Membangun Generasi Islam Yang Mencintai Al-Quran

Oleh: Mln. Muhaimin Khairul Amin

وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْآنَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِنْ مُدَّكِرٍ

“Dan sesungguhnya Kami telah memudahkan Alquran ini untuk diingat / untuk pelajaran, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran?” [Surah Al-­Qamar (54: 18, 23, 33 dan 41) ][1]

Salah satu amanat bagi kita semua yang seyogyanya mendapat perhatian secara khusus adalah berkenaan dengan Alqur’an. Termasuk diantaranya dalam hal memperbaiki bacaan dan lebih jauh lagi dalam hal pemahaman dan pengamalannya.

Kondisi riil yang terdeteksi saat ini, tidak semua orang memiliki kemampuan membaca Alqur’an dengan baik dan benar dengan indikator pada saat pertemuan-pertemuan, Khatib dan Imam Shalat terkadang masih sulit mencari yang bacaannya betul-betul baik dan benar sesuai kaidah tajwid.

Di dunia pada saat ini, manusia senantiasa sibuk menjalankan berbagai tugas untuk memenuhi keperluan duniawi mereka. Dalam kesibukan ini sering terjadi kelalaian untuk memperhatikan generasi penerus kita yang amat memerlukan bimbingan dan teladan. Generasi penerus yang kita kasihi, melalui kehidupan di dunia modern jika tanpa pengawasan, mereka senantiasa dihadapkan kepada berbagai ancaman yang dapat menyesatkan mereka dari jalan yang benar.

Kehidupan manusia di dunia baik belahan Timur maupun di Barat, jika tidak dijiwai oleh nilai-nilai unggul yang diajarkan oleh Al-Qur’an, maka manusia-manusia itu akan digiring kepada kehidupan seperti robot, yang hanya mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya, menikmati gaya hidup mewah, glamor dan berfoya-foya.

Berkenaan dengan keadaan ini Allah Ta’âla menyampaikannya dalam kata-kata:

وَقَالَ الرَّسُولُ يَا رَبِّ إِنَّ قَوْمِي اتَّخَذُوا هَذَا الْقُرْآنَ مَهْجُورًا

Artinya : “Dan berkata Rasul Allah itu: “Ya Tuhan­ku, sesungguhnya kaumku telah menjadikan Alquran ini sebagai barang yang sudah ditinggalkan. (Surah Al-Furqân, 25 :31 )

Yakni. “Rasulullah saw. telah bersabda bahwa umatku telah meninggalkan AI-Quran”.

Saudara-saudaraku ! Kalau kita perhatikan, kondisi dunia pada zaman sekarang ini adalah persis sama dengan kondisi yang disabdakan oleh Rasulullah Saw., bahwa ummat beliau saw. tidak sedikit yang telah menjadikan Alqur’an sebagai barang yang sudah ditinggalkan.

Kita lihat, banyaknya kepentingan  dan urusan-urusan duniawi, banyaknya atraksi hiburan bagi orang-­orang dan banyak buku-buku lainnya juga yang orang ingin membacanya, ada hiburan internet di sana sini. kadang-kadang orang­-orang duduk semalaman penuh di hadapan hiburan artikulasi ini.

Banyak terdapat di sana pemikiran-pemikiran dan falsafah, yang biasanya membawa orang-orang menjadi jauh dari agama; terkadang orang-orang Islam juga, dan bahkan seluruh masyarakat Muslimin ada dalam cengkeraman ini. Sehingga tidak heran jikalau Rasulullah Saw,14 abad yang silam pernah bersabda :

Yuusyiku an-ya’tiya ‘alan naasi zamaanun…(akan datang kepada manusia suatu zaman) dimana “Laa Yabqoo minal Islaami illas muhu’…(tidak ada yang tersisa dari Islam kecuali hanya namanya saja)’walaa Yabqoo minal Qur’aan illaa Rosmuhu’…(dan tidak ada yang tersisa dari Alqur’an kecuali hanya tinggal tulisannya saja)’Masaajiduhum ‘aamirotun wahiya Khoroobum minal Hudaa’…(masjid-masjid akan ramai akan tetapi kosong dari petunjuk)’Ulamaa-u-hum Syarrun man tahta adiimis samaai’…(ulama-ulama mereka adalah seburuk-buruk makhluk yang ada di kolong langit) ‘Min ‘indihim takhrujul Fitnah, wa fiihim Ta’uwduw’…(dari mulut-mulut mereka akan keluar fitnah dan akan kembali kepada mereka). HR. Baihaqi

Dengan diabaikannya ajaran Alquran dan dengan mengikuti hal yang banyak di luaran itu, maka inilah masanya dari Hadhrat Masih Mau’ud as., Imam Mahdi yang dijanjikan untuk tampil ke depan memberikan kontribusi kepada dunia. Lebih dari 80 buah buku yang beliau tulis untuk menjelaskan Ajaran Islam yang sejati, menjelaskan khazanah-khazanah yang terkandung dalam Alqur’an.

Pendiri Jemaat Ahmadiyah, Hadhrat Masih Mau’ud a.s.  sebagai seorang Muslim dan pengikut setia Nabi Muhammad saw. menyatakan, bahwa tugas beliau adalah menyebarkan ajaran-ajaran Alquran yang sejati.[2] Dan Jemaat Ahmadiyah keseluruhannya berdasar pada Alquran dan Syari’at Islam.[3]

salah satu tugas pendiri Jemaat Ahmadiyah, Hadhrat Masih Mau’ud as. yaitu membukakan pintu dengan mengemukakan kepada dunia segi keajaiban Alquran, untuk mencapai medan penemuan dan penyelidikan yang jauh lebih luas dalam perkara-perkara kerohanian dan telah memberi kunci untuk mendapatkan pemecahan segala kesulitan-kesulitan yang dihadapi di masa yang akan datang.”[4] Dengan demikian, menurut Jemaat Ahmadiyah ajaran Alquran merupakan pemecahan bagi segala kesulitan-kesulitan masa kini dan masa yang akan datang.”[5] Beliau bersabda, bahwa sebab terjadinya kemunduran umat Islam adalah disebabkan umat Islam banyak yang sudah meninggalkan ajaran Alqur’an.[6]

KEUTAMAAN MEMAHAMI DAN MENCINTAI ALQUR’AN

Beberapa penekanan penting yang disampaikan  Hadhrat Masih Mau’ud as. dan Para Khalifahnya

Hadhrat Masih Mau’ud as. Menerangkan, orang-orang yang masih meragukan kebenaran Alquran, dia kafir, mardud dan termasuk orang yang fasik, dan betapa derajat Alquran itu lebih tinggi daripada kitab-kitab dan wahyu-wahyu lainnya.”[7] Orang yang benar-benar mengikuti Alquran akan mendapatkan semua kebutuhannya karena Allah dengan kuasa-Nya akan memperlihatkan qudrat-qudrat-Nya sendiri kepada orang tersebut.[8] Mukjizat terbesar dari Alquran adalah perbendaharaannya yang tidak akan ada habisnya.[9]

Pendiri Jemaat Ahmadiyah pun mengakui bahwa kata Khataman Nabiyyin merupakan kata yang ditunjukan kepada Hadhrat Rasulullah saw. secara substansial, dengan demikian kitab Alquran pun merupakan Khatamul Kutub atau kitab yang paling sempurna.”[10] beliau as. bersabda:

“berhati-hatilah dan janganlah melangkahkan kaki biarpun hanya selangkah tetapi bertentangan dengan ajaran Tuhan dan petunjuk Alquran. Jalan keselamatan yang sempurna dan hakiki dibuka oleh Alquran, maka bacalah Alquran dengan seksama dan hendaklah kamu sangat mencintainya, karena sebagaimana Tuhan berfirman kepadaku, bahwa segala macam kebaikan terdapat di dalam Alquran.[11]

Kamu hendaknya jangan meninggalkan Alqur’an sebagai benda yang dilupakan, sebab justru di dalam Alqur’anlah terdapat kehidupanmu. Barangsiapa memuliakan Alqur’an, ia akan memperoleh kemuliaan di langit.[12]

Aku berkata dengan sesungguh-sungguhnya, bahwa barangsiapa mengabaikan suatu perintah sekecil-kecilnya diantara sejumlah tujuh ratus buah perintah Alquran, ia menutup pintu keselamatan bagi dirinya sendiri dengan tangannya sendiri.[13]

Jika masalah pokok ini, yakni mencintai dan membaca Alqur’an tidak diindahkan, maka semua amal akan sia-sia belaka.[14]

Alqur’an adalah nyawanya (ruhnya) ibadah. Membiasakan diri membaca Alqur’an serta menela’ah artinya merupakan dasar pondasi tarbiyat yg penting serta merupakan kuncinya tarbiyat, yang tanpa mana tarbiyat tidak akan bisa.[15]

Hz. Khalifatul Masih Ar-Rabi’ : ”Hendaknya semua warga Jemaat rajin membaca Alqur’an beserta terjemahannya, jangan sampai ada yang tidak membaca Alqur’an setiap hari, kecuali bagi yang sedang ada halangan secara syari’at.”[16]

Hz. Khalifatul Masih Ar-Rabi’ : ”Lebih baik tidak sarapan pagi daripada tidak mengaji dan menela’ah Alqur’an. Kalau kalian boleh tidak sarapan pagi, akan tetapi mengaji sebelum berangkat sekolah harus dikerjakan dan sambil mengaji itu terjemahannya pun harus dibaca, jangan mengaji hanya kosong bagaikan burung Beo.”[17]

Hz. Khalifatul Masih Ar-Rabi’ : ”Anak-anak muda baik yang besar maupun yang kecil kalau mereka membaca Alqur’an tetapi tidak memahami ilmunya yakni makna yang zahir yang bisa dicapai dari bahasa Arab tidak diperhatikan, maka mereka sama sekali tidak berhak membicarakan masalah Irfan di Majlis-majlis.”[18]

Hz. Khalifatul Masih Ar-Rabi’ : ”Mulailah berusaha mengamalkan apa yang telah saya anjurkan, yakni mulai mengajarkan secara dawam kepada anak-anak untuk mendirikan shalat dan mengaji Alqur’an. Jika itu telah dimulai teruslah mengamalkannya, maka segala kekurangan-kekurangan akan disempurnakan oleh Allah Ta’ala sendiri.”[19]

2. Tugas Para Ahmadi

Hadhrat Khalifatul Masih Al-Khaamis atba. Bersabda, bahwa tugas Hadhrat Masih Mau’ud as. adalah memperkenalkan kembali ajaran Kitab suci Alquran kembali, dan inilah missinya dan beliau telah melaksanakan misi ini. Maka sekarang ini itulah tanggungjawab bagi setiap Ahmadi. Ini adalah tanggung-jawab tiap Ahmadi hari ini. bahwa bukan saja kita harus bekerja dan berperilaku sebagaimana ajaran Alquran, tetapi juga harus bertabligh dan menyampaikannya kepada orang-orang lainnya;

Kata-kata dari Hadhrat Masih Mau’ud a.s. yang harus selalu ada di dalam pikiran kita ialah orang-orang yang menghormati Kitab Suci Alquran maka mereka pun akan mendapatkan kehormatan di langit. Kita harus merenugkan setiap huruf di dalam Alquran; kehormatan itu akan diberikan jika kita benar-benar bekerja sesuai dcngan ajaran Alqur’an.

Jika kita mengerjakannya sesuai dengan itu, maka Kitab Suci Alquran akan mengeluarkan kita dari tiap kegelisahan dan akan menjadi payung bagi kita semua, sebagaimana Allah Ta’âla berfirman:

وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ وَلَا يَزِيدُ الظَّالِمِينَ إِلَّا خَسَارًا

“Dan Kami turunkan (sedikit demi sedikit) Alquran itu yang Merupakan sebagai penyembuh dan rahmat bagi orang-orang yang beriman; tetapi tidaklah itu menambah kepada orang-orang zalim/aniaya melainkan kerugian”. (Surah Banî Isrâîl 17: 83)

Ini berarti bahwa. “Kami akan menurunkan Alquran yang merupakan sumber penyembuh dan dapat meningkatkan keimanan Muslimin sedangkan orang yang ingkar akan berada dalam kerugian”. Oleh karena itu, ini adalah tanggung-jawab kita bahwa dalam menilawatkan Alquran itu, kita harus selalu ingat di dalam pikiran kita semua apa yang dikatakan Alqur’an scbagai “does” atau yang harus dikerjakan dan apa yang dikatakan “don’t”, atau yang tidak boleh dikerjakan, serta kita harus berbuat sesuai ajaran dari Kitab Suci AIquran itu.

Kita harus membuat Al­quran ini sebagai bagian dari kehidupan kita, dan hanyalah dengan berbuat begitu, kita akan dapat memperoleh pengobatan spiritual dan pengobatan fisik (jasmani) yang sudah dijanjikan di dalam Alquran. Mereka yang tidak mengamalkan ajaran Alquran, maka mereka akan menjadi orang yang merugi.

Hadhrat Masih Mau’ud a.s. bersabda bahwa, “Jika kalian merenungkan ajaran Alquran, segalanya ada di sana; Alquran memberikan secara terinci apa-apa yang baik dan apa-apa yang buruk. Alquran mem­beritahukan akan apa yang akan datang.

Kalian mengerti hal itu sepenuhnya, bahwa semuanya itu disajikan dengan cara yang sedemikian rupa sehingga tidak ada yang bisa mcnyanggahnya, karena buah dan berkat dari Kitab Suci Alquran adalah segar dan baru. Oleh karena itu, kalian harus terus membaca dan menilawatkan Alquran, dan agar menjalani hidup kalian sesuai dcngan ajaran dari Kitab Suci Alquran”.

Dalam hadits YM. Rasulûllah saw. bersabda bahwa. “Ada banyak orang-orang, demikian banyak orang-orang yang membaca Al­quran tetapi Al­quran memberikan kutukan kepada orang-orang ini. Itulah mereka yang membaca Al­quran tetapi tidak beramal sesuai dengan ajaran Al­quran.” Maka orang-orang itu harus membaca Alquran dengan pemikiran yang baikdan harus beramal atau bertindak yang sesuai. Begitulah cara pembacaan dan tilawat AI-Quran yang baik.

Hadhrat Masih Mau’ud as. bersabda:Jalan keselamatan hakiki dibuka hanya oleh Alquran sedangkan semua yang lainnya hanya bayangannya semata. Maka itu hendaknya mempelajari Alquran dengan seksama dan hendaknya kalian mencintai begitu rupa mendalamnya seperti layaknya kalian tidak pernah mencintai apapun sebesar itu.

3. Keistimewaan Membaca, Mempelajari, dan Memahami Alqur’an

Sungguh banyak ayat Alqur’an serta hadits Nabi Saw. yang menjelaskan keutamaan Alqur’an dan para pembaca serta penghafalnya. Ayat-ayat Alqur’an yang menunjukkan tentang keutamaan Alqur’an diantaranya : (a) Al-Baqarah [2]: 3 (b) Al-Baqarah [2] : 122 (c)Al-Isra [17] : 10 (d)Al-Isra [17] : 83 (e)Fathir [35] : 29-32 (f)Az-Zukhruf [43]:45.

Hadits-hadits Rasulullah saw. yang menerangkan Keutamaan Alqur’an dan para pembaca serta penghafalnya antara lain:

’Utsman ra. Menyebutkan bahwa nabi Saw. bersabda : ”Khairukum man Ta’allamal Qur’aana wa ’allamahu” : sebaik-baik orang diantara kalian adalah orang yang mempelajari Alqur’an dan mengajarkannya. (HR. Al-Bukhari)

Membaca Alqur’an adalah berdialog dengan Allah Ta’ala.

Mendapatkan kemuliaan di sisi Allah SWT./dinagkat derajatnya. (HR. Bukhari dan Muslim)

Mendapatkan tempat di surga bersama para Rasul dan malaikat. (HR. Bukhari dan Muslim)

Mendapatkan Syafa’at Alquran di hari kiamat.(HR. Muslim)

Satu huruf Alqur’an mempunyai satu kebaikan yang  pahalanya bernilai sepuluh kebaikan. (HR. Turmudzi)

”Tidak boleh iri kecuali kepada 2 hal, yakni orang yg memahami Alqur’an & mengamalkannya siang malam serta kepada orang yg menafkahkan hartanya untuk kebaikan siang & Malam.”(HR. Bukhari dan Muslim)

”Ibadah yg paling utama ialah membaca Alqur’an.” Membaca Alquran lebih utama dari pada tashbih dan takbir. Tashbih mengagungkan Allah lebih utama daripada memberikan sedekah. Sedekah adalah lebih utama daripada puasa. Puasa adalah sebagai perisai untuk mendapatkan perlindungan dari api hukuman” (HR. Baihaki – Syu’abul Imân).

“Dari Ibnu Mas’ud ra. ia berkata: Rasulullah saw bersabda: Sesungguhnya orang yang didalam dadanya tidak ada sedikitpun dari Alquran, maka ia bagaikan rumah yang kosong”. (HR. Turmudzi)

”Terangilah rumahmu dengan Shalat & Membaca Alqur’an.”

Rasûlullah saw. bersabda bahwa: ‘”Di rumah kalian di mana Alquran dibaca secara ekstensif maka berkat-berkatnya akan bertambah luas,” sedangkan di rumah dimana Alquran tidak dibaca maka berkatnya akan berkurang. keburukan akan meningkat di rumah tersebut serta rumah tersebut akan menjadi sempit bagi orang-orang yang tinggal di sana.”

“Dari Abu Musa Al Asy’ariy ra. ia berkata: Rasulullah saw bersabda: Perumpamaan orang mukmin yang membaca Alquran seperti buah limau yang harum baunya dan lezat rasanya. Perumpamaan orang mukmin yang tidak suka membaca Alquran seperti buah kurma yang tidak berbau tetapi manis rasanya. Perumpamaan orang munafik yang membaca Alquran seperti bunga yang harum baunya tetapi pahit rasanya. Dan perumpamaan orang munafik yang tidak membaca Alquran, seperti buah handhalah yang berbau busuk dan pahit rasanya”. (HR. Bukhari & Muslim)

Hadhrat Abu Hurairah r.a. menyampaikan [dari Rasûlullah saw.] bahwa, “Seseorang yang membaca 10 ayat Alquran dalam satu malam, ia tidak akan termasuk golongan orang-orang yang lalai yang tidak menaruh perhatian.” Riwayat lainnya mengatakan bahwa. “Seseorang yang membaca 50 ayat Kitab Suci AI-Quran dalam satu hari maka ia akan dihitung sebagai orang yang sudah menghafal (hâfidz) Alquran”.

Mengenai status dari orang-orang yang hafal Alquran di luar kepala (hâfidz), hadits yang diriwayatkan oleh Hadhrat Sayid Khudry menyampaikan kepada kita bahwa YM. Rasûlullah saw. bersabda: “Hâfidz Alquran ketika akan masuk ke dalam surga diminta untuk terus dan membaca tartil Alquran untuk mencapai kedudukan yang lebih tinggi dan terus diminta membaca lagi agar meraih kedudukan yang Iebih tinggi lagi di surga.” Jadi, jika Saudara-saudara sepcrti itu. bahwa karena sebagai hasil dibacanya setiap ayat AI­Quran itu dijanjikan akan mendapatkan kedudukan yang lebih tinggi di surga maka ia akan terus mencapai tingkatan yang lebih tinggi lagi scterusnya di surga.

” Alquran Merupakan Washilah.Dalam satu hadits, Hadhrat Abu Amama Bahli menyampaikan bahwa: Saya mendcngar YM. Rasulûllah saw. bersabda, “Jika kalian membaca Kitab Suci Al­quran maka Al­quran ini akan menjadi perantara (washilah) bagi kalian di hari Kiamat nanti.”

Hadhrat Aisyah Siddiqa r.a. mengatakan bahwa YM. Rasûlullah saw .. bersabda bahwa, “Membaca Kitab Suci Al­quran di dalam shalat adalah sangat istimewa, bahwa pembacaan di dalam shalat mendapatkan pahala yang besar dan amat bermanfaat daripada dengan membacanya di mana saja. Membaca Alquran lebih utama dari pada tashbih dan takbir.” (HR. Baihaki – Syu’abul Imân)

Sabda-sabda Hz. Khalifatul Masih Al-Khamis atba. :

Pembacaan ayat-ayat di dalam shalat dilakukan dengan perasaan yang khusus, oleh karenanya saat itu pembacaan AI-Quran ini mendatangkan berkat yang besar. Manfaat lainnya ialah bahwa Saudara-saudara diingatkan akan kewajiban untuk menghafal lebih banyak dan lebih banyak lagi ayat-ayat Al­quran yang penuh dengan berkat-berkat. Secara umum, membaca Al­quran adalah banyak Iebih bagus daripada pekerjaan-pekerjaan bagus yang lainnya.

Dengan mempelajari arti dan maksud dari Alquran, maka orang-orang dapat mengadakan perbaikan spiritual (ruhani) dalam dirinya.

Membaca Alquran membuka pintu rahmat belas kasihan-Nya, setelah seluruh dunia ini berada dalam cengkeraman maksiat dan kejahatan, dimana Allah Ta’ala telah memilih orang yang berberkat ini (Y.M. Nabi Muhammad saw.) untuk mengadakan reformasi terhadap dunia ini dan kepada beliaulah Allah Ta’ala telah memberikan kitab syariat terakhir (Alquran) serta telah mengangkat derajat beliau saw. untuk ini.

Dengan membaca Alquran akan memperoleh berkat-berkat di dunia maupun akhirat.

Manusia yang menghormati Alquran maka mereka pun akan mendapat kehormatan di langit.

Membaca Alquran akan mengeluarkan kita dari tiap kegelisahan dan akan menjadi pelindung bagi kita semua.

Membaca Alquran adalah sumber penyembuhan dari semua penyakit ruhani dan peningkat keimanan.

Y.M. Rasulullah saw. bersabda, “Siapa yang membaca satu huruf dari Alquran maka ia akan mendapatkan satu khazanah kebaikan, dan masing-masing khazanah 10 kali lipat pahalanya.”

Orang yang membaca Alquran akan termasuk diantara orang-orang yang taat dan mulia.

Y.M. Rasulullah saw. bersabda, “Di rumah-rumah dimana Alquran dibaca teratur maka berkat-berkatnya akan bertambah luas. Sedangkan (rumah) dimana Alquran tidak dibaca maka berkatnya akan berkurang, keburukan akan meningkat di rumah tersebut, serta rumah itu akan menjadi sempit bagi orang yang tinggal disana.”

Membaca Alquran akan memperbaiki kehidupan kita baik di dunia maupun akhirat.

Membaca Alquran akan menambah kekuatan kita dalam menghadapi ‘serangan’ syaithan.

Alquran akan menjadi perantara di hari kiamat nanti.

Membaca ayat-ayat Alquran dalam shalat sangat istimewa, kita akan mendapat manfaat serta berkat yang banyak.

Kiat-Kiat Membentuk Pribadi dan Generasi Yang Dapat Membaca dan Mencintai Alquran

Yakin kepada firman Allah Ta’ala :

وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْآنَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِنْ مُدَّكِرٍ

“Dan sesungguhnya Kami telah memudahkan Alquran ini untuk diingat / untuk pelajaran, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran?” [Surah Al-Qamar (54: 18, 23, 33 dan 41)

Allah Ta’ala telah menyebutkan ayat ini dalam surat AlQamar sebanyak  4 Kali, untuk menegaskan bahwa Allah Ta’ala telah memudahkan Lafadz Alqur’an untuk dibaca dan dihafalkan serta mudah untuk difahami maknanya. Juga mudah untuk ditadabburi (dihayati) bagi siapa saja yang ingin mengambil pelajaran darinya. Dari sini, ada dorongan untuk selalu memperbanyak membaca Alqur’an, menghafal, mempelajari dan mengajarkannya.

Buktikan dulu keimanan kita terhadap Alqur’an. Kalau kita mengaku beriman, maka salah satu ciri beriman kepada Alqur’an adalah “Haqqa Tilaawatih”, membacanya dengan sungguh-sungguh. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman :

الَّذِينَ آتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَتْلُونَهُ حَقَّ تِلَاوَتِهِ أُولَئِكَ يُؤْمِنُونَ بِهِ وَمَنْ يَكْفُرْ بِهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ

Orang-orang yang kepada mereka Kami berikan Alkitâb (dan) mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya; itulah mereka yang beriman kepadanya. Dan barangsiapa ingkar kepadanya maka mereka itulah orang-orang yang merugi.” (Al Baqarah 2: 122)

Kata ‘Haqqa Tilaawatih’ yakni membacanya dengan bacaan yang sebenarnya maksudnya adalah membaca, memahami dan mengamalkannya dengan sebenar-benarnya. Kitab Suci Alquran itu  harus dibaca dan harus direnungkan apa artinya serta merenungkan dan menghayati apa ajarannya dan membuatnya sebagai bagian dari kehidupan kita sehari-hari.

Allah Ta’âlâ memberikan pernyataan pernyataan bahwa mereka itu menaruh perhatian pada pembacaan Alquran ini, sebagaimana dikatakan pada ayat yang dibacakan tadi bahwa mereka adalah orang-orang yang kepada mereka telah diberikan Alkitâb dan mereka telah membacanya dengan sebagaimana mestinya (haqqa tilâwatihî) orang-orang inilah yang memiliki keimanan sepenuhnya.[20] Menurut Ibnu Taimiyah, sungguh-sungguh atau Haqqa Tilaawatih dalam hal ini adalah sungguh-sungguh dalam membaca, mempelajari dan mengamalkan walaupun harus lapar ataupun mati.[21]

Memiliki niat yang Tulus dari diri kita sendiri untuk mempelajari dan mencintai Alqur’an semata-mata karena Allah Ta’ala.

Usaha /Ikhtiar. Hadits Nabi Saw. mengatakan :” Kalaupun besok akan kiamat, jika ada benih di tangan kita maka tanamkanlah ! artinya, apapun yang terjadi besok, selagi masih punya kesempatan ya kita harus berusaha. Misalnya Kalau belum bisa membaca Alqur’an ya belajar membacanya. Tidak ada alasan sudah tua, tidak ada waktu, sibuk, malu dan lain-lain.

Jangan menunda-nunda waktu untuk belajar membaca Alqur’an ataupun menghafal ayat-ayat Alqur’an ataupun mempelajari arti dan kandungan Alqur’an. Mulailah dari sekarang untuk membuat jadwal dan metode yang teratur. Huzur menekankan supaya setiap hari, terutama setelah shalat shubuh untuk membaca Alqur’an dengan terjemah dan tafsirnya.

Mulailah dari diri sendiri baru kemudian mengikutsertakan keluarga dan generasi-generasi penerus kita, karena tidak akan efektif jika kita menyuruh anak-anak kita membaca Alqur’an dan terjemahnya, serta menghafalnya sementara kita sendiri tidak melakukannya. Maka yang harus kita tarbiyati terlebih dahulu, adalah diri kita.

Marilah kita menganalisa (menghisab) diri kita sendiri setiap hari. Kita harus bertanya kepada diri kita, berapa banyak manfaat yang telah diperoleh dari Al­quran. Seberapa besar kita mencintai Alqur’an? Selanjutnya, Kita harus memasang mata pada rumah kita dan mengawasi bahwa isteri dan anak-anak juga membaca Al­quran, serta beramal sesuai ajaran Al­quran.

Semoga Allah Ta’âla memberikan kemampuan kepada kita semua untuk mencintai Alqur’an  sehingga kita dan generasi penerus kita termasuk orang­-orang yang menerima berkat-berkat dari Kitab Suci Al-Quran dan bisa terus meningkatkan derajat keimanan dan ketaqwaan  kita. Amîn Allahumma Aamin.

[1] Basmallah dihitung sebagai ayat 1 kecuali Surah At-Taubah. hal ini berdasarkan Hadits Nabi Besar Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam riwayatsahabat Ibnu Abbas radhiyallaahu ‘anhuma yang menunjukkan bahwa setiap basmalah pada tiap awal surat adalah ayat pertama  surat itu.

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لاَ يَعْرِفُ فَصْلَ السُّوْرَةِ حَتَّى يَنْزِلَ عَلَيْهِ بِسْمِ اللهِ الرَّحمْـاـنِ الرَّحِيْمِ

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak mengetahui pemisahan surat sehingga bismillaahir-rachmaanir-rachiimturun kepadanya. (Abu Daud, Kitab Shalat;  dan Al-Hakim dalam Al-Mustadrak)

[2] Mirza Bashiruddin Mahmud Ahmad, Ahmadiyah atau Islam Sejati, ,(Direktorat   Penerbitan Yayasan Wisma Damai, 1974), Jilid I, h.30

[3] Ibid., h. 39

[4] Ibid.

[5] Ibid., h.  37

[6]   Malfuzhat

[7] M. Rahmat Ali HAOT, Kebenaran al-Masih Akhir Zaman,(Jakarta: Jemaat Ahmadiyah Indonesia, 1947),h. 135

[8] Mirza Nasir Ahmad, Mahzarnamah Penjelasan/Pembuktian Akidah Jamaah Ahmadiyah, (Islam International Publication, 2002), h. 56

[9] Mirza Bashiruddin Mahmud Ahmad, Ahmadiyah atau Islam Sejati,  op. Cit., h. 35

[10] Mirza Nasir Ahmad, op.cit., h. 52

[11] Mirza Ghulam Ahmad, Bahtera Nuh,  (Jamaah Ahmadiyah,1997), edisi Ke-5, h. 40-41

[12] Bahtera Nuh hal. 28

[13]   Bahtera Nuh hal. 20

[14]   Idem, h. 42

[15]  Darsus no. 9, 6 Maret 1998, h. 2

[16]  Idem, hal. 3

[17]  Idem, hal. 4

[18]  Idem, hal. 11-12

[19]  Idem, hal. 11

[20]Khutbah Jum’ah Hadhrat Khalifatul Masih V atba. Tanggal 21-10-2005, Baitul Futuh, London(DARSUS No.32/Isy/PB/2005)

[21] Ustadz Bahtiar dalam acara TVRI Nasional ‘Untukmu Indonesia’, Sabtu 4 September 2010, Pkl. 11.40 WITA

Post a Comment

0 Comments