PENGORBANAN HARTA DI DALAM ISLAM





بسم الله الرحمن الرحيم
نحمده و نصلى على رسوله الكريم و على عبده المسيح الموعود

Oleh : Mln. Dian Kamiludin

الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ

Yaitu mereka yang beriman kepada yang gaib, dan tetap mendirikan salat dan dari apa-apa yang telah Kami rezekikan kepada mereka, mereka membelanjakan.[1]

Dalam sebuah Jemaat Ilahi, pengorbanan adalah sesuatu yang sangat penting di mana ketika manusia sedang asyik dalam kesibukan dunia dan memperkaya diri sendiri, di saat itu juga Allah swt mengutus hamba-Nya untuk menyelamatkan dunia dari kehancuran dan mendirikan sebuah Jemaat yang berisi orang-orang yang rela berkorban dan mewaqafkan segala sesuatu dari kepala sampai ujung kaki mereka, dari harta bahkan nyawa mereka sekalipun, mereka siap mempersembahkannya kepada Sang Khaliq.

Namun, yang perlu diingat dan diketahui adalah bahwa pengorbanan yang utama di dalam Islam adalah pengorbanan harta bukan pengorbanan jiwa atau nyawa sebagaimana anggapan yang keliru dari beberapa orang muslim dewasa ini. Sebagaimana yang tercantum dalam firman Allah swt:

 يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا هَلْ أَدُلُّكُمْ عَلَى تِجَارَةٍ تُنْجِيكُمْ مِنْ عَذَابٍ أَلِيمٍ
تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَتُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ

Hai, orang-orang yang beriman! Apakah mau Aku tunjukkan kepadamu suatu perdagangan yang akan menyelamatkan kamu dari azab yang pedih? Kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, dan kamu berjihad di jalan Allah dengan hartamu dan jiwamu. Yang demikian itu lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.[2]

Dari ayat tersebut sangat jelas bahwa berjihad di jalan Allah swt yang pertama adalah dengan harta, yaitu pengorbanan harta untuk dakwah dan kemajuan Islam sehingga kalau ada anggapan bahwa berjihad di dalam Islam itu yang utama adalah dengan jiwa atau nyawa dengan jalan bom bunuh, melukai orang lain dan sebagainya adalah sebuah kekeliruan.

Dalam satu kesempatan Pendiri Jemaat Muslim Ahmadiyah, Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as menerangkan satu riwayat yang sangat terkenal, “Pada suatu kejadian, Rasulullahﷺ mengumumkan bahwa beliau ﷺ membutuhkan uang. Waktu itu Hadhrat Abu Bakar ra membawa semua isi rumah kepada Rasulullah 

Beliau bertanya, ‘Hai Abu Bakar, apa yang engkau tinggalkan di rumah?’ Jawabnya, ‘Saya hanya meninggalkan Allah dan Rasul-Nya.’ Sedangkan Hadhrat Umar ra membawa separuh dari harta bendanya. 

Nabi ﷺ bertanya kepada Hadhrat Umar ra, ‘Hai Umar, apa yang engkau tinggalkan di rumah?’ Jawabnya, ‘Setengah dari harta.’ Maka Rasulullah ﷺ bersabda, ‘Perbedaan amal yang dilakukan antara Abu Bakar dan Umar itulah yang membedakan pula martabat mereka.’ [3]

Jika kita pahami riwayat tersebut, sangat jelas bahwa pengorbanan harta di dalam Islam sudah ada sejak zaman Rasulullah   dan para sahabat ra sehingga dari riwayat tersebut menjadi bahan bagi kita dalam menafkahkan sebagian rezeki kita di jalan Allah swt untuk syiar Islam. Sebagimana Allah swt berfirman:

لَنْ تَنَالُوا الْبِرَّ حَتَّى تُنْفِقُوا مِمَّا تُحِبُّونَ وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ شَيْءٍ فَإِنَّ اللَّهَ بِهِ عَلِيمٌ

Sekali-kali kamu tidak akan mencapai kebaikan yang sempurna, sebelum kamu membelanjakan sebagian dari apa yang kamu cintai; dan apa pun yang kamu belanjakan, maka sesungguhnya tentang itu Allah swt. Maha Mengetahui.[4]

Begitu juga Pendiri Jemaat Muslim Ahmadiyah memberikan nasihat kepada kami, “Begitupun untuk tiap-tiap perkara yang bertalian dengan kemajuan dan penyiaran Islam, yang tak dapat dijelaskan sekarang, akan ditanggulangi dengan harta ini.” [5]

Jadi, apa yang dilakukan Jemaat Muslim Ahmadiyah saat ini adalah meneruskan ruh pengorbanan yang sudah dilakukan oleh Nabi Muhammad ﷺ dan para sahabat ra sehingga tidak salah, ada yang dikemukan oleh Khalifatul Masih V atba: 

“Jadi, di bawah naungan Khilafat sesuai sabda Hadhrat Masih Mau’ud as, Jemaat sedang memberikan pengorbanan harta [dengan giat dan penuh semangat] demi menyempurnakan maksud dan tujuan kedatangan beliau as.[6]

Maka dari itu, marilah semua umat muslim umumnya dan anggota Jemaat khususnya, jangan ada yang luput dari keberkatan pengorbanan harta dalam Islam. 

Ajaklah keluarga kita dan keturunan kita untuk bersama-sama dalam gerakan pengorbanan harta di jalan Allah yang kita cintai ini agar kita semua bukan hanya di lisan saja mengucapkan sebagai ‘hubbi peyambari’ – “Pecinta Rasulullah ”, tetapi dalam amalan dan semangat pengorbanan juga mencerminkan bahwa diri kita adalah pecinta sejati Hadhrat Rasulullah ﷺ dan Hadhrat Masih Mau’ud as. 

Sesuai dengan apa yang tertulis dalam Al-Qur’an Majid:

قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

Katakanlah,“Sesungguhnya shalatku dan pengorbananku dan kehidupanku serta kematian ku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.[7]

Selamatlah orang-orang yang mengikuti petunjuk. Aamiin.




[1]QS. Al-Baqarah ayat 3
[2]QS. Ash-Shaff ayat 10-11
[3]Malfuzat, jil.II, hal.95-96; Al-Fazl, 15 Hijrah 1347 HS
[4]QS. Ali-Imran ayat 92
[5]Pengorbanan Harta Di Jalan Allah, JAI, cet.1993, hal.51-52
[6]Khotbah Jum’at Hadhrat Khalifatul Masih V atba, JAI, vol. VI, no. 05, tgl. 06-01-2012, Hal. 9-10
[7]QS. Al-An’am ayat 162


Post a Comment

0 Comments