Mustika Hidup

Oleh: Mln. Teguh Nasir Ahmad

Hidup adalah suatu anugerah yang besar dari Allah Ta’ala dan Yang Maha Kuasa, kita sebagai umat manusia berkewajiban untuk mensyukuri hidup ini.  

Ungkapan rasa syukur yang benar adalah ketika kita dapat merealisasikan segala kehendak atau keinginan Allah Ta’ala, yakni terus mendisiplinkan diri pada kerohanian dan bekerja semaksimal mungkin untuk menjadi reflektor sifat-sifat-Nya, sehingga kita dapat memanifestasikan sifat-sifat Allah Ta’ala di dalam diri sendiri.

Untuk hal ini sebagai sifat Rahman dan Rahim Allah Ta’ala maka di dalam setiap zamannya sesuai dengan kebutuhan dan pada saat yang Dia Kehendaki,  Allah Ta’ala menurunkan seorang figur atau seorang penuntun sebagai utusan-Nya, untuk umat manusia ini. Tujuannya agar manusia dapat memanifestasikan sifat-sifat Allah ta’ala dengan benar dan sesuai dengan kehendak-Nya.

Inilah hakikat daripada ibadah yang merupakan tujuan penciptaan manusia oleh Allah Ta’ala. Sesuai  Al-Qur’an Surah Adz-Dzariyat ayat 56 :

وَمَاخَلَقْتُ الْجِنَّ وَاْلإِنسَ إِلاَّلِيَعْبُدُونِ

“Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada- Ku.” (Q.S. Adz-Dzariyat: 56)

Ada suatu anugrah besar yang akan dihadiahkan oleh Sang Pencipta kepada makhluk-Nya terkhusus  kepada manusia di dalam hidup ini. Suatu kebaikan Allah Ta’ala untuk para “PENCARI”  yaitu setetes kenikmatan dari seratus “nikmat” yang akan diberikan di akhirat kelak.

Kita orang hidup berikhtiar dengan cara  beribadah di dunia ini tiada lain adalah untuk mengejar percikan dari setetes kenikmatan tersebut dan ini adalah langkah awal bagi kita di dalam pencarian NIKMAT YANG SESUNGGUHNYA.

Masalahnya jika kita tidak pernah mendapatkan nikmat di dunia ini, mana mungkin nanti kita akan mengenal kenikmatan yang lainnya, karena biar hanya setetes yang Allah Ta’ala berikan kepada dunia ini, itupun tidak akan pernah habis-habisnya dan itupun lebih dari cukup untuk nantinya kita bisa mengenali nikimat-nikmat lainnya. Subhaanallaah.

Mari dan coba kita renungkan firman Allah Ta’ala di dalam Al Quran Surah Al-Isra ayat 72:

وَمَنْ كَانَ فِي هَذِهِ أَعْمَى فَهُوَ فِي اْلأَخِرَةِ أَعْمَى وَأَضَلُّ سَبِيلاً

“Dan barangsiapa buta di dunia ini, maka di akhirat pun ia akan buta juga, dan bahkan lebih tersesat dari jalan.”(Al-Isra’:72)

Jadi, maksud dari ayat ini adalah kebutaan rohani di dunia ini akan dirasakan lebih jelas di alam nanti. Atau lebih tegas lagi adalah orang-orang yang tidak merasakan kenikmatan di dunia ini maka di akhirat nanti pun tidak akan merasakannya.

Jadi, itulah kenapa Allah subhanahu wa Ta’Ala menurunkan para utusannya di setiap zaman untuk umat manusia, yakni untuk membawa manusia supaya bisa mendapatkan percikan dari setetes nikmat yang Allah anugerahkan di dunia ini. Sehingga kenikmatan yang kita rasakan di dunia ini akan membawa kita kepada kenikmatan yang kekal abadi nanti. Insya Allah ,aamiin Allahumma aamiin.

Post a Comment

0 Comments