NIKMAT DUNIA AKHIRAT



Oleh : Mln. Muhammad Jaelani

Ada beberapa sarana yang bisa membantu manusia untuk mengenali dan menyadari kebenaran, yaitu, akal untuk berpikir dan telinga untuk mendengar. Sekiranya manusia berupaya memanfaatkan kemampuan kemampuan yang telah dianugerahkan Tuhan kepadanya maka manusia mampu mengadopsi sisi sisi kebenaran dalam setiap apa pun yang dilakukannya.

Manusia dianugerahi daya untuk membedakan dan memilih. Namun demikian, di dalam dirinya telah tertanam nilai-nilai absolut. Untuk itulah diperlukan upaya perbaikan nilai-nilai absolut dari manusia yang sedikit banyak mulai terkontaminasi oleh pilah pilihnya dalam mengarungi hidup.

Menurut Pendiri Jemaat Ahmadiyah, yakni Hazrat Mirza Ghulam Ahmad ‘alaihissalam, manusia memiliki keadaan keadaan thabi’i, akhlaki dan ruhani. Kemudian beliau menuliskan: 

“Apabila keadaan-keadaan alami dipergunakan sesuai dengan bimbingan syariat maka sebagaimana benda apa pun yang jatuh ke dalam tambang garam akan berubah menjadi garam juga”.

Selanjutnya dalam bukunya Tinjauan atas Perdebatan Batalwi dengan Chakralwi, pendiri Jemaat Ahmadiyah menuturkan:

Sirothol Mustaqimyang ingin dikemukakan melalui penulisan makalah ini adalah bahwa untuk dapat tetap teguh pada landasan petunjuk agama Islam, kaum Muslimin perlu meyakini tiga hal: Al-Qur’an Syarif sebagai Kitab Allah, kedua Sunnah dan sarana ketiga untuk mendapatkan petunjuk agama adalah hadits.” 

Hal senada pun telah beliau tuliskan dalam buku Bahtera Nuh di bab Ketinggian Al-Qur’an.

Ham hi rah e pyar ke phir milengge chalte-chalte.Berkat bimbingan Allah Ta’ala terhadap beliau ‘alaihis shalatu wa sallammenjadikannya mampu untuk mengantarkan umat manusia dari lorong kegelapan menuju cahaya surga-Nya. Inilah era akhir jaman, yang berbeda dengan era seribu empat ratus tahun yang lalu. Kala itu manusia menyembah  bebatuan, bintang-bintang dan benda benda lainnya.

Namun kini, dalam intelek atau akal boleh jadi manusia telah jauh maju, sehingga tidak lagi membungkukkan diri di hadapan batu-batu dan bintang-bintang. Akan tetapi, ia belum mengatasi pemujaannya terhadap cita-cita, pransangka-prasangka dan khayalan-khayalannya yang palsu. Ini juga merupakan berhala-berhala yang bersemayam di dalam hati.

Inilah di antara batu penghalang untuk menerima kebenaran. Dunia telah mengalami perubahan, setiap hari ada saja penemuan hal hal baru dari berbagai bidang teknologi dan industri. Sarana prasarana untuk kemudahan hidup manusia telah diciptakan, di antaranya sarana transportasi. Kemajuan yang telah diraih umat manusia bukannya menjadi sarana untuk lebih dekat dengan Sang Maha Pencipta, malah terkadang menjadikan manusia menjadi lebih sibuk tenggelam dalam keduniawian.

Hazrat Khalifatul Masih V ayyadahullahu Ta’ala binashrihil ‘Azizpernah datang ke Singapura. Kemudian dalam kesempatan Khutbah Jum’at beliau pada 7 April 2006 menyerukan:

“Di dunia dewasa ini Nampak pada kita beraneka ragam penemuan penemuan; untuk kemudahan pekerjaan, manusia telah menghasilkan penemuan-penemuan sedemikian rupa sehingga itu merupakan sesuatu yang sangat menakjubkan.” 

Selanjutnya Huzur menyampaikan, “Sebagaimana yang telah terjadi sejak jaman permulaan dunia bahwa manakala manusia mulai menggantungkan diri pada kebendaan maka terjadi kemorosotan dalam keruhanian.” 

“Allah tidak menciptakan manusia supaya terus menerus mengejar-ngejar kecantikan dunia, kejuitaan dan fasilitas-fasilitas dunia, ketentraman dan kemudahan dan penemuan penemuan duniawi. Maksud penciptaan manusia sungguh merupakan perkara yang sangat agung." 

"Sedemikian rupa agungnya maksud itu yang jika manusia berusaha meraih itu, maka nikmat nikmat dunia yang ingin di dapat itu pasti akan diperoleh, bahkan lebih dari itu sesudah pergi dari dunia ini bagian kehidupan ukhrawi dan kehidupan abadi pun pasti akan diperoleh. Dalam kehidupan yang akan datang pun manusia juga dapat menjadi pewaris nikmat nikmat Ilahi.”

Post a Comment

0 Comments