Memaknai Keunggulan Islam Di Atas Semua Agama



Penulis: Mln. Muhammad Ali (Jakarta Timur)

Setiap pemeluk agama, tak terkecuali kita sebagai umat Islam, tentu memiliki harapan bahwa agama yang dianutnya bisa unggul di atas agama-agama lainnya. Unggulnya suatu agama, bisa saja dimaknai bahwa agama tersebut diakui memiliki ajaran yang paling sempurna, dan atau bisa juga dimaknai bahwa agama tersebut menjadi agama dengan jumlah pemeluknya paling banyak.

Dan, terkait Islam pun demikian, perlu kita pahami secara lebih jauh lagi, bagaimana kita memaknai unggulnya Islam di atas agama-agama lainnya tersebut: apakah Islam dikatakan unggul tatkala umat manusia sebagian besarnya akhirnya masuk ke dalam Islam, dan Islam menjadi agama nomor satu dengan jumlah penganutnya terbanyak di seluruh dunia? Ataukah Islam itu dikatakan unggul ketika negara-negara di dunia merubah sistem pemerintahannya menjadi berlandaskan Islam? Selain itu, bagaimana pula upaya kita dalam merealisasikan hal tersebut, apakah dengan upaya-upaya pemaksaan atau peperangan, atau dengan upaya-upaya lainnya? Untuk itu, mari kita cermati bersama.

Di satu sisi, memang tidak dipungkiri bahwa ketika umat manusia sebagian besarnya masuk ke dalam Islam dan Islam menjadi agama dengan jumlah pemeluk mayoritas di seluruh dunia, maka itu merupakan bagian dari makna Islam unggul di atas semua agama. Begitu juga dengan sistem pemerintahan negara-negara misalnya, ketika suatu saat Islam menjadi agama mayoritas, lalu setiap negara menjadikan landasan hukum dan pemerintahannya adalah berdasar Islam, maka itu pun bisa saja diartikan bahwa Islam unggul di atas semua agama.

Namun, perlu kita pahami, meskipun kondisi tersebut merupakan bagian dari makna keunggulan Islam, pada dasarnya Islam sebagai suatu agama telah unggul semenjak awal diturunkan kepada yang mulia Nabi Muhammad saw.. Islam telah unggul ketika Allah Ta’ala menurunkan Al-Quran yang di dalamnya tertuang pedoman dan ajaran yang sempurna bagi umat manusia.

Islam telah unggul ketika utusan-Nya, yakni Nabi Muhammad saw., tampil sebagai insan kamil, rahmatan-lil’aalamiin, khaataman-Nabiyyiin, menjadi teladan sempurna bagi seluruh umat manusia, rahmat bagi sekalian alam, nabi paling sempurna di antara semua nabi yang diutus oleh Allah Ta’ala.

Islam sejatinya telah unggul, ketika Allah Ta’ala menyatakan dan memberi jaminan bahwa Al-Quran Suci sebagai pedoman bagi umat manusia, petunjuk bagi orang-orang bertakwa, senantiasa dijaga oleh-Nya dari segala perubahan dan pertentangan serta dari semua upaya manusia untuk merubah dan merusaknya.

Islam juga pada dasarnya telah unggul ketika dahulu orang-orang yang memiliki hati bersih yang datang dari berbagai macam latar belakang, dari orang-orang biasa hingga orang kaya raya, dari kalangan keluarga dekat hingga para musuh dan penentang sengit Islam, akhirnya menjadi pengikut setia Rasulullah saw., menjadi Sahabat beliau saw., menjadi orang-orang yang begitu luar biasa pengorbanannya bagi Islam.

Pun demikian, sejatinya Islam itu telah unggul, ketika Allah Ta’ala menampakkan kuasa dan tanda-tanda-Nya yang menakjubkan, serta pertolongannya yang khas kepada Rasulullah saw. dan para Sahabat ra. dari setiap upaya penentangan, permusuhan, peperangan dan upaya-upaya untuk melenyapkan Islam dari atas muka bumi. Jadi, pada dasarnya Islam itu telah unggul sejak dari awal diturunkan kepada yang mulia Nabi Muhammad shal-laallahu 'alaihi wa sal-lam.

Inilah kiranya yang diterangkan Allah Ta’ala dalam Al-Quran:

…اَلْيَوْمَ اَكْمَلْتُ لَكُمْ دِيْنَكُمْ وَاَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِيْ وَرَضِيْتُ لَكُمُ الْاِسْلَامَ دِيْنًاۗ…

…Hari ini telah Kusempurnakan agamamu bagimu, telah Kulengkapkan nikmat-Ku atasmu, dan telah Aku ridhoi Islam sebagai agama bagimu… (QS. Al-Maidah 5 : 3)

اِنَّ الدِّيْنَ عِنْدَ اللّٰهِ الْاِسْلَامُ ۗ...

Sesungguhnya agama yang benar di sisi Allah adalah Islam… (QS. Ali Imran 3 : 19)

وَمَآ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا رَحْمَةً لِّلْعٰلَمِيْنَ

Dan tidaklah Kami mengutus engkau melainkan sebagai rahmat bagi semesta alam. (QS.Al-Anbiya 21 : 107)

مَا کَانَ مُحَمَّدٌ اَبَاۤ اَحَدٍ مِّنۡ رِّجَالِکُمۡ وَ لٰکِنۡ رَّسُوۡلَ اللّٰہِ وَ خَاتَمَ النَّبِیّٖنَ ؕ وَ کَانَ اللّٰہُ بِکُلِّ شَیۡءٍ عَلِیۡمًا

Muhammad bukan bapak salah seorang laki-laki di antaramu, akan tetapi ia adalah Rasul Allah dan Khaataman-Nabiyyiin, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS. Al-Ahzab 33 : 40)

اِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَاِنَّا لَهٗ لَحٰفِظُوْنَ

Sesungguhnya Kami-lah yang telah menurunkan peringatan ini, dan sesungguhnya Kami-lah Penjaganya. (QS. Al-Hijr 15 : 9)

Dari ayat-ayat tersebut di atas, Allah Ta’ala menjelaskan bahwa agama Islam adalah agama yang ajarannya secara sempurna diturunkan kepada yang mulia Nabi Muhammad saw.; Islam adalah agama yang diridhoi oleh-Nya. Nabi Muhammad saw. sebagai utusan Allah Ta’ala memperoleh nikmat-nikmat yang sempurna, beliau menjadi rahmat bagi sekalian alam, beliau adalah khaataman-Nabiyyiin, yang paling sempurna di antara sekalian nabi-nabi.

Dan, Al-Quran sebagai kitab pedoman bagi umat manusia, ajarannya begitu sempurna, ia secara khas mendapatkan penjagaan dari Allah Ta’ala. Itulah keistimewaan Islam, sejak awal di dalamnya memperlihatkan keunggulan-keunggulannya dibandingkan dengan agama-agama lainnya.

Selain itu, inilah yang penting juga bagi kita: Unggulnya Islam adalah ketika kita sebagai seorang muslim berupaya dengan sebaik-baiknya mengamalkan ajaran yang terkandung di dalam Al-Quran, dan apa yang menjadi teladan Rasulullah saw. pun diamalkan dalam kehidupannya.

Misalnya, ketika Allah Ta’ala memerintahkan kita untuk mendirikan ibadah Shalat, kemudian kita taat dan mengamalkannya dengan sebaik-baiknya, lalu kita mendapatkan faedah dari shalat-shalat itu, yakni kita terhindar dari setiap perbuatan keji dan munkar, serta terhindar dari setiap keburukan dan dosa, kemudian kondisi demikian tampak jelas di hadapan orang lain, maka di situlah Islam tampil unggul.

Selanjutnya, ketika Allah Ta’ala memerintahkan kita untuk senantiasa berlaku jujur, baik dalam ucapan maupun perbuatan, dan kita amalkan sebagaimana dicontohkan pula oleh Rasulullah saw., kemudian itu menjadi ciri khas kita di tengah-tengah lingkungan kita, dan orang-orang lain pun melihat kita sebagai seorang yang jujur, maka di situlah artinya Islam telah unggul.

Lalu, ketika Allah Ta’ala memerintahkan agar kita menghindarkan diri dari setiap perbuatan khianat, tipu-menipu, perilaku suap dan korup, menghindarkan diri dari menyakiti orang lain baik melalui ucapan maupun perbuatan, dan itu kita lakukan dengan sebaik-baiknya, kemudian orang lain merasakan dampak positif dari keberadaan kita di tengah-tengah mereka, maka di situlah letak keunggulan Islam.

Ketika Allah Ta’ala memerintahkan kita untuk menghindarkan diri dari perbuatan syirik ataupun yang mengarah kepada syirik, menyekutukan Allah Ta’ala dengan yang lain, atau menjadikan sesuatu selain Allah Ta’ala itu lebih utama, lebih dicari dan dikejar, atau lebih diagung-agungkan, lalu kita taat kepada-Nya dengan berusaha menghindarkan itu semua dari dalam diri kita, kemudian sebagai ganjarannya yakni Allah Ta’ala senantiasa mendampingi dan menolong dalam setiap langkah-langkah kita, maka di situlah letak keunggulan Islam.

Jadi, keunggulan Islam dalam arti bahwa Islam menjadi agama dengan jumlah pemeluk mayoritas, dan orang-orang lain akhirnya mengakui bahwa dilihat dari segi kuantitasnya pemeluk Islam itu lebih banyak di atas pemeluk agama lainnya, adalah di satu sisi, dan ini suatu saat nanti pasti akan terwujud.

Namun di sisi lain, yang justru jauh lebih penting bagi kita saat ini adalah bagaimana caranya kita berusaha menampilkan dalam kehidupan kita nilai-nilai keunggulan Islam yang sejak dari awal sudah melekat di dalam tubuh Islam itu sendiri; kita berusaha mewarnai diri kita dengan sifat-sifat Allah Ta’ala, keagungan ajaran Al-Quran, dan teladan yang mulia Rasulullah saw. Jika ini kita wujudkan, maka artinya kita sudah menjadi bagian dari keunggulan Islam itu sendiri dan bagian dari upaya menjadikan Islam tampil unggul di hadapan agama lainnya.

Dan sebaliknya, jika di dalam diri kita, dalam perilaku kehidupan kita, jauh dari apa yang diharapkan Allah Ta’ala, tidak selaras dengan apa yang diajarkan Al-Quran dan yang dicontohkan Rasulullah saw., maka bukannya diakui, justru Islam akhirnya akan menjadi sesuatu yang diabaikan. Jika di dalam diri kita yang tampil adalah sikap dan perilaku yang tidak sejalan dengan teladan kasih sayang yang diperlihatkan Rasulullah saw., dan justru malah memperlihatkan perbuatan kejam, bengis, dan menyakiti orang lain, lalu bagaimana orang akan tertarik kepada Islam, dan bagaimana Islam tampil unggul dari yang lain?

Kalaupun misalnya Islam menjadi agama dengan pemeluknya paling banyak, unggul dari segi kuantitasnya, namun ketika dilihat dari segi kualitas para pemeluknya justru banyak yang jauh dari ajaran sejati Islam, tidak sedikit yang lalai dari tuntunan Islam, serta bukannya faedah dan manfaat yang dirasakan orang lain dari kita sebagai seorang muslim, maka bagaimana orang lain akan tertarik kepada Islam, dan bagaimana Islam akan tampil unggul di hadapan yang lain? 

Jadi, Islam sejatinya dari awal adalah agama yang istimewa, dan ajarannya pun sempurna. Di situlah keunggulannya. Dan bahkan, Allah Ta’ala tegaskan bahwa siapa saja yang mencari agama lain selain Islam, maka tidak akan diterima darinya. Oleh karena itu, sekarang semuanya kembali kepada kita, apakah kita mau menjadi bagian dari keistimewaan tersebut, sehingga dengannya kita pun menjadi orang-orang yang menampilkan Islam sebagai agama yang unggul di atas semua agama lainnya atau tidak?

Apakah kita mau termasuk ke dalam golongan orang-orang yang berusaha dengan gigih dalam menyerap dan menzahirkan apa yang menjadi perintah Allah Ta’ala di dalam Al-Quran, atau justru hanya menjadi pribadi yang biasa-biasa saja? Apakah kita mau menjadi murid-murid Rasulullah saw. yang menampilkan perilaku lemah lembut, kasih sayang terhadap sesama, atau justru sebaliknya. Oleh karena itu, saat ini semua keputusannya kembali kepada kita.

Semoga Allah Ta’ala mencurahkan taufik dan karunia kepada kita semua. Aamiin.

Post a Comment

0 Comments