Pengantar Ramadhan



Oleh: Mln. Murtiyono Yusuf Ismail

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ كُتِبَ عَلَيۡكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ  

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atasmu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum mu,supaya kamu terpelihara dari segala keburukan. (QS. Al-Baqarah [2]: 183)

Bapak Ibu saudara, saudari yang disayangi Allah SWT,  
Assalamu’alaikum wa rahmatullah.
Semoga karunia kesehatan, dan ihsan dari Allah swt senantiasa tercurah kepada kita semua. Aamiin.

Bapak, Ibu, Saudara, dan Saudarai yang mulia, kita ketahui bersama, kurang lebih dua bulan ini dunia sedang dihadapkan satu situasi yang memprihatinkan. Di mana situasi ini berupa menyebarnya pandemic Covid 19 di 214 Negara hingga detik ini. Tidak terkecuali Negeri kita tercinta Indonesia.  

Penyebarannya yang begitu mudah antar manusia, sehingga dalam waktu singkat mampu menyebar ke seantero dunia. Maka Pemerintah mau tidak mau, demi untuk menyelamatkan kehidupan manusia, bagi rakyat warga dan negaranya, mengambil keputusan yang sangat terpaksa berupa Social Distancing atau Physical Distancing

Akhirnya, kebijakan ini pun membatasi segala segi kehidupan sosial masyarakat. dari Bekerja, berjualan, mengayuh becak, ojol, mengantor, bersilaturahmi, pernikahan, sekolah, ibadah dan kegiatan yang banyak melibatkan berkumpulnya orang-orang di suatu tempat dalam jumlah yang banyak. 

Dalam kondisi yang memprihatinkan seperti ini, kemudian bagi seorang mukmin kondisi itu bertambah menyedihkan ketika Ramadhan sudah ada di ujung waktu, kondisi ini belum juga membaik. Sekilas, hati akan merasa betapa Allah Ta’ala memberikan ujian yang berat bagi kita? 

Namun, jika kita menilik lebih dalam lagi, berkenaan dengan hadirnya bulan Ramadhan, maka bagi orang beriman tak ada perasaan lain selain bahagia dan bergembira ketika Ramadhan tiba. Ramadhan ini harus kita maknai dengan kegembiraan dan bukan kesedihan.  

Ramadhan yang hadir ditengah pandemic covid 19 ini jangan kita pahami sebagai azab, melainkan harus kita pahami sebagai bentuk ujian kasih sayang Allah Taala kepada kita. Sebab, dengan Ramadhan kita akan semakin bergembira karena memiliki waktu yang luang untuk menyambut seruan Allah ta’ala. Bukankah Rasulullah saw pernah bersabda:

“Ketika tiba bulan Ramadhan, pintu-pintu surga akan dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan setan-setan akan dibelenggu.”

Maka hanya orang berimanlah yang dapat mengambil manfaat dari kondisi ini. Yang dapat mengambil faedah adalah orang yang beriman dengan benar dan mengamalkan perintah-perintah Allah Ta’ala

Tipu daya setan pada hari-hari inipun tidak pernah berhenti. Di dunia ini, begitu banyaknya hal yang sia-sia, ketiadaan rasa malu sudah menjadi rutinitas keseharian, dan itu tidak berhenti sekalipun pada bulan Ramadhan. Bisa jadi Allah kondisikan ini agar kita lebih bisa memaknai Ramadhan dengan lebih khusyuk dan hakiki. 

Jadi, kabar suka ini diperuntukkan bagi orang-orang beriman dan bagi orang-orang yang bertakwa, bagi orang-orang yang mengambil bagian dari rahmat Tuhan yakni Allah Ta’ala telah memperluas lagi lebih dari sebelumnya bagi kalian. Untuk itu manfaatkanlah ini dan berusahalah untuk melaksanakan hak-hak Allah Ta’ala, berusahalah untuk mengamalkan segala hukum-hukum Nya. 

Dalam lain riwayat juga Rasulullah saw bersabda yang artinya:

Hadhrat Rasulullah saw pernah bersabda, “Allah Ta’ala sangat gembira sekali melihat hamba-Nya yang datang kepadaNya, bahkan lebih gembira dari seorang ibu yang melihat anaknya datang menemuinya.” 

Ramadhan ini harus menjedi kegembiraan bagi iman kita. Dan, kegembiraan itu harus diwujudkan dalam niat dan prilaku kita dimana sebuah hadits Rasulullah saw bersabda:

Allah Ta’ala berfirman, ‘Jika seseorang datang mendekati-Ku sejengkal maka Aku akan mendekatinya satu hasta. Jika seseorang datang mendekati-Ku satu hasta maka Aku akan mendekatinya dua hasta. Dan jika seseorang datang mendekati-Ku dengan berjalan maka Aku akan mendekatinya dengan berlari.”

Allah sangat senang sekali dengan hamba yang datang dengan kepasrahan bertobat dan penghambaan yang tulus. Hal ini ditegaskan oleh Hadhrat Rasulullah saw:

“Demi Allah! Allah Ta’ala lebih senang atas pertaubatan seorang hamba-Nya daripada senangnya seorang dari kalian yang telah menemukan untanya yang tersesat di tengah padang yang luas.”

Semoga puasa Ramadhan tahun ini dengan situasi sekarang ini, dapat berbuah rahmat, karunia kasih sayang Allah ta’ala kepada kita. Sehingga kita mempu melewati ujian ini bersama-sama.

Selamat Menjalankan ibadah Puasa. RAMADHAN MUBARAK

Waakhiru da’wana’anil hamdulillaahirabbil ‘aalamiin

Post a Comment

0 Comments