Gerhana Bulan dan Matahari Tanda Kedatangan Imam Mahdi. Keaslian Hadits dan Penggenapannya

tanda imam mahdi gerhana bulan matahari

Terdapat sebuah hadits yang menjelaskan tentang Tanda Imam Mahdi di akhir zaman, yaitu terjadinya gerhana bulan dan gerhana matahari di satu bulan Ramadhan. 

اِنَّ لِمَهْدِيَّنَا آيَتَيْنِ لَمْ تَكُوْنَا مُنْذُ خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ، تَنْكَسِفُ الْقَمَرُ لأَوَّلِ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ، وَ تَنْكَسِفُ الشَّمْسُ فِي النِّصْفِ مِنْهُ، وَلَمْ تَكُوْنَا مُنْذُ خَلَقَ اللّٰهُ السَّمَاوَاتِ وَ الأَرْضَ

"Sesungguhnya bagi Mahdi kami, akan ada dua Tanda yang belum pernah terjadi sejak penciptaan langit dan bumi, yakni, munculnya gerhana bulan pada malam awal Ramadhan (yakni pada malam-malam pertama saat gerhana bulan dapat terjadi) serta gerhana matahari di waktu pertengahannya (yakni pada pertengahan har-hari biasanya gerhana matahari terjadi), dan Tanda-tanda ini belum pernah terjadi semenjak Allah Ta’ala menciptakan langit dan bumi.” (Sunan Daruqutni, kitabul ‘idain, bab salat-ul-kusuf-ul khusuuf wa hitahuma)

Menurut Ahmadiyah nubuatan dalam hadits ini telah tergenapi ketika Hazrat Mirza Ghulam Ahmad mendakwahkan diri sebagai Imam Mahdi. Gerhana tersebut persis terjadi seperti yang digambarkan dalam hadits, gerhana bulan terjadi pada 13 Ramadhan (21 Maret 1894) setelah matahari terbenam, dan gerhana matahari terjadi pada hari Jumat, tanggal 28 Ramadhan (6 April, 1894). Bahkan tanda ini terjadi kedua kalinya satu tahun kemudian, gerhana bulan terjadi tanggal 11 Maret 1895 dan 26 Maret 1895. 

Derajat Hadits

Tetapi para penentang Ahmadiyah mengatakan bahwa hadits di atas tidak sahih, sehingga tidak bisa dianggap sebagai tanda bagi pendiri Jemaat Ahmadiyah, Hazrat Mirza Ghulam Ahmad.

Allah Ta'ala berfirman: 

وَ اَقۡسَمُوۡا بِاللّٰهِ جَهۡدَ اَيۡمَانِهِمۡ لَئِنۡ جَآءَتۡهُمۡ اٰيَةٌ لَّيُؤۡمِنُنَّ بِهَا ؕ قُلۡ اِنَّمَا الۡاٰيٰتُ عِنۡدَ اللّٰهِ وَ مَا يُشۡعِرُكُمۡ ۙ اَنَّهَاۤ اِذَا جَآءَتۡ لَا يُؤۡمِنُوۡنَ

"Dan mereka bersumpah dengan nama Allah dengan sumpahnya sungguh-sungguh, bahwa jika datang kepada mereka suatu tanda nicaya mereka akan beriman kepadanya. Katakanlah, 'Sesungguhnya tanda-tanda itu hanyalah di sisi Allah.' Dan apakah yang membuat kamu sadar bahwa apabila tanda-tanda itu datang mereka tidak akan beriman? (QS al-An’am [6]: 110)

Sebagaimana dinyatakan dalam ayat Al-Qur'an ini, para penentang Hazrat Mirza Ghulam Ahmad telah mengikuti jejak musuh-musuh para nabi terdahulu dan mengingkari tanda luar biasa yang dengan jelas mengabarkan tentang kemunculan Imam Mahdi di akhir zaman. 

Hadits tentang Gerhana Dikuatkan oleh Al-Qur'an

Tanda langit yang luar biasa yang disebutkan dalam hadits di atas memiliki dasar dalam Al-Qur'an, Allah Ta'ala berfirman: 

يَسۡـَٔلُ اَيَّانَ يَوۡمُ الۡقِيٰمَةِ۔ فَاِذَا بَرِقَ الۡبَصَرُ۔ وَ خَسَفَ الۡقَمَرُ۔ وَ جُمِعَ الشَّمۡسُ وَ الۡقَمَرُ

"Ia bertanya, 'Kapankah Hari Kiamat itu?'? Maka apabila penglihatan silau, dan bulan mengalami gerhana, dan matahari serta bulan dikumpulkan..." (QS al-Qiyamah [75]:7-10)

Imam Mahdi akan datang di akhir zaman adalah suatu fakta yang tidak dapat disangkal dan salah satu tanda akhir zaman telah disebutkan dalam ayat-ayat di atas; Matahari dan bulan akan dikumpulkan. 

Hal ini jelas mengacu pada gerhana matahari dan bulan yang terjadi di masa Imam Mahdi, Hazrat Mirza Ghulam Ahmad as, ketika Matahari dan Bulan menjadi sejajar untuk mewujudkan tanda samawi ini, di bulan Ramadhan (menurut nubuatan yang disebutkan dalam hadits). 

Tangapan Atas Keberatan Hadits Gerhana

Menanggapi keberatan yang diajukan tentang hadits yang sedang dibahas, Hazrat Mirza Ghulam Ahmad menjelaskan: 

"Jika hadits ini tidak sahih, lalu mengapa ad-Daruquthni mencatatnya dalam kitabnya? Di sisi lain, beliau adalah orang yang mempunyai reputasi tinggi sehingga beliau bahkan memberikan komentar pada Sahih Bukhari dan tidak ada seorangpun yang mempertanyakan kritiknya. Lebih dari seribu tahun telah berlalu sejak terbit kitab beliau, tetapi sejauh ini belum ada satupun ulama yang membahas hadits ini dan menyatakannya tidak sahih, dan tidak ada seorangpun di antara mereka yang mengatakan bahwa [hadits] ini tidak didukung oleh dalil-dalil yang ada di kitab-kitab lain. Sebaliknya, sejak kitab ini terbit di negeri-negeri Muslim, semua ulama, cendikiawan, mutaqaddimin dan muta'akkhirin [ulama-ulama awal dan akhir] telah menuliskan hadits ini dalam kitab-kitab mereka. Jika salah satu dari muhadditsiin [ahli hadits] besar menganggap hadits ini tidak dapat diandalkan, maka sajikanlah tindakan atau ucapan salah satu penulisnya yang yang menulis bahwa hadits ini tidak sahih...Namun, jika hadits ini sahih dan bebas dari tuduhan sebagai palsu, maka kebenaran dan kejujuran menuntut supaya hadits tersebut diterima." (Tohfah-e-Golarhwiyyah, Ruhani Khazain, Vol. 17, hal. 133-134)

Hadits Gerhana Tanda Imam Mahdi Tercantum Dalam Kitab-Kitab Ulama

Hadits ini sering disebutkan oleh berbagai ulama terkemuka Islam dam kitab-kitab mereka dan mereka mengakuinya sebagai tanda kedatangan Imam Mahdi. Berikut di antara kitab-kitab tersebut: 

  1. Al-Arf al-Wardi fi Akhbar al-Mahdi oleh Hazrat Imam Jalaluddin al-Suyuti rh
  2. Al-Qawl Al-Mukhtasar fi Alamat al-Mahdi al-Muntazar oleh Ahmad Ibnu Muhammad Ibnu Hajar Al-Haythami
  3. Maktubat Imam Rabbani Hazrat Mujaddid Alf-e-Sani, Ahmad Sirhindi rh (Maktub no. 67)
  4. Kitab al-Isya'ah li-Asyrat al-Sa'ah karya Al-Imam Muhammad ibn Abd al-Rasul al-Barzanji

Oleh karena itu, hadits ini tidak disampaikan tiba-tiba oleh Hazrat Mirza Ghulam Ahmad. Para ulama terpercaya telah mengutip hadits ini terkait dengan kedatangan Imam Mahdi. 

Nubuatan yang disebutkan dalam hadits ini begitu istimewa dan luar baisa sehingga setiap orang yang berakal sehat dan kritis tidak akan menyangkalnya. 

Aspek-aspek Nubuatan tentang Gerhana

Menyoroti aspek-aspek nubuatan yang tidak dapat disangkal, Hadhrat Masih Mau’ud menjelaskan: 

"Faktanya, sejak zaman Adam hingga saat ini, belum pernah ada orang yang membuat nubuatan seperti ini. Nubuatan itu mempunyai empat aspek:

  1. Terjadinya gerhana bulan pada malam pertama gerhana 
  2. Terjadinya gerhana matahari pada pertengahan hari-hari gerhana
  3. Terjadinya pada bulan Ramadhan
  4. Adanya pendakwah yang ditolak.

Jadi jika kehebatan nubuatan ini disangkal, maka tunjuklah persamaannya di dunia ini, dan sebelum persamaannya belum ditemukan, maka nubuatan ini menempati urutan paling utama di antara semua nubuatan yang keasliannya dinyatakan dalam bahasan ayat berikut: 

لَا‭ ‬يُظۡهِرُ‭ ‬عَلٰي‭ ‬غَيۡبِهٖۤ‭ ‬اَحَدًا

'[Dia tidak mengungkapkan rahasia-rahasia-Nya kepada siapapun (kecuali kepada orang yang Dia pilih, yaitu Rasul-Nya)], karena dalam [hadits] ini disebutkan bahwa sejak zaman Adam hingga akhir zaman, tidak ada persamaannya." (Tohfah-e-Golarhviyyah, Ruhani Khazain, Vol.17, hal.136)

Hal yang ghaib telah diwahyukan kepada Rasulullah saw dan beliau menubuatkan bahwa tanda luar biasa ini akan terjadi di masa Almasih dan Imam Mahdi. Kemudian, Almasih Akhir Zaman [Hazrat Mirza Ghulam Ahmad] atas petunjuk Ilahi telah mengumumkan di masa beliau bahwa tanda-tanda gerhana matahari dan bulan yang telah dinubuatkan oleh Allah Ta'ala melalui Rasulullah (saw) merupakan tanda kebenaran bagi pendakwahannya. 

Jadi, tidak ada alasan untuk meragukan keaslian hadits tersebut karena nubuatan ilahi telah digenapi secara sempurna. Terlebih Ad-Daruquthni yang mencatat hadits ini dalam kitabnya, bukanlah orang biasa. Beliau adalah seorang ulama terkemuka dan orang yang saleh. Dalam mengomentari kejujuran dan kesalehan beliau, Shah Abdul Aziz Muhaddits Delhwi mengatakan: 

"Imam Daruquthni pernah berkata, 'Wahai penduduk Badhdad! Jangan pernah berpikir bahwa akan ada perawi yang dapat menyampaikan riwayat palsu atau tidak tepat atas nama Rasulullah (saw) semasa hidupku." (Naubat-ul-Fikr, hal. 52)

Hazrat Mirza Ghulam Ahmad memberikan penjelasan terhadap orang-orang yang masih mengingkari hadits tersebut: 

"Tidakkah kalian takut mengingkari hadits Rasulullah (saw), padahal kebenarannya telah tampak seperti terangnya matahari? Bisakah kalian menampilkan tanda seperti ini di zaman manapun di masa lalu? Pernahkah kalian membaca di kitab manapun bahwa ada orang yang mengaku berasal dari Allah lalu pada masanya terjadi gerhana bulan dan matahari di bulan Ramadhan seperti yang kalian lihat saat ini? Wahai orang-orang yang mengingkari, jika kalian mengetahui kejadian seperti itu [di masa lalu], maka ceritakanlah maka kalian akan mendapatan hadiah 1.000 rupee. Maka buktikanlah dan ambillah hadiah ini dan aku menyeru Allah Ta'ala sebagai saksi atas janji ini dan kalian juga menjadi saksinya; Allah adalah Saksi yang Terbaik dari antara seluruh saksi. Dan jika kalian tidak dapat membuktikannya, dan kalian tidak akan pernah dapat membuktikannya, maka jagalah diri kalian dari api neraka yang disediakan bagi orang-orang yanng membuat kekacauan. (Nurul Haq, Rukhani Khazain, Vol. 8. hal 212)

Oleh karena itu, penggenapan sempurna hadits-hadits dan bukti-bukti sejarah bertentangan dengan orang-orang yang memusuhi Hazrat Mirza Ghulam Ahmad. Selain itu, tidak masuk akal jika kita mengingkari nubuatan Nabi saw) tanpa ada bukti yang kuat ketika nubuatan tersebut telah terwujud. 

Sumber: Al Hakam

Post a Comment

0 Comments