KONDISI UMAT ISLAM DI AKHIR ZAMAN DAN KEDATANGAN RASUL DARI KAUM AKHARIN



Mln. Ahmad Suparja Hidayat (Muballigh Daerah Sulut 2/Mubaligh Kotamobagu Sulut).

Kurang lebih seribu empat ratus tahun yang lalu, Yang Mulia Baginda Nabi Muhammad SAW telah menubuatkan mengenai akan terjadinya kondisi/keadaan umat Islam di akhir zaman antara lain  beliau Saw bersabda :

Akan tiba masanya atas ummatku di mana kekhusyukan dalam shalat akan hilang;

Akan tiba masanya atas ummatku di mana orang jujur didustakan, orang tepercaya dituduh khianat, dan pengkhianat dipercayai;

Akan tiba masanya atas umatku di mana urusan umat dilimpahkan kepada pemimpin yang bukan ahlinya;

Akan tiba masanya atas umatku di mana seseorang muslim itu tidak akan mengucapkan salam kecuali kepada orang yang ia kenal saja;

Akan tiba masanya atas umat ku dimana banyaknya terjadi pembunuhan sesama sendiri;

Akan tiba masanya atas umatku di mana banyaknya masjid di bangun megah-ramai namun kosong dari petunjuk;

Akan tiba masanya atas umatku di mana banyaknya setiap orang tanpa kecuali akan makan riba, orang yang tidak makan langsung, pasti terkena debu debunya;

Akan tiba masanya atas ummat ku di mana banyaknya seseorang tidak peduli darimana hartanya didapat, apakah dari yang halal atau yang haram;

Akan tiba masanya atas umatku di mana banyaknya manusia saling berbangga - bangga dengan perbuatan maksiat mereka.

Para sahabat bertanya, "kapan hal itu akan terjadi, wahai Rasulullah?

Rasulullah saw menjawab, "Semua itu akan terjadi di akhir zaman, apabila hal itu sudah terjadi maka tunggulah saat kedatangan hari kiamat." (Al-Hadits Sihah Sittah-Muttafakun Alaih)

Kalau kita perhatikan dengan seksama tanda-tanda yang dinubuatkan oleh yang mulia Rasulullah saw mengenai kondisi dan keadaan umat Islam sebagaimana yang disebutkan dalam berbagai hadits tersebut sudah tergenapi dan tersempurna di jaman ini.

Di mana sebagian besar keadaan akhlak dan perilaku umat Islam di jaman ini persis seperti yang telah digambarkan oleh Nabi saw di atas.

Merujuk kepada hadist-hadits di atas disebutkan bahwa kekhusyukan shalat akan hilang, mungkin maksudnya orang-orang mengerjakan shalat dengan begitu cepatnya seperti seekor ayam mematuk-matuk biji-bijian.

Urusan diberikan kepada yang bukan ahlinya mungkin karena ada unsur nepotisme/kekeluargaan. Walau tidak ada keahlian yang penting dipegang keluarganya sendiri.

Orang muslim mengucapkan salam kepada yang dikenalnya saja tetapi enggan kepada yang tidak dikenalnya. Padahal, Nabi Saw telah memerintahkan kepada umatnya, "ucapkan salam baik kepada yang engkau kenal maupun yang tidak engkau kenal."

Di jaman itu banyak terjadi pembunuhan baik dengan cara berkelahi, membegal, merampok, karena merasa takut aibnya diketahui orang atau melalui peperangan.

Di jaman itu banyak orang islam yang makan dan terlibat riba. Mungkin karena kepepet, terpaksa dan disebabkan kesulitan ekonomi.

Orang Islam mencari harta dengan cara yang tidak halal.

Bangga dengan perbuatan maksiat yang dilakukannya dan tidak mempunyai rasa malu.

Ringkasnya, nubuatan-nubuatan dan tanda-tanda yang disebutkan oleh Nabi Muhammad  saw di atas sudah tergenapi dan menjadi kenyataan di jaman ini.

Hal ini menunjukkan bahwa keadaan mayoritas umat Islam di akhir jaman sudah mengalami krisis keimanan yang hebat sehinga kondisi umat islam seolah-olah sudah binasa.

Nabi Muhammad saw menggambarkan dalam sebuah hadits bahwa keimanan yang ada di dada mayoritas umat Islam seolah-olah sudah terbang ke Bintang Tsurayya.

Walaupun demikian, beliau saw pernah bersabda, "Kaifa tahliku ummati anaa fii awwaliha wa iisabnu maryam fii aakhiriha.".(Bagaimana bisa binasa umat karena di masa awal ada aku dan di masa akhirnya ada Isa Ibnu Maryam).

Rasulullah saw telah memberitahukan kepada umatnya bahwa ketika iman kebanyakan umat Islam sudah terbang ke bintang tsurayya Allah Swt. akan membangkitkan seorang Rasul (utusan-Nya) untuk mengambil kembali iman yang sudah terbang ke Bintang yang sangat jauh itu.

Sebagaimana Allah Swt berfirman, "Dan Dia akan membangkitkannya juga pada kaum lain dari antara mereka yang belum bertemu dengan mereka. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana."(QS. Al-Jumu'ah, 62: 3).

Yang menjadi pertanyaan adalah, "Siapakah seorang rasul yang akan dibangkitkan/diutus di akhir zaman yang datang dari kaum akharin  seperti yang dinubuatkan dalam ayat surah jumu'ah tersebut?

Di dalam sebuah hadits yang termasyhur tertuju kepada pengutusan Rasulullah saw untuk kedua kali dalam wujud Hadhrat Masih Mau'ud a.s di akhir zaman. Hadhrat Abu Hurairah meriwayatkan:

Pada suatu hari kami sedang duduk-duduk bersama Rasulullah Saw, ketika Surah Jumu'ah diturunkan. Saya meminta keterangan kepada Rasulullah Saw, "Siapakah yang diisyaratkan oleh kata-kata, 'Dan Dia akan membangkitkannya juga pada kaum lain dari antara mereka yang belum bertemu dengan mereka'. Salman al-Farsi (Salman asal Parsi) sedang duduk-duduk di antara kami. Setelah saya berulang-ulang mengajukan pertanyaan itu, Rasulullah Saw meletakkan tangan beliau pada Salman r.a dan bersabda, 'Bila iman telah terbang ke Bintang Tsuraya, seorang lelaki dari antara mereka pasti akan menemukan/mengambilnya kembali.'" (Hadits Riwayat Bukhari).

Hadits Nabi Saw ini menunjukkan bahwa ayat yang disinggung dalam surat jumu'ah ayat 3, "wa aakhariina minhum lammaa yalhaquu bihim" ditujukan kepada seorang lelaki dari keturunan Parsi.

Hadhrat Masih Mau'ud A.s pendiri Jemaat Ahmadiyah adalah dari keturunan Parsi. Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits Nabi Saw lainnya bahwa kedatangan Al-Masih pada saat ketika tidak ada yang tertinggal dari Islam selain namanya, ketika Alqur'an hanya kata-kata/tulisannya, yaitu jiwa ajaran Islam yang sejati akan lenyap (Hadits Al-Baihaqi). Jadi, Alqur'an dan Hadits kedua-duanya sepakat bahwa ayat ini merujuk kepada kedatangan kedua kali Rasulullah Saw dalam wujud Pendiri Jemaat Ahmadiyah Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad a.s sebagai Isa Almasih, Imam Mahdi dan Masih Mau'ud as.

Post a Comment

0 Comments