NIKMAT MANAKAH YANG SELALU KALIAN DUSTAKAN?

Oleh: Mln. Nasrun Aminullah Muchtar

nikmat tuhan

Di dalam Alqur'an surat Ar-Rahmaan, Allah Ta'ala bertanya sebanyak 31 kali dengan kalimat:

 فَبِاَیِّ اٰلَآءِ رَبِّکُمَا تُکَذِّبٰنِ

 "Maka yang manakah di antara nikmat-nikmat Tuhan kamu berdua yang kamu dustakan?"

 Diulang-ulang sampai 31 kali ayat tersebut artinya sebegitu pentingnya ayat ini harusnya menjadi renungan bagi umat Islam, pelajaran apa yang bisa diambil? Nikmat apa yang selalu didustakan oleh umat manusia?

Kalau nikmat dunia tentu tidak pernah ada manusia yang menolaknya, misalnya seseorang dikasih harta kekayaan pasti manusia dengan senang hati menerimanya, apalagi dikasih wanita cantik, tambah lagi tahta jabatan maka pasti tidak akan ditolak.

Tetapi kenapa di dalam ayat tersebut Allah Ta'ala mempertanyakan berulang-ulang "Nikmat mana lagi yang selalu kalian dustakan?

Kalau kita mau berfikir, maka jawabannya adalah, nikmat yang selalu manusia tolak adalah nikmat kenabian, karena itulah nikmat kerohanian yang paling tinggi setelah tingkatan shiddiq, syuhada dan sholeh (QS. An-Nisa: 69).

 Lihatlah di dalam Alqur'an betapa banyak kisah-kisah para nabi terdahulu ditolak oleh kaumnya, tentu kisah-kisah itu bukan hanya sambil lalu saja tanpa ada maksud yang berarti sebagai pelajaran bagi umat Islam.

Allah Ta'ala berfirman:

 وَ مَا یَاۡتِیۡہِمۡ مِّنۡ نَّبِیٍّ اِلَّا کَانُوۡا بِہٖ یَسۡتَہۡزِءُوۡنَ

 "Dan tidak pernah datang kepada mereka seorang nabi, melainkan mereka selalu memperolok-olokkannya" (Az-Zukhruf: 7).

 Oleh karena itu, Yang Mulia Sang Khaatamul Anbiyaa Nabi Muhammad SAW 14 abad yang silam telah mewasiyatkan dalam kurang lebih 50 hadits-hadits beliau tentang kedatangan Imam Mahdi dan Almasih Yang Dijanjikan di akhir zaman.

Kalau kita mau merenungkan, sekarang ini sudah akhir zaman dan banyak sekali tanda-tandanya, apalagi musibah bencana datang bertubi-tubi menimpa umat manusia, ini sebagai tanda bahwa utusan Allah Ta'ala sebenarnya sudah datang zaman ini, hanya saja manusia banyak menolaknya, karena wujud yang datang menda'wakan diri itu tidak sesuai dengan keinginan hawa nafsunya.

Ketahuilah, wujud yang datang menda'wakan diri sebagai utusan Allah Ta'ala zaman ini ialah Hazrat Mirza Ghulam Ahmad dari Qadian, beliau berdasarkan perintah wahyu dari Allah Ta'ala agar mengumumkan kepada dunia bahwa beliau lah Imam Mahdi dan Almasih Yang Dijanjikan itu. 

Pendakwaan Hazrat Mirza Ghulam Ahmad as sebagai Imam Mahdi telah didukung tanda-tanda samawi berupa terjadinya gerhana matahari dan gerhana bulan dalam satu bulan Ramadhan sesuai dengan yang disebutkan oleh Rasulullah SAW, dan itu telah terjadi pada tahun 1894.

Kini, Jemaah Islam Ahmadiyah yang beliau dirikan telah tersebar ke 214 negara di seluruh dunia, dengan program memajukan agama Islam, agar umat manusia kembali kepada Allah Ta'ala dan mencintai wujud Suci Muhammad SAW.

Silahkan diteliti dan direnungkan bagi orang-orang yang mau menggunakan akalnya. Janganlah langsung mudah menuding sesat dan memfatwakan kafir tanpa ilmu, apalagi belum meneliti ke sumbernya terlebih dahulu.

Jangan mudah menerima informasi dari orang lain berupa katanya, katanya dan katanya.. Ingatlah, fitnah itu lebih jahat daripada pembunuhan.

Rasulullah SAW berpesan:

 فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُ فَبَايِعُوهُ وَلَوْ حَبْوًا عَلَى الثَّلْجِ فَإِنَّهُ خَلِيفَةُ اللَّهِ الْمَهْدِيُّ. هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ

"Jika kalian melihatnya (Imam Mahdi), maka bai’atlah dia! Walaupun harus merangkak di atas salju, karena sesungguhnya ia adalah Khalifatullah al-Mahdi.”

(Sunan Ibn Majah, II/1367, Mustadrak al-Hakim, IV/463-464).

Post a Comment

0 Comments