Hijrah yang Penuh Keberkahan


Oleh : Mln. Edi Zulkarnain

Hijrah atau sering kita kenal dengan migrasi tidak hanya dialami manusia di dunia ini, bahkan mahluk lain ciptaan Tuhan Yang Maha Esa pun melakukan itu dengan beragam tujuan. Namun ketika kita mengingat kata hijrah, maka seketika itu ingatan kita dibawa kezaman hijrahnya Nabi kita yang mulia Muhammad saw, dimana hijrah yang beliau saat itu lakukan dengan para sahabat memberikan pelajaran yang sangat berarti untuk kita selaku umat Islam.

Di dalam Alquran banyak sekali bagaimana Allah SWT mengisahkan seluruh kejadian alam ini agar manusia memperhatiakan sekaligus mengambil pelajaran dari hal-hal yang demikian. Termasuk migrasinya burung-burung yang hanya untuk mempertahankan species mereka dari kepunahan dan mencari suaka baru untuk memenuhi kebutuhan pangan kawanan mereka.

Terkait dengan contoh-contoh yang telah saya kemukakan berkaitan dengan migrasi atau hijrah,  apakah sepantasnya bila kita selaku umat yang terbaik (Qs. Ali Iimran 3: 110) yang telah Alquran ceritrakan, dalam hal hijrah/ migrasi bisa disamakan dengan sekawanan burung yang bermigrasi hanya untuk biji-bijian yang mereka harapkan? Atau apakah kita sama dengan sekawanan banteng, zebra dan binatang lainya? Jawabnya tidak.

Migrasi sudah menjadi suatu hal yang biasa di negri kita tercinta tentunya dengan latar belakang rencana yang beraneka ragam, dan bahkan budaya migrasi bangsa kita ini sudah mengakar sejak lama. Maka yang menjadi catatan untuk kita, apakah kita sudah mengukur rencana migrasi kita atau hijrah kita dengan konsep hijrah Nabi saw dan sahabat yang pernah dikisahkan dalam literatur Islam ?

Ketika anak kita melanjutkan pendidikan di kota tujuan yang jauh apakah kita sudah memberikan pesan yang menggugah agar hijrah yang ia lakukan  menapaki jejak Rasulullah saw dan para sahabat? Apakah ketika diri kita mencari nafkah di kota lain kita sudah menata sedemikian rupa rencana hijrah kita? Karena di dalam diri Rasulullah saw terdapat suri tauladan yang terbaik (Qs. Al Ahzab 33: 21) yang Allah saw telah kirimkan untuk kita, maka sudah menjadi ketentuan untuk kita agar kita melangkah dengan petunjuk Rasulullah saw dalam konsepsi hijrah.

Hijrahnya Rasulullah saw dan para sahabat merupakan rencana Allah Taala karena tekanan berat suku Quraisy terhadap umat Islam yang sedang tumbuh. Walau pun demikian tentu ekonomi, keluarga dan lain-lain pun menjadi suatu hal yang mereka pikirkan juga. Namun terlepas dari semua yang mereka pikirkan ada satu renca yang agung yang mereka emban, yaitu mengutamakan agama diatas kepentingan yang lain.

Ada suatu ungkapan yang sangat menggugah dari Imama Jemaah Islam Ahmadiyah bahwa “Kami tidak melarang kalian dari kesibukan dunia, namun terdapat syarat yaitu agama harus menjadi tujuan utama. Ini merupakan prinsip pokok bagi seorang saleh dan bagi orang yang mengamalkan hukum Tuhan, yaitu carilah dunia, penuhilah keperluan duniawi, penuhilah keperluan istri, anak dan kewajiban berumah tangga, karena itu merupakan kewajiban kalian. Bekerja dan mencari nafkah bagi mereka adalah perlu namun jangan sampai pekerjaan dan pencarian nafkah tersebut sedemikian rupa membuat larut sehingga tidak tersisa lagi pemikiran untuk agama, malah berkutat untuk urusan duniawi semata.

Jika kita harus mencari duniawi, hal itu ialah karena berdasarkan perintah Tuhan bahwa kita harus memenuhi tanggung jawab pada anak dan istri, melaksanakan kewajiban pada makhluk Allah dan harus mengkhidmati agama Allah. Jika itu yang menjadi tujuan, dunia pun akan diraih begitu juga agama.”

Tatakala pesan menggugah diatas menjadi petuah yang benar-benar kita pegang teguh untuk kita  anak kita insyaAllah semua langkah hijrah kita dengan beragam latar belakan, dimana pun kapan pun dan siapa pun akan selalu mendatangkah keberkahan  yang pada akhirnya ketenangan daalam setiap langkah hidup kita.

Post a Comment

1 Comments

  1. Indahnya Islam damai yang ramah, bukan muslim yang marah-marah dan menyebarkan kebencian.

    ReplyDelete