كَمَنْ مَّثَلُهٗ فِى الظُّلُمٰتِ لَـيْسَ بِخَا رِجٍ مِّنْهَا ۗ كَذٰلِكَ زُيِّنَ لِلْكٰفِرِيْنَ مَا كَا نُوْا يَعْمَلُوْنَ

"Dan apakah orang yang sudah mati lalu Kami hidupkan dan Kami beri dia cahaya yang membuatnya dapat berjalan di tengah-tengah orang banyak, sama dengan orang yang berada dalam kegelapan, sehingga dia tidak dapat keluar dari sana? Demikianlah dijadikan terasa indah bagi orang-orang kafir terhadap apa yang mereka kerjakan." (QS. Al-An'am 6: Ayat 122)

Jadi maksud ayat tersebut adalah orang yang sesat lalu diberi petunjuk. Orang yang mati sama dengan orang yang sesat, lalu dihidupkan lalu diberi petunjuk. 

Dalam yang ayat ini kata "Mati" dipinjam untuk orang-orang sesat dan kafir. Sedangkan kata "Hidup" dipinjam untuk orang-orang yang beriman dan orang-orang yang mendapat petunjuk. Atau ketika Al-Qur,an bicara tentang tangan Allah, artinya bukan berarti tangan Allah sama seperti tangan yang kita miliki.

Oleh karena itu, jika kita tidak memahami mana kata-kata sebènarnya dan mana kata-kata yang tidak sebenarnya, maka akan kita dapati pertentangan di dałamnya, seperti kebanyakan orang memahami tentang mu'jizat Nabi Isa as tersebut.

Arti "menghidupkan orang mati" 

Cerita tentang Nabi Isa a.s yang bisa menghidupkan orang yang sudah mati ini begitu populer baik dari kalangan umat Islam ataupun dari umat Kristen sendiri. Kalau umat Kristen meyakini bahwa Nabi Isa atau Yesus bisa menghidupkan orang yang sudah mati secara fisik itu wajar-wajar saja, karena mereka menganggap bahwa Yesus itu "Tuhan".

Tapi, kalau umat Islam mempercayai Nabi Isa bisa menghidupkan orang yang sudah mati secara fisik (jasmani) bahkan sampai sekarang masih hidup di langit itu sangat tidak wajar. Karena akan sangat bertentangan dengan firman Allah Swt:
اِنَّا نَحْنُ نُحْيِ الْمَوْتٰى ....

 "Sesungguh, Kamilah yang menghidupkan orang-orang yang telah mati...(Os. Yasin ayat 12). 

Juga dalam ayat yang lain Allah Swt berfirman:

 ۗ كَذٰلِكَ يُحْيِ اللّٰهُ الْمَوْتٰى ۙ وَيُرِيْکُمْ اٰيٰتِهٖ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُوْنَ

"Demikianlah Allah menghidupkan (orang) yang telah mati dan Dia memperlihatkan kepadamu tanda-tanda (kekuasaan-Nya) agar kamu mengerti." (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 73)

Dalam ayat lain juga, Allah Swt berfirman:

Allah SWT berfirman:

قُلْ يٰۤاَ يُّهَا النَّا سُ اِنِّيْ رَسُوْلُ اللّٰهِ اِلَيْكُمْ جَمِيْعًا ٭لَّذِيْ لَهٗ مُلْكُ السَّمٰوٰتِ وَا لْاَ رْضِ ۚ لَاۤ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ يُحْيٖ وَيُمِيْتُ ۖ فَاٰ مِنُوْا بِا للّٰهِ وَرَسُوْلِهِ النَّبِيِّ الْاُ مِّيِّ الَّذِيْ يُؤْمِنُ بِا للّٰهِ وَكَلِمٰتِهٖ وَا تَّبِعُوْهُ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُوْنَ

"Katakanlah (Muhammad), Wahai manusia! Sesungguhnya aku ini utusan Allah bagi kamu semua, Dialah (Allah) Yang memiliki kerajaan langit dan bumi; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, yang menghidupkan dan mematikan, maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, (yaitu) Nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya). Ikutilah dia, agar kamu mendapat petunjuk."
(QS. Al-A'raf 7: Ayat 158)

Jadi menghidupkan dan mematikan manusia secara jiwa dan fisiknya itu adalah mutlak kewenangan Tuhan Yang Maha Kuasa, manusia tidak pernah diberi kekuatan dan kekuasaan seperti yang Tuhan lakukan. Karena, Allah Swt tidak pernah mengajari para nabi dan rasul-Nya bagaimana cara menghidupkan dan mematikan manusia demikian pula dengan nabi Isa as.

Beliau as seorang manusia biasa yang juga tidak punya kemampuan untuk menghidupkan orang yang sudah meninggal dunia, karena orang yang sudah meninggal dunia tidak mungkin dihidupkan kembali ke dunia. Sebagaimana firman-Nya: 

وَ حَرٰمٌ عَلٰى قَرْيَةٍ اَهْلَكْنٰهَاۤ اَنَّهُمْ لَا يَرْجِعُوْنَ

"Dan tidak mungkin bagi (penduduk) suatu negeri yang telah Kami binasakan, bahwa mereka tidak akan kembali (kepada Kami)."
(QS. Al-Anbiya 21: Ayat 95)

Lalu apa maksudnya Nabi Isa a.s menghidupkan orang mati?

Jadi maksud dari "menghidupkan orang mati" yang dilakukan oleh Nabi Isa adalah menghidupkan orang- orang yang mati ruhaninya. Bukan menghidupkan orang yang mati secara fisik.  

Sejarah mencatat masa kematian ruhani orang-orang Yahudi itu terjadi pada zaman Nabi Isa as. Orang-orang Yahudi sudah tidak lagi melaksanakan hukum-hukum Taurat dengan benar serta suka mengubah-ubah dan menyalahi hukum dalam kitab Taurat dan menakwilkannya menurut hawa nafsunya, durhaka kepada Tuhan, berbuat maksiat, menyembah harta benda, suka menuruti hawa nafsunya tanpa mengindahkan norma-norma agama, menyombongkan diri, suka mengkultuskan ulama dan para rahibnya dan menjadikan Nabinya sebagai Tuhan.(Qs.9:32), suka membunuh para  nabi dan mendustakan para nabi, (Qs.2:88, 5:71). 

Abdullah bin Mas’ud radhiallahu’anhu berkata: “Pernah terjadi bani Israil dalam satu hari membunuh tiga ratus nabi. Setelah itu mereka melanjutkan pasaran rempah-rempahnya di sore hari.” 

Tentang pembunuhan di antara mereka, Allah berfirman, “Dan (ingatlah), ketika kamu membunuh seorang manusia lalu kamu saling tuduh menuduh tentang itu. dan Allah hendak menyingkapkan apa yang selama ini kamu sembunyikan.” (Qs. Al-Baqarah[2]:72).

Bani Israil (Yahudi) merupakan kaum pembunuh para nabi, bahkan dalam suatu kisah, kaum Yahudi ini dikatakan telah membunuh 300 nabi Allah yang berasal dari kaumnya sendiri, termasuk Nabi Zakaria a.s. yang dibelah dari atas kepala dan seluruh badannya hingga menjadi dua, memenggal kepala Nabi Yahya a.s., serta mencoba membunuh Nabi Isa a.s.

Mereka juga telah berniat mencelakai Nabi Musa a.s., berupaya membunuh Nabi Yusuf a.s. yang diceburkan ke dalam sumur, dan juga melakukan percobaan pembunuhan terhadap Rasulullah SAW. Tidak salah jika dikatakan bahwa kaum Yahudi adalah kaum pembunuh para nabi.

Allah SWT berfirman:

اِنَّ الَّذِيْنَ يَكْفُرُوْنَ بِاٰ يٰتِ اللّٰهِ وَيَقْتُلُوْنَ النَّبِيّٖنَ بِغَيْرِ حَقٍّ ۙ وَّيَقْتُلُوْنَ الَّذِيْنَ يَأْمُرُوْنَ بِا لْقِسْطِ مِنَ النَّا سِ ۙ فَبَشِّرْهُمْ بِعَذَا بٍ اَ لِيْمٍ

"Sesungguhnya orang-orang yang mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa hak (alasan yang benar) dan membunuh orang-orang yang menyuruh manusia berbuat adil, sampaikanlah kepada mereka kabar gembira, yaitu azab yang pedih."
(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 21)

Ibnu Jarir meriwayatkan sebuah hadis dari Abu Ubaidah bin Jarrah, yang mengatakan:

 “Aku bertanya kepada Rasulullah saw., ‘Siapakah orang yang paling berat siksaannya kelak di hari kiamat, wahai Rasulullah?’ Jawab beliau, ‘Orang yang membunuh seorang nabi atau seseorang yang memerintahkan perbuatan mungkar dan mencegah kebajikan’. Kemudian beliau membacakan ayat ini. 

Lalu Nabi bersabda, ‘Wahai Abu Ubaidah, orang-orang Bani Israil telah membunuh empat puluh tiga nabi di awal siang hari dalam waktu satu jam. Kemudian seratus orang laki-laki dan tujuh puluh di antaranya ahli ibadah dari Bani Israil memprotes terhadap orang-orang yang telah membunuh para nabi agar berbuat kebajikan dan melarang mereka melakukan kemungkaran. Tetapi orang-orang Bani Israil membunuh mereka pada hari yang sama, yaitu di penghujung hari tersebut.”

Padahal Rasulullah Saw bersabda: "Seberat-beratnya siksaan manusia di hari kiamat yaitu seseorang yang dibunuh oleh Nabinya dan yang membunuh Nabi, pimpinan yang menyesatkan, dan orang-orang yang memberi contoh kesesatan(HR. Ahmad). 

Dan Bible juga menceritakan tentang kelakuan orang-orang Yahudi terhadap para nabi:

Matius 23: 29-30
(29) Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu membangun makam nabi-nabi dan memperindah tugu orang-orang saleh (30) dan berkata: Jika kami hidup di zaman nenek moyang kita, tentulah kami tidak ikut dengan mereka dalam pembunuhan nabi-nabi itu. 

Lukas 13:34 

"Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu! Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau.

Jadi kebiasaan dan perbuatan orang-orang Yahudi tersebut, dalam istilah Al-Qu'an disebut "Orang-orang yang mati". Oleh karena itu Allah Swt mengutus Nabi Isa a.s untuk "menghidupkan ruhani orang- orang Yahudi yang sudah mati hati dan ruhaninya". Sebab tugas para Nabi dan Rasul Allah itu untuk membimbing dan membangun rohani umat manusia. Sebagaimana Rasulullah Saw juga telah menghidupkan bangsa Arab setelah kematiannya. 

Pada masa jahiliyah ada salah seorang sahabat Nabi Saw  sebelum masuk agama Islam, mereka adalah orang yang suka berkelahi, mabuk, membunuh dan bahkan ada dengan teganya membunuh putrinya sendiri dengan cara mengubur hidup-hidup.

Perbuatan-perbuatan seperti itu dalam istilah Al-Qur'an disebut "Orang yang mati dalam arti akhlak dan rohaninya. Sedangkan pekerjaan mendidik dan merubah akhlak yang buruk menjadi akhlak yang baik sehingga memiliki kerohanian yang tinggi, yang dilakukan oleh para Nabi Allah terhadap kaumnya, dalam istilah kerohanian disebut "Menghidupkan orang mati".



Post a Comment

0 Comments