TAAT KUNCI PERSATUAN UMAT


Oleh : Mln. Abdul Haq Mubasyir
   
     Judul ini saya pilih atas keprihatinan saya atas kondisi umat Islam saat ini. Umat Islam sekarang ini sudah terpecah belah. Tak ada lagi persatuan dan kesatuan. Yang ada hanyalah permusuhan dan pertentangan satu sama lain.

 Di mana pun dan dalam organisasi apapun, kekuatan suatu kelompok atau komunitas selalu berbanding lurus dengan kondisi kesatuan kelompok itu. Jika kondisi kesatuan dan persatuan sebuah kelompok itu bagus, maka mereka punya kekuatan. Sejauh mana kesatuannya, sejauh itu pula kekuatannya.

Sebuah bangsa yg mempunyai kesatuan maka bangsa itu menjadi kuat. Dalam perjalanan sebuah bangsa, jatuh bangunnya bangsa itu, terkait erat dengan kondisi kesatuannya. Sebuah bangsa yg besar jika tak ada persatuan di dalamnya maka mereka menjadi lemah. Tapi sebaliknya, bangsa yg kecil pun jika ada persatuan di dalamnya maka mereka menjadi kuat. Sehingga tak jarang bangsa yg kecil bisa mengalahkan bangsa yg jauh lebih besar.

 Tepat sekali firman Allah Tanpa yg berbunyi :
                   كَمْ مِنْ فِئَةٍ قَلِيلَةٍ غَلَبَتْ فِئَةً كَثِيرَةً بِإِذْنِ اللَّهِ ۗ yg artinya berapa banyak pasukan yang kecil mengalahkan pasukan yang besar dengan ijin Allah( Al-Baqarah 249).

 Dalam sejarah kita mencatat, bangsa Arab yg kecil, ketika mereka bersatu, menjadi bangsa yg kuat dan sanggup mengalahkan Bangsa Romawi dan Persia sekaligus yg jauh lebih besar dibanding Bangsa Arab sendiri.

Begitu juga Bangsa Mongol yg kecil itu bisa mengalahkan Bangsa China yg jauh lebih besar. Sejarah juga mencatat bahwa bangsa yang besar bisa menjadi bulan bulanan bangsa lain ketika dia lemah karena tak ada persatuan di dalamnya. Tapi begitu mereka bersatu, tak ada bangsa lain yg sanggup mengalahkannya.

China menjadi contoh menarik. Di masa kekuasaan Shih Huang Ti sekitar 600 tahun SM, China menjadi bangsa terkuat di dunia, seiring dengan itu, kemajuan di berbagai sendi kehidupan pun tak terelakkan lagi.

 Tapi sebaliknya ketika mereka lemah bangsa Mongol dan Jepang yang relatif lebih kecil pun bisa mengusai mereka. Begitu mereka bersatu kembali,mereka menjadi kuat lagi seperti sekarang. Begitu juga dengan bangsa Indonesia ketika bersatu di bawah kerajaan Majapahit, kita menjadi salah satu bangsa terkuat di dunia, tapi ketika persatuan itu hancur, kita menjadi bulan bulan bangsa Belanda yg jauh lebih kecil dari kita.

 Pertanyaan nya adalah,"Bagaimana persatuan dan kesatuan bisa diwujudkan? Hanya ada satu jawabannya. Ketaatan kepada pemimpin. Di mana pun jika sebuah bangsa pemimpinnya ditaati,maka persatuan dan kesatuan bisa diwujudkan. Tapi jika pemimpin nya sudah tidak ditaati, maka akan timbul perpecahan dan bangsa itu akan menjadi bangsa yang lemah.

Betapun besarnya bangsa itu,seluas apa pun wilayahnya, sebanyak apapun penduduknya, sekaya apapun negeri nya,tatap akan menjadi bangsa yang lemah.
Kenapa China menjadi bersatu dan kuat? karena pemimpin nya ditaati. Kenapa Islam dulu kuat? karena  Rasulullah sebagai pemimpin nya ditaati. Kenapa Majapahit kuat?karena rajanya ditaati. Oleh karena itu, jika Islam ingin kuat, maka harus ada 1 pemimpin yg ditaati. Kalau Indonesia ingin kuat, maka presiden nya harus ditaati. Hanya itulah cara untuk mengembalikan kekuatan sebuah umat dan bangsa.

Perpecahan selalu diawali oleh perselisihan pendapat antara umat dan pemimpinnya. Begitu juga pembangkangan selalu diawali oleh hal serupa. Padahal Alquran juga sudah menasihati kita sebagaimana firman-Nya:
                              يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ ۖ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ۚ ذَٰلِكَ خَيْرٌ  وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا

artinya:  Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan ulil amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah dan Rasul, jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu, lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (An-nissa 59).

Dalam ayat ini jika kita berselisih tentang sesuatu maka kembalikanlah kepada Allah dan Rasul-Nya. Ini artinya kita harus bertawakal jika kita merasa ada suatu kebijakan dan keputusan yang yang salah dari pemimpin kita. Karena ini adalah jalan terbaik. Tak ada ijin untuk membangkang dan  memberontak. Karena pemberontakan itu akan menghancurkan bangsa itu sendiri.

Negara-negara timur tengah saat ini menjadi contoh nyata betapa perbedaan pendapat yg diiringi oleh pembangkangan dan pemberontakan menjadi awal kehancuran bangsa itu. Irak, Suriah, Libya menjadi hancur karena pemberontakan rakyatnya. Terlepas dari adanya campur tangan pihak luar. Yang jelas, pihak luar tak akan berani mengganggu jika seluruh bangsa itu solid dan bersatu padu.

Post a Comment

0 Comments