NUZULUL QUR’AN DI MALAM LAILATUL QODAR


Oleh: Mln. Kashmir Mubarak

Bulan Ramadhan adalah bulan kesembilan tahun komariyah, bulan ini begitu istimewa dari bulan-bulan lainnya dan bulan ini disebut bulan penuh berkah karena pada bulan ini umat islam diperintahkan untuk melakukan puasa sebulan penuh. Dan, di dalamnya bermacam-macam amalan yang pahalanya dilipatgandakan oleh Allah Swt.

Pada bulan ini, ada suatu peristiwa yang sangat besar dan bersejarah yaitu Nuzulul Quran di mana pada bulan penuh rahmat ini kitab suci Al-Quran untuk yang pertama kali diturunkan, yang mana kitab suci ini merupakan kitab syariat terakhir dan sempurna pedoman hidup bagi umat manusia dan diturunkan kepada insan kamil Nabi Muhammad Mustofa SAW. Sebagaimana firmannya:

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَىٰ وَالْفُرْقَانِ

Bulan Ramadhan adalah bulan yang di dalamnya Al-Quran diturunkan sebagai petunjuk bagi manusia dan keterangan-keterangan yang nyata mengenai petunjuk dan furqon (QS. Al-Baqarah: 185)

Dan hari yang sangat bersejarah ini diabadikan oleh kaum muslimin diseantero dunia setiap bulan suci Ramadhan untuk memperingati hari nuzulul Qur'an dengan berbagai corak dan ragam sesuai dengan situasi dan kondisinya.

Adapun dalam penetapan hari nuzulul qur’an ini ada dua pendapat, yaitu:

1. Pendapat muslim mayoritas yang meyakini bahwa hari nuzulul qur’an ini jatuh pada tanggal 17 ramadhan;

2. Pendapat kedua yakni muslim Ahmadiyah berkeyakinan bahwa nuzulul qur’an terjadi pada tanggal 24 ramadhan. Dan, sudah pasti setiap yang diyakininya ini berdasarkan argumentasi masing-masing.

Kalau kita hanya mengacu pada QS. Al-Baqarah: 185 tadi, kita belum bisa menyimpulkan bahwa nuzulul qur’an itu terjadi tanggal 17 atau tanggal 24 ramadhan, sebagaimana yang diyakini oleh kedua golongan tersebut. Sebab, ayat di atas tidak menerangkan secara rinci tapi hanya bersifat global dan kita pun belum bisa menilai pendapat manakah yang lebih tepat dan benar. Namun, untuk membuktikan hal itu dibutuhkan dalil-dalil pendukung baik dari al-qur’an hadits, dan pendapat-pendapat ulama salaf.

Sedangkan mengenai dalil-dalil yang mendukung ayat diatas tersebut yaitu: Q.S. Ad-dukhan: 3:

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ ۚ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ

Sesungguhnya kami menurunkannya dalam suatu malam yang diberkati sesungguhnya kami selalu memberi peringatan.

Berdasarkan ayat di atas bahwa Al-Qur’an telah diturunkan pada suatu malam yang diberkati, dan untuk mengetahui malam yang diberkati itu seperti apa? Hal itu jabarkan dalam Al-Qur’an (QS. Al-Qadar : 1-3).

اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ

Sesungguhnya kami telah menurunkannya pada malam qodar (1)

وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِۗ

Dan apakah engkau mengetahui apakah malam qodar itu (2)

لَيْلَةُ الْقَدْرِ ەۙ خَيْرٌ مِّنْ اَلْفِ شَهْرٍ

Lailatur qodar itu lebih baik dari seribu bulan (3)

Merujuk pada ayat-ayat Al-Qadar tersebut kita mendapat gambaran bahwa pada malam Al-Qur’an diturunkan malam itu diberkati oleh Allah swt. Adapun malam yang diberkati itu adalah malam lailatul qodar yang mana malam lailatul qodar itu lebih baik dari seribu bulan. Hitungan seribu bulan dalam bahasa Arab adalah hitungan yang paling tinggi, artinya malam taqdir itu lebih baik dari seluruh bulan dan begitu banyaknya kebaikan itu sehingga tidak bisa dibandingkan dengan seluruh bulan yag pernah diciptakan oleh Allah swt.

Ayat-ayat itu menjelaskan mengenai turunnya lailatul qodar yang sifatnya untuk kepentingan umat dan lailatul qodar ini tidak hanya terbatas turunnya Al-Qur’an saja tetapi juga mencakup zaman diutusnya Rasulullah saw karena pada zaman diutusnya Rasulullah saw dan diturunkannya Al-Qur’an pada masa itu dijazirah arab sedang mengalami zaman jahiliyah yaitu zaman kebodohan, zaman gelap gulita sehingga dengan diutusnya Nabi Muhammad Saw dan diturunkannya Al-Qur’an dunia akan berubah menjadi terang benderang oleh nur Al-Qur’an dan nur Muhammad saw.

Beliau juga telah dapat merubah sifat manusia yang biadab menjadi beradab hanya membutuhkan waktu singkat 23 tahun. Dan, dalam ayat-ayat diatas tadi mengandung isyarat kemunculan muslih Robani (iman-iman zaman) di antara kaum muslimin, termasuk juga isyarat dibangkitkannya para mujadid, sebab angka seribu bulan sama dengan 83 tahun 4 bulan. Dan, jumlah ini mendekati jumlah seratus tahun yang mana setiap awal seratus tahun sekali Allah Swt senantiasa membangkitkan seorang mujadid. Sebagaimana sabda Rasulullah s.a.w. :

Sesungguhnya Allah Swt membangkitkan pada umat ini setiap awal serratus tahun sekali untuk memperbaiki agamanya (H.R. Abu Daud, dalam Misykatul Mashaabih. 36)

Lailatul qodar kedua adalah diperuntukan pada perorangan yang mau mencarinya dengan menghidupkan malam-malam terakhir dibulan Ramadhan sebagaimana telah disabdakan oleh Rasulullah Saw:

تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى الْوِتْرِ مِنَ الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ

Carilah malam Lailatul qodar pada 10 malam akhir di bulan Ramadhan (H.R. Bukhari).

رَى رُؤْيَاكُمْ فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ فَاطْلُبُوهَا فِى الْوِتْرِ مِنْهَا

Aku melihat mimpi kalian bertemu pada sepuluh hari terakhir, maka hendaklah ia mencarinya (lailatul Qadar) pada malam-malam ganjil. (HR. Muslim)

Pendapat yang mengatakan bahwa nuzulul Qur’an jatuh pada 17 ramadhan karena berpedoman pada QS. Al-anfal ayat 42 dan hadits Abu Daud sebagai berikut :

إِنْ كُنْتُمْ آمَنْتُمْ بِاللَّهِ وَمَا أَنْزَلْنَا عَلَىٰ عَبْدِنَا يَوْمَ الْفُرْقَانِ يَوْمَ الْتَقَى الْجَمْعَانِ

Jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan atas hamba kami pada waktu bertemunya dua pasukan (perang badar 17 ramadhan). (QS.Al-Anfal : 41)

Dari Ibnu Mas'ud R.A dia berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Carilah malam lailatul qodar pada malam ke-17 di bulan Ramadhan dan pada malam tanggal ke 21 dan malam tanggal ke-23 kemudian beliau diam." (H.R. Abu Daud)

Menurut pendapat ini, Nuzulul Qur’an itu jatuh pada tanggal 17 ramadhan ketika pasukan muslim berhadapan dengan kaum Quraisy di perang badar tahun 2 hijriyah bertepatan dengan genapnya usia Nabi Muhammad Saw 42 tahun.

Padahal Surah Al-Alaq telah diakui secara universal sebagai wahyu pertama yang turun kepada Rasulullah Saw di Gua Hira pada suatu malam di bulan Ramadhan 13 tahun sebelum hijrah. Masa itu sesuai dengan tahun 610 M.

Argumentasi keduanya berdasarkan hadits Muslim tadi carilah Lailatul qodar pada tanggal 17, padahal hadits itu masih ada terusannya yaitu tanggal 21, 23 sedangkan tanggal 17 itu belum termasuk malam lailatul qodar sebab belum 10 akhir dibulan Ramadhan. Jadi, kedua argumentasi tersebut tidak tepat.

Adapun menurut pendapat jemaat Ahmadiyah bahwa terjadinya Nuzulul Qur’an itu pada tanggal 24 ramadhan Rasulullah Saw menerima wahyu pertama Al-Qur’an. Berdasarkan sabda Rasulullah Saw:

Dari Ibnu Abbas r.a ia berkata : Al-Qur’an diturunkan dimalam lailatul qadar dibulan Ramadhan hingga langit dunia dalam bentuk kalimat kemudian bintang-bintang turun (H.R. Thabrani)

Beliau Saw juga bersabda:

Suhuf Ibrahim diturunkan pada malam pertama Ramadhan, Taurat diturunkan pada enam Ramadhan, Injil diturunkan pada tiga belas Ramadhan, zabur diturunkan pada delapan belas Ramadhan, dan Al-Qur’an diturunkan pada dua puluh empat Ramadhan (H.R. Thabrani).

Tanggal 24 termasuk malam lailatul qadar sebab masuk 10 malam terakhir dibulan Ramadhan, tapi apakah tanggal 24 ramadhan itu termasuk malam yang ganjil?

Menurut ibnu Hazm jika bulan Ramadhan itu 29 hari maka yang disebut malam ganjilnya itu adalah tanggal 20, 22, 24, 26, 28.

Jadi, berdasarkan pendapat tersebut yang diyakini oleh jemaat Ahmadiyah bahwa Nuzulul Qur’an yang terjadi di tanggal 24 sesuai, sebab tanggal 24 termasuk 10 malam terakhir dibulan Ramadhan dan juga termasuk malam ganjil berdasarkan pendapat Ibnu Hazm tersebut.

Post a Comment

0 Comments