Minggu lalu, jika kalian mengetik di Google: ‘Siapakah Khalifah Islam saat ini?’ Maka hasil pencarian yang muncul adalah: Hazrat Mirza Masroor Ahmad (aba), Khalifah Kelima Jamaah Muslim Ahmadiyah. Sejak mesin pencari Google dan juga Wikipedia menempatkan Hazrat Mirza Masroor Ahmad (aba) sebagai Khalifah Islam saat ini sejak itu muncul banyak kontroversi, dan puncaknya, halaman tersebut dihapus. Tetapi terlepas halaman tersebut berhasil dihapus tetapi realitas sesungguhnya belum terjawab, ‘Siapakah Khalifah Islam saat ini?’
Kalaulah kita anggap bahwa Hazrat Mirza
Masroor Ahmad (aba) bukan sebagai Khalifah Islam saat ini, lalu siapa? Siapa
saat ini pemimpin tunggal yang dianggap mewakili seluruh umat Islam? Sayangnya
pertanyaan-pertanyaan tersebut belum terjawab oleh mereka dan nampaknya akan
terus belanjut. Mengapa? Karena umat Islam saat ini belum bisa disebut bersatu
sebagai satu umat.
Umat Islam Tidak Bersatu
Jika seluruh umat Islam berkumpul untuk
memilih satu pemimpin maka sulit untuk mencapai kesepakatan. Alasannya adalah
karena masing-masing kelompok berselisih satu sama lain. Kita kesampingkan dulu
Ahmadiyah yang telah dicap sebagai kafir dan non-Muslim, sebenarnya
masing-masing kelompok juga saling mengafirkan, hal itu terlihat dari
tulisan-tulisan mereka yang mengadung kebencian dan dendam satu sama lain.
Misalnya, permusuhan antara Brelwi dan
Deobandi terlah terjadi berlangsung lebih dari 100 tahun. Ahmad Raza Khan,
pendiri gerakan Barelwi misalnya, untuk memfatwakan Ahmadiyah, Deobandi,
kelompok Ahli Hadits sebagai kafir ia mengumpulkan berbagai fatwa dari
ulama-ulama Mekah dan Madinah dan ia kumpulkan dalam buku berjudul ‘Husam
al-Haramain’ (Pedang Dua Tempat Suci).
Lebih jauh lagi dalam Fatawa Razwiyya yang
merupakan kompilasi Fatwa yang dikeluarkan oleh Ahmad Raza Khan sendiri, ia
ditanya oleh salah satu pengikutnya, ‘Apa saja macam-macam orang kafir dan
manakah yang paling buruk?’ Ia menjawab bahwa orang-orang kafir itu
bermacam-macam, tetapi yang paling parah adalah ‘murtad dan munafik’. Ia lebih
lanjut mengatakan, ‘Murtad munafik adalah orang yang mengaku beriman pada
keyakinan Islam tetapi mereka berdosa karena menistakan Allah Ta’ala,
Rasulullah saw atau nabi lainnya, atau menolak salah satu pendiri agama.
Termasuk di antara mereka adalah Wahabi, Rafidi [Syiah], Qadiani, Naturi
[Rasionalis], Chakralwi [Ahli Quran].’ [1]
Ia kemudian menyebut Wahabi dan Deobandi
dalam kategori non-Muslim yang paling buruk dan menyatakan bahwa mereka lebih
buruk dari ‘racun yang mematikan’.[2]
Sekarang mari kita lihat bagaimana
pandangan Deobandi terhadap kelompok Islam yang lain.
Rashid Ahmad Gangohi, seorang ulama
terkenal Deobandi, pernah ditanya tentang beberapa keyakinan Ahmad Raza Khan,
dan apakah orang yang menganut keyakinan tersebut dianggap kafir, dan bolehkah
seseorang bertemu dan tinggal bersama mereka.
Menanggapi hal tersebut, Rashid Ahmad
Gangohi menjawab bahwa siapapun yang mengikuti keyakinan itu ia adalah kafir,
dan bertemu dengan orang tersebut serta berteman dengannya adalah haram.[3]
Kemudian, sudah menjadi rahasia umum bahwa
keyakinan Sunni dan Syiah sangat berbeda satu sama lain. Sebagai contoh, setiap
kelompok Sunni percaya bahwa Nabi Muhammad (saw) digantikan oleh empat Khalifah
Rasyidah yaitu; Abu Bakar (ra), Umar (ra), Utsman (ra) dan Ali (ra).
Sebaliknya, kaum Syiah berpandangan bahwa Nabi Muhammad (saw) digantikan oleh
12 Imam, yang pertama adalah Ali (ra). Mereka percaya bahwa 12 Imam ini
ditahbiskan oleh Allah dan semuanya merupakan keturunan Ali (ra) dan Fatimah
(ra).
Menurut kelompok Syiah terbesar yang
dikenal sebagai Itsna Asyariah, ‘penolakan dan ketidaktaatan pada salah satu
dari dua belas Imam merupakan pengkhianatan yang setara dengan menolak Nabi
Muhammad’.[4]
Oleh karena itulah kelompok Syiah menolak ketiga khalifah lainnya. Jadi, jika
pemimpin Islam terpilih dari kalangan Syiah, bagaimana Sunni mendamaikan
perbedaan mendasar ini?
Ini hanyalah segelintir dari fatwa-fatwa
yang lebih umum, sedangkan fatwa-fatwa yang terkandung dalam buku-buku sangat
tidak kenal ampun. Semakin banyak kita membaca keyakinan masing-masing kelompok
Islam, semakin nampak jelas perpecahan di kalangan umat Islam.
Menyatukan seluruh umat Islam nampaknya
sebuah permintaan yang terlalu berat. Lalu bagaimana jika semua mazhab Ahlus
Sunnah wal Jamaah berkumpul dan memilih satu pemimpin untuk mewakili mereka?
Alasan saya memilih Ahlus Sunnah Wal Jamaah adalah karena sangat mudah untuk
menyebutnya sebagai ‘jamaah’. Tetapi sebuah Jamaah harusnya memiliki satu imam,
lantas siapakah Imam dari Ahlussunnah wal Jamaah yang dapat diterima oleh semua
pengikutnya?
Sebagai perbandingan, tanyakanlah kepada
setiap anak Ahmadi, laki-laki atau perempuan, yang tinggal di belahan dunia
mana pun, siapa pemimpinnya mereka, jawabannya akan sama untuk setiap orang di
mana pun; Hazrat Mirza Masroor Ahmad (aba).
Mirza Masroor Ahmad, Khalifah Islam Ahmadiyah Saat ini
Jadi, tidak ada kesalahan pada orang-orang
di Google dan Wikipedia, karena mereka hanya melihat satu pemimpin Muslim,
seorang pejuang Islam yang melakukan banyak perjalanan dari satu negara ke
negara lain untuk memberikan pengajaran kepada para pemimpin negara tentang
pesan sejati Al-Qur’an dan Rasulullah (saw), dan sosok tersebut adalah Hazrat
Mirza Masroor Ahmad (aba).
Pemimpin Muslim mana lagi yang pernah
menyampaikan pidatonya kepada para politisi dan pemimpin negara di Parlemen
Inggris, Parlemen Eropa, Capitol Hill, Parlemen Kanada, Parlemen Belanda,
Markas Besar UNESCO (dan masih banyak lagi)?
Dalam pidato beliau tidak ada permintaan
pribadi atau permohonan bantuan kepada mereka, sebaliknya pidato beliau
meliputi dua hal penting yaitu supaya umat manusia mengenali Pencipta mereka
dan menegakkan keadilan dan perdamaian hakiki dalam masyarakat, dengan
mengikuti petunjuk yang disebutkan dalam Al-Qur’an yang contohnya terwujud
dalam sosok Nabi Muhammad (saw).
Kemudian pemimpin Muslim mana yang secara
pribadi telah mengirimkan surat kepada para pemimpin politik dan agama pada
masanya utnuk menyampaikan kepada mereka pesan damai Islam dan tentang
penyelesaian dalam terhadap permasalahan dunia berdasarkan ajaran Al-Qur’an dan
Sunnah Nabi (saw)? Hanya ada satu pemimpin Muslim, Hazrat Mirza Masroor Ahmad.
Tetapi jangan langsung percaya begitu saja,
mari kita lihat mengapa orang-orang di Google dan Wikipedia memasang halaman
tersebut?
Setelah pidatonya di Parlemen Eropa pada
tanggal 4 Desember 2012, Uskup Howard Amin, seorang Imam Nigeria yang meskipun
dalam kondisi kesehatan yang buruk telah melakukan perjalanan khususnya dari
Swiss untuk menghadiri acara tersebut. Dia berkata:
“Yang Mulia (Hazrat Mirza Masroor Ahmad)
telah mengubah seluruh perspektif saya tentang Islam. Dulu saya takut dengan
Islam. Jika masyarakat mendengarkan Mirza Masroor maka dunia akan berubah.
Doktrin Yang Mulia begitu matang, tepat waktu, dan menarik. Pertanyaan saya
adalah mengapa para pemimpin Muslim di seluruh dunia tidak bisa meniru doktrin
agama yang lembut yang cenderung menyatukan umat manusia tanpa memandang ras,
kepercayaan, dan latar belakang? Jika ada tiga orang lagi seperti Yang Mulia
dengan pesan perdamaian, cinta untuk semua dan tidak membenci siapa pun [love
for all, hatred for none], saya benar-benar yakin dunia akan berubah menjadi
tempat yang lebih baik.’[5]
Turut hadir, Fouad Ahidar, seorang politisi
Muslim terkenal dari Belgia, mengatakan bahwa pidato Hazrat Mirza Masroor Ahmad
(aba) merupakan ‘kebanggaan bagi seluruh umat Islam.’ Ia mengatakan bahwa dulu
ketika ia mendengar pidato para pemimpin Muslim, ia hilang harapan dan malu,
namun mendengarkan kata-kata Yang Mulia membuat ia kini dapat mengangkat
kepalanya karena akhirnya, seorang pemimpin Muslim telah menyampaikan ajaran
Islam yang sebenarnya kepada Barat.[6]
Setelah berpidato di Parlemen Inggris pada
11 Juni 2013, Sir Edward Davy [7]
berkata,
‘Pesan dari Khalifah dan dari Jamaah
[Ahmadiyah]’Love for All, Hatred for None’ adalah sebuah pesan, saya berharap,
bahwa setiap kelompok di seluruh dunia, setiap negara di seluruh dunia, para
pemimpin di seluruh dunia dapat benar-benar mengikutinya … Beliau dan perannya
yang penting merupakan suara yang sangat kuat di dunia untuk perdamaian.’ [8]
Dalam pidato yang sama, Yang Mulia Tuan
Miguel A. Solano-Lopez C., Duta Besar Paraguay untuk Inggris mengatakan,
“Saya sangat tersentuh dengan kekuatan dan
bobot pesan dari Yang Mulia pada kesempatan ini. Perlunya rekonsiliasi,
perlunya persaudaraan, perlunya cinta kasih, perlunya berhenti membenci,
perlunya berhenti dari dendam, sifat-sifat kemanusiaan ini bersumber dari
kata-kata dalam Al-Qur’an yang disampaikan dengan penuh kekuatan merupakan
sumber inspirasi. Dan saya percaya setiap orang harus mendengar dan
memperhatikan kata-katanya. Saya pikir dunia akan menjadi lebih baik jika lebih
banyak orang yang memperhatikan pesannya, penafsirannya, dan pendapatnya. Hal
ini pada dasarnya didasarkan pada kata-kata Al-Qur’an, pada keyakinan Nabi
(saw).’[9]
Setelah pidato utamanya disampaikan pada
tanggal 11 Mei 2013 pada resepsi khusus yang diadakan di Montage Hotel di
Beverley Hills, California, AS, Lee Baca, Sheriff Los Angeles County
menyampaikan,
“Yang Mulia, Anda merupakan pemimpin rohani
dunia. Anda telah memberikan pengaruh yang besar di seluruh belahan dunia
sehingga kami semua tertarik kepada Anda hari ini demi sebuah kebijaksanaan.”[10]
Pada kesempatan ini juga, Aziza Hasan,
mantan direktur Government Relations untuk Southern California dari Muslim
Public Affairs Council, mengatakan,
“Saya benar-benar takjub ketika Yang Mulia
Mirza Masroor Ahmad (aba) berbicara tentang Surah Fatihah yang dibacakan 32
kali sehari dan bagaimana beliau menjelaskan penekanan kuatnya pada menjunjung
tinggi martabat manusia. Yang Mulia membuat saya bangga menjadi seorang Muslim.
Yang Mulia membela Islam dan seluruh umat Islam saat ini.’[11]
Bill McSweeney dari Los Angeles County
Sherriff’s Department mengatakan,
“Yang Mulia adalah sosok yang luar biasa.
Saat saya memandang ke arahnya saat dia duduk dengan tenang di mimbar, saya
segera merasakan ketenangan, kedamaian terpancar dari dirinya. Itu adalah
perasaan yang tidak biasa, namun sangat menenangkan. Saya langsung tahu
kehadiran Yang Mulia adalah unik dan spesial. Ketika Yang Mulia naik ke podium
untuk berbicara, semua mata tertuju padanya. Jelas sekali kami mendengar pesan
pentingnya tentang perdamaian dan kasih sayang terhadap umat manusia. Dunia
membutuhkan pesan ini dari semua pemimpin agama saat ini, lebih dari
sebelumnya. Yang Mulia jelas lebih dari sekedar pengkhotbah agamanya. Pesannya
jelas tentang apa yang Tuhan inginkan agar manusia menjadi manusia yang damai,
tanpa kebencian. Saya tidak akan pernah melupakan hari yang indah ini, dan saya
berkesempatan untuk melihat, mendengar, dan bertemu dengan wujud rohani yang
luar biasa ini.”[12]
Ini hanyalah segelintir komentar dari
orang-orang dari berbagai lapisan masyarakat, yang tinggal di berbagai belahan
dunia, namun semuanya memiliki perasaan yang sama.
Hal ini tentunya bukan berarti dukungan ini
dianggap sebagai bukti beliau sebagai Khalifah sejati Islam, karena pendukung
satu-satunya dan utama adalah Allah Ta’ala. Dalam Al-Qur’an, Allah Ta’ala telah
berjanji bahwa hanya Dialah yang mengangkat seorang Khalifah bagi orang-orang
yang beriman dan beramal shaleh.[13]
Jadi saya memohon kepada umat Islam;
capailah kesepakatan tentang satu orang, pilihlah satu khalifah di antara
kalian. Tetapi pada hakikatnya, hanya Allahlah yang mengangkat seorang
Khalifah. Seluruh dunia mulai menyadari siapa dia, saatnya kalian juga menyadarinya.
Sumber: Review of Religion
[1] Ahmad Raza Khan, Fatawah Rizwiyya Vol. 14 (Lahore,
Pakistan: Raza Foundation) 329
[2] Ibid, 330
[3] Rashid Ahmad Gangohi, Fatawa-e-Rashidiyyah (Karachi,
Pakistan: Darul Ishaat) 206
[4] Dwight M. Donaldson, The Shi’ite Religion: A History of Islam in
Persia and Irak [Iraq], (London, England: 1933) 344
[5] https://rorenglish.wpengine.com/8758/history-in-the-making-impressions-of-guests-from-the-european-parliament-event/
[6] https://rorenglish.wpengine.com/8758/history-in-the-making-impressions-of-guests-from-the-european-parliament-event/
[7] Pada saat pidato tersebut: Rt. Hon. Edward Davey MP, menjabat
sebagai Secretary of State for Energy and Climate Change
[8] https://rorenglish.wpengine.com/9557/guests-reflect-on-the-houses-of-parliament-event/
[9] https://rorenglish.wpengine.com/9557/guests-reflect-on-the-houses-of-parliament-event/
[10] https://rorenglish.wpengine.com/9330/muhammad-sa-a-messenger-of-peace/
[11] https://rorenglish.wpengine.com/9301/guests-reflect-on-a-message-of-peace/
[12] https://rorenglish.wpengine.com/9301/guests-reflect-on-a-message-of-peace/
[13] Al-Qur’an, 24:56
0 Comments