KECINTAAN KEPADA NABI MUHAMMAD SAW.: GERBANG MENUJU CINTA ILAHI



Oleh : Mln. Nasiruddin Ahmadi, (Purwokerto)

قُلْ أَطِيعُوا اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْكَافِرِينَ

Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah Aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Q.S. Ali-Imran :32)

A. ILUSTRASI: Untuk membimbing pola pikir kita agar sampai kepada judul di atas, maka saya akan berusaha untuk memberikan ilustrasi sebagai berikut:

1. Untuk menuju ke suatu tujuan seperti dari Jakarta ke Sumatera, dari Surabaya ke Kalimantan, atau dari Indonesia mau keluar negeri, tentunya dibutuhkan kendaraan (pesawat) yang fasilitasnya  lengkap dan sempurna.

Hal ini demi kenyamanan, keamanan, dan keselamatan para penumpang. Bukan hanya kendaraan yang fasilitasnya lengkap dan sempurna saja, tetapi juga kendaraan (pesawat) tersebut harus dikemudikan oleh orang yang sudah berpengalaman dan memliki sertifikasi kelayakan terbang dari yang berwenang serta hafal rute penerbangan untuk mencapai tujuan.

B. Demikian juga untuk menuju tujuan hidup manusia yaitu, beribadah demi meraih keridhaan Allah, sehingga menjadi milik Allah dan menduduki singasana Ilahi, maka dibutuhkan kendaraan yang sempurna dan pilotnya yang mahir. Kendaraan yang dimaksud adalah agama Islam yang sempurna dan lengkap. Adapun Pilot yang dimaksud adalah Nabi Muhammad Rasulullah SAW yang sudah berpengalaman perjumpaan dengan Allah SWT. yang menjadi tujuan.

C. MENGAPA KENDARAAN HARUS ISLAM?

Sebab:
1. Fitrat yang suci, tunduk, taat, dan ikhlas dinamakan dengan fitrat ISLAM. Agama yang benar adalah, INNAD-DIINA ‘INDALLAAHIL-ISLAAMU, artinya,  “Sesungguhnya agama yang benar di sisi Allah adalah ISLAM …“  (QS. Ali-Imran : 19)

2. FA AQIM WAJHAKA LID-DIINI hANIIFAA, FITHRATALLAAHIL-LATII FATHARAN-NAASA ‘ALAIHAA, LAA TABDIILA LI KHALQILLAAHI, DZAALIKAD-DIINUL-QAYYIIM, Artinya, “ Maka hadapkanlah wajahmu untuk berbakti kepada agama dengan kebaktian selurus-lurusnya. Dan, turutilah Fitrat yang diciptakan  Allah, yang sesuai dengan Fitrat itu Dia telah membentuk umat manusia. Tiada perubahan dalam penciptaan Allah. Itulah Agama yang benar “ (Ar-Rum: 30)

3. Hazrat Masih Mau’ud as bersabda, “Agama yang di dalamnya terdapat ma’rifat yang benar tentang Tuhan dan penyembahan terhadap-Nya dalam bentuk yang tebaik, adalah ISLAM (QS. Ali Imran :19).. Dan Islam telah ditanamkan dalam fitrat manusia. Dan Allah Ta’ala telah menciptakan manusia dalam keadaan Islam serta telah menciptakannya untuk Islam  (QS. 30: 30)

4. Selanjutnya beliau as. bersabda, “Dia (Allah) telah menghendaki agar manusia dengan segala kemampuannya terus-menerus menyembah, manaati, dan mencintai Tuhan. Itulah sebabnya Sang Maha Kuasa dan Maha Mulia telah menganugerahkan kepada manusia seluruh kemampuan yang selaras dengan ISLAM “.

5. Beliau as bersabda, “...bahwa keistimewaan yang sangat besar di dalam Islam adalah bahwasannya tujuan yang untuknya manusia telah diciptakan, tidak akan ia diperoleh selain melalui Islam. Apakah itu? yaitu agar kecintaan terhadap Allah Ta’ala menjadi berkembang dan ma’rifat tentang-Nya menjadi meningkat – yang mana melalui manusia melakukan ibadah kepada-Nya dengan suatu kesukaan dan kecenderungan yang kamil.

Namun, tujuan ini sampai kapan pun tidak akan pernah terpenuhi selama ajaran dan hidayah tidak kamil; dan kemudian contoh/bukti daripada hasil-hasil dan buah-buah akibat mengamalkan ajaran serta hidayat tersebut tidak ada – yaitu contoh/bukti yang dengan melihatnya dapat diketahui bahwa Allah adalah Tuhan yang Maha Kuasa” (Malfuzaat, Vol. 7, Hal. 426)

6. Islam Agama yang menampakan Allah Ta’ala: Beliau as. bersabda, “Pahamilah dengan seyakin-yakinnya bahwa fadhal hakiki yang datang dari langit tidak ada yang dapat mencuri maupun  menirunya. Jika di dalam Islam tidak ada anugerah berdialog dan bercakap-cakap (dengan Allah Ta’ala) serta tidak ada karunia-karunia (lainnya itu), maka Islam tidak bermakna sedikitpun.

Justru, inilah kebanggaannya bahwa ia membuat orang Islam yang sejati menjadi pewaris anugerah-anugerah serta kemuliaan-kemuliaan tersebut. Dan, ia (Islam) pada hakikatnya adalah agama yang menampakan Allah Ta’ala. Di dunia juga ia menampakkan Allah Ta’’ala.

Dan, inilah yang merupakan tujuan daripada Islam. Sebab melaui sarana yan satu inilah manusia mengalami maut/kematian, lalu iajadikan bersis suci. Dan, bagi manusia itu terbuka pintu najat/keselamatan yang hakiki. Sebab, sebelum timbul kenyakinan kamil akan Allah Ta’ala, maka kapanpun tidak akan dapat meperoleh najat/keelamatan” (Malfuzaat, Vol. 8, Hal. 321).

D. DAN MENGAPA PILOTNYA HARUS NABI MUHAMMAD  RASULULLAH SAW ?

Sebab: 
1. Nabi Muhammad SAW. sebagai jalur untuk meraih kecintaan Allah Ta’ala:



قُلْ أَطِيعُوا اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْكَافِرِينَ

Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah Aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Q.S. Ali Imran: 32)

a. Hadhrat Masih Mau’ud as bersabda, yang dicintai Tuhan: “In Kuntum Tuhibbunallaahi Fat-tabiuni yuhbib-kumullah wayaghfirlakum zunuubakum, menunjukan bahwa tidak seorang pun yang dapat menjadi orang yang dicintai Tuhan atau berhak mendapat kedekatan dengan-Nya melalui jalan dan ibadah yang dicatatnya sendiri. Petunjuk dan rahmat tuhan tidak bisa turun kepada seseorang kecuali dia betul-betul taat kepada Rosulullah SAW.

Dia yang luluh kecintan kepada Rasulullah s.a.w. dan hal ini, seolah-olah dia menjadikan dirinya mati kepada ketaatan dan kepatuhan kepada Rasullullah s.a.w., akan menerima cahaya iman dan kecintaan yang membuat lepas dari segala sesuatu kecuali Tuhan; itu juga memberikannya keselamatan dan dosa.

Di dunia ini juga dia menjalani hidup yang lurus dan saleh dan dia dikeluarkan dari kegelapan, dari kuburan nafsu rendah yang dalam. Terdapat riwayat, "Anal hasyirulladzi yuhsyarannasu ala    qadami, menunjuk kenyatan ini. Artinya, "Aku-lah yang memberikan kehidupan kepada yang mati  yang atas jejaknya mereka dibangkitkan. Arti sesungguhnya adalah apapun dasar keselamatan, hal itu dapat diperoleh tanpa kehidupan yang diberikan kepada seorang melalui Ruh Kudus.

Ayat-yat Al Quran di atas menunjukan kepada kita kenyataan bahwa kehidupan yang diberikan    kepada seseorang melalui Ruh Kudus. Ayat Al Quran di atas menunjukan kepada kita kenyataan bahwa kehidupan rohani tidak dapat diperoleh tanpa patuh sepenuhnya kepada Rasulullah SAW...”, (Malfuzaat, Vol.II, Hal. 183)

b. Hadhrat Khalifatul-Masih II ra. bersabda, “Ayat ini dengan tegas menyatakan bahwa tujuan untuk memperoleh kecintaan Ilahi sekarang tidak mungkin tercapai kecuali dengan mengikuti (Nabi Muhammad) Rasulullah SAW.

Selanjutnya ayat ini melenyapkan kesalahpahaman yang mungkin dapat timbul dari (QS. 2: 63), bahwa iman kepada adanya Tuhan dan alam akhirat saja sudah cukup untuk memperoleh keselamatan” (Alquran Terjemah dan Tafsir Singkat, Hal. 229, Edisi ke-lima 2014, Published by : Islam International Publication Limited Islamabad, Sheephatch Lane, Telford, Surrey GU 10 2AQ, England).

2. Jalan untuk kemajuan rohani, harus mengikuti jalur ketaatan kepada Nabi Muhammad SAW:

a. Allah berfirman:

وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ أُولَئِكَ رَفِيقًا

Dan Barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, Yaitu: Nabi-nabi, Para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. dan mereka Itulah teman yang sebaik-baiknya. (Q.S. An-Nisa 4: 69)

Hadhrat Khalifatul-Masih II ra. bersabda, “Ayat ini sangat penting sebab ia menerangkan semua jalur kemajuan rohani yang terbuka bagi kaum muslimin. Keempat martabat kerohanian – para Nabi, para Shidiq, Syuhada dan rang sholeh – kini semuanya  dapat dicapai hanya dengan jalan mengikuti (Nabi Muhammad) Rasulullah SAW semata.

Tidak ada nabi lain menyamai beliau SAW dalam perolehan nikmat ini...”, (Alquran Terjemah dan Tafsir Singkat, Hal. 362-363, Edisi ke-lima 2014, Published by : Islam International Publication Limited Islamabad, Sheephatch Lane, Telford, Surrey GU 10 2AQ, England).

b. Hadhrat Masih Mau’ud as bersabda, “(Nabi Muhammad) Rasulullah SAW adalah penjelmaan sempurna dari Rahmaniyyat, karena (Nabi) Muhammad (SAW) berarti dia yang sangat terpuji. Rahman berarti dia memberi tanpa meminta imbalan dan  memberi kepada setiap orang tanpa membedakan orang yang beriman atau orang kafir. Dan sudah jelas bahwa orang yang memberikan sesuatu tanpa meminta imbalan, adalah terpuji.

Dengan demikian, Muhammad memiliki penjelmaan Rahmaniyyat dalam diri beliau. Berkaitan dengan nama beliau Ahmad, di dalamnya terdapat penjelmaan Rahimiyyat. Karena Rahim berarti dia yang tidak membiarkan upaya menjadi sia-sia dan Ahmad juga berati dia yang memuji. Juga sudah jelas bahwa siapa saja yang berbuat baik kepada seseorang, yang disebut trakhir akan sangat bergembira dan memberi balasan atas apa yang telah dia perbuat, dan lebih jauh dia akan memujinya.

Demikianlah, Rahimiyyat dijelmakan dalam Ahmad. Dengan demikian Allah adalah Muhammad (Rahman), Ahmad (Rahim). Dengan kata lain (Nabi Muhammad) Rasulullah SAW adalah penjelmaan sempurna dari dua sifat agung Tuhan ini, Rahmaniyyat dan Rahimiyyat” (Malfuzaat, Vo. II. Hal. 135).

c. Hz. Masih Mau’ud as bersabda,  "…bagi seluruh Bani Adam kini tidak ada seorang Rasul dan Juru Syafaat kecuali Muhammad Musthafa SAW. Maka, berusahalah kamu sekalian menaruh kecintaan yang semurni-murninya kepada Nabi Agung ini, dan janganlah memberikan kepada siapapun tempat yang lebih tinggi daripada beliau, agar kamu digolongkan diantara orang-orang yang telah diselamatkan….

Siapakah yang memperoleh Najat itu ?, ialah orang yang benar-benar yakin bahwa Tuhan itu benar-benar ada dan Nabi Muhammad SAW adalah juru Syafaat yang menengahi antara Tuhan dan seluruh umat manusia. Bahwa di bawah bentangan langit ini tidak ada Rasul lain yang semartabat dengan beliau dan tidak ada Kitab lain yang sederajat dengan Al-quran…” (Ajaranku, hal. 12-13, 1993).

d. Syair Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as Kecintaannya kepada Rasulullah SAW.
§  LA SYAKKA ANNA MUHAMMADAN KHAIRUL-WARA, RAIQUL-KIRAAMI WANUKHBATUL-A’YAANI, - “Memang tak syak lagi Muhammad yang paling baik dari semua, orang pilihan dari orang-orang yang mulia dan orang pilihan dari orang-orang yang terkemuka “-.

§  TAMMAT ‘ALAIHI SHIFAATU KULLI MAZIYYATIN, KHUTIMAT BIHI NA’MA-U KULLI ZAMAANI, - “Segala sifat-sifat yang indah dan segala nikmat yang terdapat pada setiap zaman, telah sempurna di dalam dirinya (Muhammad SAW.)”-

§  WALLAAHI INNA MUHAMMADAN KARIDAAFATIN, WABIHIL-WUSHUULU BISUDDATI SULTHAANI, - “Demi Allah Muhammad adalah ikutan, dengan menolongnya orang bisa sampai ke Istana Ilahi “.

e. Menjawab keraguan, apakah kita boleh menjadikan Hadhrat Nabi Muhammad sawsebagai wasilah (perantara) untuk memanjatkan doa kepada Allah Swt? 

Jawab : Mengikuti sunnah-sunnah beliau dan mencintai beliau sepenuhnya merupakan wasilahuntuk memanjatkan doa kepada Allah Swt agar doa kita memperoleh kemaqbulan di sisi-Nya. Di dalam doa setelah mendengar adzan juga kita diajarkan untuk menjadikan beliau wasilah(perantara) bagi kita.

Sebagian dari ayat yang saya bacakan tadi yang dikutip dari sabda Hadhrat Masih Mau’ud as selengkapnya ayat itu berbunyi sebagai berikut, قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ اللّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ -- Qul in kuntum tuhibbûnalLôha fattabi’ûnî yuhbibkumulLôhu wa Yaghfir lakum dzunûbakum, wal-Lôhu Ghofûrur-Rôhîm --

Artinya: “Katakanlah: Jika kalian mencintai Allah maka ikutilah aku, kemudian Allah akan mencintai kalian dan akan mengampuni dosa-dosa kalian. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” Maka bisa kita lihat sunnah apakah yang beliau lakukan, yang harus kita ikuti? Apa yang beliau lakukan di hadapan para sahabah beliau sehingga riwayatnya telah disampaikan kepada kita?. (Khotbah Jumat Sayyidina Amirul Mu’minin, Hadhrat Mirza Masrur AhmadKhalifatul Masih al-Khaamis ayyadahullaahu Ta’ala binashrihil ‘aziiz, 13 Maret 2009 di Masjid Baitul Futuh, London, UK.)

E. SIAPAKAH PILOT DIAKHIR ZAMAN?
1. Tujuan hidup harus terus berlangsung walaupun wujud suci Nabi Muhammad Musthoafa SAW sudah wafat dan sudah lama meninggalkan umat Islam. Nabi Muhammad SAW adalah sebagai Guru Jagat Rahmatan-Lil’aalamiin yang kesempurnaannya tidak bisa digantikan oleh sosok yang lain.

Namun, di tempat lain, beliau SAW pun sudah menubuatkan, kemunduran umat Islam, “Tatkala Islam tinggal namanya saja, Quran tinggal Tulisan, Masjid banyak tapi kosong dari petunjuk dan ‘Ulama seburuk-buruk di kolong langit” maka untuk menghidupkan dan menegakkan kembali agama Islam dan Syariat Al-quran, akan diutus Imam Mahdi as. Alhamdulillah kita termasuk orang-orang yang sudah mendapat karunia untuk menerima kebenaran Imam Mahdi as.

2. Sebagaimana para utusan Allah Ta’aala dari masa-kemasa tugas utamanya untuk memperkenalkan dan mengajak manusia ke Jalan Allah Ta’aala, maka sang Pilot di akhir zaman inipun memiliki misi yang sama.

Berikut ini beberapa Sabda dari Hadhrat Imam Mahdi as.:
a. “Allah Ta’ala menghendaki agar semua ruh yang berdiam di seluruh pelosok bumi, di Eropa maupun Asia, kesemuanya yang bertabiat baik akan ditarik kepada Tauhid dan akan dihimpun-Nya di dalam satu agama. Inilah kehendak Allah, yang karenan-Nya-lah maka aku diutus ke dunia. Ikutilah olehmu kehendak ini (Khilafah), tetapi dengan lemah lembut, dengan akhlak dan dengan banyak berdoa.

Dan, sebelum ada yang berdiri dengan memperoleh Ruhul-qudus dari Tuhan, bekerjalah semuanya bersama-sama sepeninggalku . Hendaknya kamu mengambil bagian dari Ruhul-qudus itu untuk berkasih-sayang kepada sesama makhluk dan untuk membersihkan jiwamu sebab  taqwa yang sejati tidak akan tercapai tanpa Ruhul-qudus.Ambilah keridhaan Tuhan sampai meninggalkan kehendak nafsumu, …janganlah kamu mabuk oleh kelezatan dunia karena semuanya akan menjauhkan dari Tuhan….”(Hz. Masih Mauud as., Alwasiat, Hal. 16-17).

b.    Hadhrat Imam Mahdi as. bersabda: “Tujuanku mengirim selebaran-selebaran dan pengumuman ke Amerika dan Eropa adalah karena aku harus membimbing mereka kepada Tuhan yang telah akau lihat sendiri. Aku tidak ingin menunjukkan Tuhan dalam bentuk dongeng-dongeng. Aku ingin memperkenalkan diriku kepada mereka sebagai saksi keberadaan Tuhan itu. Itu adalah hal yang langsung dan sederhana.

Siapaun yang bergerak menuju Tuhan, maka Tuhan akan bergerak menuju dia dengan kecepatan yang lebih cepat daripada dia sendiri. Kami mendapati bahwa jika seseorang disebutkan baik dalam buku orang yang terhormat, maka dia juga dia akan dihormati orang. Apakah kalian kira orang memperoleh kedekatan kepada Tuhan tidak ada artinya dibandingkan tanda-tanda yang menjelmakan kebesaran dan kekuatan tak terbatas dari Tuhan....

Dengan demikian orang-orang yang memperoleh kedekatan dengan Tuhan dan tidak lain melainkan sebuah tanda dan penjelmaan-Nya, dianggap sebagai sasaran yang mudah – orang yang yang menentangnya merencanakan dan berusaha sekuat tenaganya. Tetapi mereka dilindungi dari semua serangan itu dan mereka keluar dari pertarungan dengan selamat dan sejahtera dan dengan penghormatan dan kemenangan yang besar. Inilah yang mengejutkan kebanyakan musuh”, (Malfuzaat, Vo. I, Hal. 307).

c. Hadhrat Masih Mau’ud as.bersabda, “Aku mencoba menyeru orang-orang untuk datang dan tinggal bersamaku – kadang-kadang aku melakukannya dengan membuat pengumuman bahwa mereka hendaknya datang. Itu semua karena aku ingin mengabarkan kepada mereka tentang Tuhan yang telah aku temukan dan lihat, dan aku harus menunjukkan jalan terpendek untuk mencapai-Nya – jalan yang akhirnya menjadikan seseorang sebagai manusia Tuhan....

Seseorang tidak harus melalui kesulitan-kesulitan untuk berjalan melalui jalan ini, hatilah yang berperan disini. Sesungguhnya Tuhan melihat ke dalam hati, dan hati yang penuh dengan kecintaan kepada Tuhan tidak membutuhkan sebuah berhala untuk tegak dihadapannya. Penyembah berhala tidak dapat membimbing seseorang kepada kesimpulan yang tepat dan pasti”, (Malfuzaat, Vol. I, Hal. 308).

F. MENGAPA HARUS MENGIKUTI   PILOT AKHIR ZAMAN, IMAM MAHDI ?
1. Karena kedatangan Beliau as. Sudah dinubuatkan oleh Allah Ta’aala dan Junjungan Yang Mulia Nabi Muhammad Rasulullah SAW. dan sudah dikhabar ghaibkan melalui kitab-kitab terdahulu maupun Al-quran dan Hadits.

2. Karena Hz. Mirza Ghulam Ahmad yang bergelar Ratu adil Imam Mahdi dan Al-masih Mau’uud as. Sangat mencintai Allah dan Rasulullah SAW bahkan beliau sudah mendapar maqom atau darajat Fana-fillah wa Fana-fii Rasulullah SAW.

3. Bukti-bukti Kecintaan Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as dan para Khulafanya  kepada Allah, Nabi Muhammad SAW, Islam dan Al-Quran:
a. “ Saya katakan sejujur-jujurnya bahwa kami dapat berdamai dengan ular berbisa dan serigala buas, tetapi kami tidak dapat berkompromi dengan orang yang melakukan serangan-serangan keji terhadap Nabi (Muhammad) yang kami cintai, orang yang  lebih kami hargakan dari kehidupan kami dan orang tua kami “, (Paigham-i-Sulh, hal. 30, 1908).

b. “Sekiranya orang-orang ini membantai anak-anak kami di depan mata kami dan mencincang apa-apa yang kami kasihi sampai berkeping-keping dan membuat mati dengan hina dan malu dan merampas harta dunia kami, maka demi Tuhan, semua itu tidak akan begitu menyakitkan hati kami seperti yang kami alami atas cacian dan hinaan yang dilancarkan kepada nabi suci kami, Muhammad SAW “, (Aina Kamalati Islam, hal. 52, 1893).

c. Rela berkurban demi Muhammad SAW. : Hz. Khalifatul Masih III ra, bersabda, “Kami mengurbankan HATI dan jiwa untuk Nabi Muhammad SAW. HATI kami penuh dengan kecintaan kepada Beliau SAW. Zarrah-zarrah wujud kami dinaungi kebaikan-kebaikan Beliau SAW. Jika anak-anak kami di bunuh dengan kejam (di hadapan kami) maka kami bisa menahan kesedihan itu. tetapi kami tidak bisa menahan kesedihan sekejap matapun bila ada orang yang mencaci-maki kekasih kami, Hazrat Khairul-Anam ( yang lebih baik dari semua makhluk ) Khaatamul-Anbiyaa SAW  “,        (Pidato Hz. Khalifatul-Masih ke-III ra, 7 Juni 1972, Hal. 5/ Riwat Hidup Khalifah-Masih ke-III ra, Hal. 22, Tahun 1987).
                                                                                                    
d. Belah-lah hati, dan lihatlah : Tentang keyakinan & kecintaan yang menghujam sampai ke HATI yang sangat dalam, beliau bersabda, “ …. Jika ada seorang yang membelah HATI saya dan bisa melihatnya, maka ia mengetahui bahwa dalam HATI saya tidak ada sesuatu selain kecintaan kepada Allah SWT dan Muhammad SAW. “ (Riwat Hidup Khalifah-Masih ke-III ra, Hal. 23, Tahun 1987).

Selanjutnya beliau bersabda, “Hendaknya setiap HATI manusia penuh dengan kecintaan kepada Muhammad SAW dan hendaklah dari seluruh ujung dunia suara pujian Allah SWT dan suara shalawat kepada Muhammad SAW sampai ke telinga semua manusia. “ (Al-Musabin, Hal. 351/Riwat Hidup Khalifah ke-III ra, Hal. 26, Tahun 1987).

G. KESIMPULAN:

Kesimpulan dari judul berjudul, “KECINTAAN KEPADA NABI MUHAMMAD SAW. GERBANG MENUJU CINTA ILAHI” adalah sebagai berikut:
1. Jalan untuk menuju pintu gerbang singasana Ilahi sangatlah berliku, penuh tantangan dan rintangan, apalagi bagi orang-orang yang belum tahu ilmunya akan semakin sulit bahkan tidak akan sampai. Tetapi bagi kita (para Ahmadi) yang sudah tahu kuncinya, akan mudah untuk menjalaninya.

2. Jalan untuk menuju pintu gerbang Singasana Ilahi, dibutuhkan kendaraan Islam Rahmatan-Lil-‘aalamiin yang lengkap dan sempurna. Mengapa harus menggunakan kendaraan Islam? karena agama ini sudah mendapat legitimasi dari Allah Ta’ala sehingga mendapat legal standing yang tidak diragukan lagi. Sebagaimana Allah berfirman:

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا 

 ...pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu Jadi agama bagimu... (Q.S. Al-Maidah: 3)

3. Setelah tahu kendaraan Islam ini lengkap dan sempurna, tentunya yang menjadi pilot/supirnya pun harus bisa menguasai dan bisa mengendalikan kendaraan ini. Nabi Muhammad Musthofa Rasulullah SAW lah yang tepat untuk menjadi pengemudinya, karena beliau SAW sudah tahu persis jalan dan route untuk menuju Singasana Ilahi yang menjadi tujuan.

4. Nabi Muhammad SAW, Sang pengemudi kendaraan Islam sudah lama meninggalkan kita, sedangkan hidup harus terus berjalan. Kalau demikian dibutuhkan pengemudi yang bisa melanjutkan kendaraan Islam ini. Pengemudi ini pun harus ahli dan tahu jalan untuk menuju Singasana Ilahi, minimal sama dengan pengemudi sebelumnya. Dia-lah Imam Mahdi as sebagai pengemudi pengganti Nabi Muhmmad SAW di akhir zaman. Sebab, beliau as. sudah merasakan serbat perjumpaan dengan Allah Ta’ala, dan menjadi pengikut setia Nabi Muhammad SAW. Yang kecintaannya tidak diragukan lagi.

5. Untuk menuju Singasana Ilahi dibutuhkan konsistensi atau ke-Istiqomahan yang kuat seperti : Tekad yang kuat mau berubah, berusaha menghilangkan rasa malas, Selalu berdo’a dan memiliki Keyakinan akan berhasil, memperkuat barisan dan selalu menabur kebaikan, siap menghadapi ujian, memiliki keberanian yang terukur dan selalu Istiqamah.

Demikialah tulisan ini bisa memberikan manfaat kepada diri sendiri, lingkungan keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Dan, semoga kita menjadi Insan yang memiliki spirit Ilahi sehingga bisa mewujudkan damai di hati, damai di pikiran, damai di langit dan damai di bumi, dengan moto: LOVE FOR ALL HATRED FOR NONE, Cinta untuk semua, Kebencian tyidak untuk siapapun, dan semoga semua makhluk berbahagia. Aamiin.

Post a Comment

0 Comments