ALLAH TUHAN SELURUH ALAM




Oleh: Mln. Muhammad Jaelani

Intisari dari Tashawuf adalah takut dan harapan. Setiap perbuatan, tingkah laku disandarkan kepada rasa takut dan harapan kepada Allah swt. Ketika membaca kisah-kisah para nabi maka akan didapatkan kisah-kisah yang menggugah keimanan. Bagaimana penyandaran hidup mereka hanya untuk Allah swt semata. Menyampaikan ajaran kepada kaumnya meskipun harus mendapatkan permusuhan dan penentangan.

Tuhan dalam pandangan orang-orang yang memusuhi para nabi adalah sesuai dengan citra mereka sendiri, citra yang dimunculkan oleh hawa nafsunya. Seperti kisah Nabi Nuh as, Tuhan memerintahkan untuk membuat bahtera yang akan menyelamatkan beliau dan orang yang menaikinya. Manakala, Nabi Nuh as membuat bahtera sebagaimana yang Tuhan perintahkan maka orang orang mulai menertawakannya.

Di zaman Nabi Musa as orang yang memusuhi dan menentang memiliki citra sendiri tentang Tuhan. Di antaranya, yaitu Firaun. Untuk memenuhi keinginannya, membuktikan dan melihat Tuhan Musa maka dibuatlah menara yang tinggi. Alih alih melihat Tuhannya Musa as di menara yang tinggi, malah melihat Tuhan ketika tenggelam di lautan.

Ketika manusia sudah mulai mengalami perkembangan intelektualnya yang tinggi maka Allah Ta’ala mengutus Yang Mulia Nabi Muhammad saw. dan dengan perantaraan Al-Quranul Karim wujud Tuhan semakin nampak. Mulai dari budak sampai orang kaya bisa mencerna bagaimana citra Tuhan yang diajarkan oleh Rasulullah saw.

Hazrat Masih Mau’ud as menerangkan bagaimana kesuksesan Rasulullah dalam mengajar dan mendidik para penghuni padang pasir. Mereka manusia-manusia yang bersifat binatang dijadikan manusia-manusia yang terpelajar dan dari manusia yang terpelajar menjadi insan Ilahiyah dan menguasai seni hidup Ilahiyah yang benar.

The Living God, Tuhan Yang Maha Hidup kembali digaungkan oleh pendiri Jemaat Ahmadiyah yaitu Hazrat Mirza Ghulam Ahmad as sebagai Imam Mahdi dan Masih Mau’ud. Bagaimana pendiri Jemaat Ahmadiyah selama hidupnya diabdikan hanya untuk Tuhan dan untuk mengkhidmati Agama Islam.

Di masa hidup beliau, ada seorang ilmuwan berkebangsaan Amerika datang untuk berdialog. Di antaranya dialog tentang bagaimana agama menyikapi sains ilmu pengetahuan. Di akhir dialog itu, ilmuwan tadi mengatakan bahwa Hazrat Masih Mau’ud as mengajarkan agama yang sesuai dengan sains, ilmu pengetahuan. Sedangkan, sebelumnya Sang Ilmuwan ketika berdialog dengan para ulama seringkali mendapatkan keterangan kalau agama bertentangan dengan sains.

Pada 11 Pebruari 2014, telah diselenggarakan Konferensi Agama sedunia di Guildhall London. Dihadiri oleh 500 delegasi di antara para pimpinan agama-agama dari berbagai negara, para politisi, pejabat pemerintahan, para akademisi dan dari NGOs. Sebagai keynote speakernya yaitu Pimpinan tertinggi Jemaat Ahmadiyah yakni Hazrat Mirza Masroor Ahmad Khalifatul Masih V aba  diantaranya beliau mengatakan God is a living God and so world should turn towards Him.

Referensi:

1. Minhajut Thalibin oleh Hz Mirza Basiruddin Mahmud Ahmad ra
2. Al-Quran Terjemah dan Tafsir Singkat JAI
3. Fatah Islam oleh Hz Mirza Ghulam Ahmad as
4. Malfuzhat
5. https://www.alislam.org/press-release/historic-conference-of-world-religions-held-at-guildhall-london/
6. https://www.reviewofreligions.org/10873/god-in-the-21st-century-keynote-address-islam/






Post a Comment

0 Comments