Puasa dan Pengabulan Doa



Oleh: Mln. Aang Kunaefi

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ

Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, Maka (katakanlah), sesungguhnya aku dekat. aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu menyambut seruan-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, supaya mereka mendapat petunjuk. (Al-Baqarah: 186)

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ

Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan mengabulkan doa bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam Keadaan terhina". (Al-Mukmin: 60)

Pengertian Doa       
Doa adalah permohonan yang dilakukan seorang hamba/manusia kepada Allah Swt.
Hz. Masih Mauud as, bersabda sebuah doa dapat melakukan yang tidak bisa dilakukan oleh seluruh dunia. (syair persia). Tidak semua doa harus Allah Ta’ala kabulkan namun tidak juga semua doa di tolak.

Ketika Allah Ta’ala memutuskan untuk menerima dan mengabulkan doa maka tidak ada yang dapat menghentikan pengabulan tersebut. Sama permisalannya ketika seorng balita merengek meminta pisau kepada ibunya seiba apapunseorang ibu tidak mungkin memberikan pisau kepada anaknya yang masih kecil, karena akan membahayaknnya. Begitu pula Allah Ta’ala.

Beliau as. bersabda, "Sarana mendasar dan sarana yang sebenarnya untuk meraih maqam (martabat) tertinggi disisi Allah adalah do’a. Manusia itu lemah, selama belum memperoleh kekuatan dan dukungan melalui do’a, dia tidak akan memperoleh maqam yang bsangat sulit itu." (Malfuzhaat jilid 10 h. 137)

Beliau as bersabda dalam pidato jalsah tahun 1907:

Ingatlah, Allah Ta’ala telah memulai Quran majid dengan dan mengakhirinya dengan Doa. Artinya, manusia begitu lemahnya sehingga ia tidak dapat menjadi suci tanpa karunia dari Allah. Di dalam hadist bahwa semua manusia itu mati kecuali yang dihidupkan oleh Allah, semua adalah sesat kecuali yang diberi petunjuk oleh Allah, semua adalah buta kecuali yang diberi penglihatan oleh Allah. Perlu diingat bahwa rahmat dan karunia Illahi datang jika ada permohonan doa. (Malfuzhaat jilid 10 hal 62/ khutbah Huzur 5 agustus 2011)

Beliau as bersabda:

Apakah sholat itu? Ia adalah suatu permohonana doa yang dipanjatkan kepada Allah Ta’ala dengan sepenuh kepedihan sedemikian rupa dan dengan hati membara yg sempurna. Dari kata shalat saja sudah menunjukan perkara ini bahwa ucapan dan doa tidaklah cukup, melainkan juga harus disertai dengan satu rasa  penat dan jiwa terbakar oleh panas yang membara dan kepedihan. Allah Ta’ala tidak mengabulkan suatu doa sehingga si pendoa menjadikan dirinya tengah mengalami maut. 

Beliau as bersabda:

Perhatikanlah, shalat jika sebatas berupa adat kebiasaan dan ritual ragawi belaka adalah tidak berguna, bahkan untukm orang-orang yang semacam itu Allah ta’ala mengirim liaknat dan Wail (kecelakaan) Fawailul lil mushalliin....” (maka celakalah bagi orang-orang yang shalat) (QS. Al-Maa'un: 4).

Pahamilah dengan seyakin-yakinya bahwa doa adalah harta yang paling besar. Seseorang yang tidak meninggalkan doa maka tidak akan ada petaka yang menimpanya baik dalam urusan rohani maupun duniawinya. Dia laksana berada dalam suatu benteng yang sekelilingnya senantiasa setiap waktu dijaga oleh pasukan bersenjata.

Tatacara Berdoa dan Pengabulannya
1. Doa-doa yang kita jumpai dalam Alquran yang pertama-tama disebut adalah Tasbih dan Tahmid, dalam Surah Al-Fatihah yang paruh pertama adalah teruntuk bagi Tuhan dan paruh yang kedua adalah untuk hamba-hambanya. Yang pertama diletakan oleh Allah Ta’ala adalah zikir dan sesudah itu doa. 

Permisalan di dunia ini kita melihat bahwa kalau seseorang hendak memohon sesuatu kepada orang lain tindakan pertama merayunya dg memuji-mujinya kemudian barulah ia menyampaikan permohonannya. Demikian juga, manusia kalau ia mau menghadap Tuhan hendaknya ia terlebih dahulu menyebutkan kekuasaanya dan menyataka ketidakberdayaan diri kita. Hadits Rasulullah Saw bersabda, "Barang siapa yang membuat dirinya sibuk dalam berzikir kepada-Ku,Aku akan menganugrahkan kepadanya lebih banyak dari apa yang dimintanya."
  
2. "Sa’alaka ‘ibadii ‘an-ni.. hamba-hamba-KU bertanya kepada-Ku tentang Aku.. mereka bertanya tentang Aku, mereka mencariku, jelas keinginan-keinginan mereka bukanlah keduniawian. Keresehanya adalah beritahukanlah di mana Tuhan-Ku. Wahai orang-orang yang tulus mencari Aku! Aku dekat denganmu. Dari semua doa yang paling besar yang hendaknya kita mohonkan adalah supaya mencari pertemuan dengan Allah Ta’ala mencari kedekatan dengan Nya, keinginan berjumpa dengan-Nya. Tatkala berjumpa dengan Allah Ta’ala maka keinginan-keinginan yang lain akan sempurna dengan sendirinya." (Khutbah 25 Desember 2009.)

3. "Doa merupakan sesuatu yang memfanakan (meleburkan). Doa merupakan api yang melunakan, Doa merupakan rahmat yang menarik satu daya maghnit, doa merupak maut  yang kemudian pada akhirnya menghidupkan. Doa datang dari Allah dan pergi kepada Allah, dengan doa Allah Ta’ala sedemikian rupa menjadi dekat, sebagaimana jiwamu dekat denganmu, Nikmat pertama doa adalah didalam diri manusia timbut perubahan suci." (Ruhani khazain jld 20, hal 223)

Dalam doa hendaknya periksalah kalbu (hati) apakah cenderung kepada dunia atau sungguh-sungguh demi Agama? Apakah doa-doa itu dipanjatkan  untuk kesenangan duniawi atau demi mengkhidmati agama? Beliau as bersabda, "Tatkala Anda berdoa, doa dalam hal apa yang lebih banyak Anda panjatkan? Apakah untuk kepentingan duniawi Anda, kemudahan kehidupan Anda di dunia ataukah untuk pengkhidmatan terhadap Agama? Apabila diketahui bahwa dalam keadaan duduk, berdiri, bangun dan berbaring pemikirannya ternyata untuk kepentingan duniawi dan bukan untuk kepentingan atau tujuan agama maka ia layak menangisis dirinya sendiri." 

Beliau as bersabda: "Doa itu ada dua macam: Pertama yang dilakukan secara biasa-biasa saja, kedua doa  dilakukan dengan segenap curahan hati yang mencapai puncaknya. Jadi doa inilah yang dalam makna hakiki disebut doa." (Malfuzat jilid 10 hal 112, atau Khutbah Huzur 20 mei 2011)

Mengenai perkara doa ada perumpamaan indah dari Hz Isa as: Beliau mengisahkan ada seorang hakim yang dikenal enggan memberi keadilan, siang dan malam ia lewatkannya dalam kesenangan hidup. Lalu, ada seorang wanita yang terus-menerus setiap waktu berdiri didepan pintu memohon keadilan, yang pada akhirnya sang hakim pun merasa terusik maka ia pun memberi keputusan atas pengaduannya dan memberikan keadilan bagi wanita itu, perhatikanlah apakah Tuhan tidak jauh lebih baik dari dibandingkan haki tersebut. Sikap istiqomah adalah persyaratan untuk terkabulnya doa-doa.   

4. Beliau as bersabda, "hal ini adalah penting untuk pengabulan doa bahwa manusia harus mengalami perubahan suci dalam dirinya. Jika ia tidak bisa menghindar dari keburukan-keburukan dan melanggar batasan-batasan Allah Ta’ala, maka tidak adalagi pengaruh dalam doa-doanya. (Malfuzat jilid IV, hal 21/ khutbah Huzur 15 maret 2013)

5. Hendaknya diingat bahwa pengabulan doa adalah semata-mata datang dari Allah. Dan ada waktu-waktu tertentu untuk berdoa. Sebagaimana pagi hari adalah waktu yang khas di waktu ini ada kekhususan yang tidak dimiliki oleh waktu-waktu lainnya, demikian juga ada waktu-waktu tertentu  yang meningkatkan pengabulan dan pengaruh doa.

Sesuatu yang dihasilkan seseorang dalam kondisi segar di pagi hari akan menghasilkan yang terbaik, sehingga dapat bekerja penuh konsentrasi dan mendapatkan hasil yang terbaik. Maka hendaknya dalam doa pun mencari wktu-waktu yang terbaik, mka doa-doa itu akan terkabul ketika kaifiat (kualitas) itu tercipta. (Malfuzat Jilid IV hal 309, /Khutbah Huzur 15 maret 2013)

6. Kasih sayang Tuhan beserta orang-orang yang takut kepada Tuhan diwaktu baik, seperti halnya mereka takut ketika musibah menimpa mereka. Barangsiapa diwaktu baik tidak melupakan Tuhan maka Tuhan tidak akan melupakan mereka diwaktu /saat musibah. Sedangkan orang yang menghabiskan waktu baik mereka dengan  berleha-leha dan baru berdoa diwaktu musibah, maka doa-doanya puntidak akan dikabulkan. (Khutbah Huzur,15 maret 2013).

Dalam bulan ramadahn ini kita hendaknya ada usaha untuk menjadikan Puasa ini menjadi sarana untuk meraih standar ketaqwaan yang setinggi-tingginya dan meraih kedekatan dengan Allah Ta’ala. Allah Ta’ala membuka pintu-pintu surga untuk kita, dan setiap kita hendaknya berusaha untuk meraihnya sambil memohon pertolongan Allah Ta’ala maka baru kita akan dikatakan sebaigai orang yang melangkah untuk mencari kedekatan Allah Ta’ala.

Hz. Masih Mauud. As bersabda:

Janganlah beranggapan bahwa kita setiap hari berdoa dan semua doa itu adalah doa yang kita baca. Sebab doa yang tercipta dengan sarana karunia dan setelah ma’rifat, doa itu memiliki warna dan kondisi yang berbeda. Doa merupakan sesuatu yang mem-Fana-kan (melebur). Doa merupakan api yang melunakan. Doa merupakan rahmat yang menarik satu daya tarik magnet. Doa merupakan satu ombak dahsyat yang pada akhirnya menjadi sebuah bahtera. Doa merupaka maut yang kemudian pada akhirnya dapat menghidupkan.
Doa datang dari dari Allah Ta’ala dan pergi kepada Allah Ta’ala. Dengan doa Allah ta’ala sedemikian rupa menjadi dekat. Sebagaimana halnya jiwamu dekat dengan dirimu. Nikmat pertama doa adalah didalam diri manusia timbul perubahan suci. (Pidato sialkot, Ruhani khazain Jld, 20 hal 223/ khutbah Huzur 28-8-2009).

Dalam Hadist yang diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, Rasulullah Saw bersabda, “Tiga orang yang doanya tidak tertolak, yaitu orang yang berpuasa sampai ia berbuka, pemimpin yang adil, dan doa orang yang terzalimi.” (HR. Tirmidzi dan Ahmad)

أَمَّنْ يُجِيبُ الْمُضْطَرَّ إِذَا دَعَاهُ وَيَكْشِفُ السُّوءَ وَيَجْعَلُكُمْ خُلَفَاءَ الْأَرْضِ أَإِلَهٌ مَعَ اللَّهِ قَلِيلًا مَا تَذَكَّرُونَ

atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah-khalifah di bumi? Apakah disamping Allah ada Tuhan (yang lain)? Amat sedikitlah kamu mengingati(Nya). (QS. An-Naml: 62)

ادْعُوا رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَخُفْيَةً إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ

Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. (QS. Al-A‘raf : 55)

Post a Comment

0 Comments