MELAWAN KRISIS, SIAPA YANG AKAN JUARA ?



Oleh: Mln. Bilal Ahmad Bonyan

Pandemi Virus Corona menjadi sesuatu yang mengejutkan dunia. Di awal kemunculannya pada Desember akhir 2019 di China, langsung memberikan pengaruh luas hampir ke setiap negara di dunia, hal tersebut dikarenakan China adalah raksasa ekonomi yang sedang banyak berinvestasi di semua benua.

China menerapkan ‘lockdown’ di beberapa provinsi untuk mencegah penyebaran virus covid -19 dan akhirnya dilanjutkan dengan larangan bepergian keluar negeri baik untuk tujuan wisata atau pun bisnis. Negara-negara mitra kerja China pun memberlakukan hal yang sama.

1. Resesi Ekonomi dan Mental
Virus corona terus menyebar, negara-negara memberlakukan larangan datang dan pergi yang akhirnya berpengaruh pada sektor ekonomi. Pelarangan terhadap satu negara seperti China, membuat ekonomi negara-negara mengalami penurunan yang cukup signifikan. Larangan datang dan pergi pun diberlakukan terhadap negara selain China. Hal ini membuat ekonomi terperosok lebih dalam. Dunia yang pada awalnya hanya menghadapi krisis kesehatan, kemudian berkembang menjadi krisis ekonomi global.      

Para analis ekonomi menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi dunia dalam kondisi yang memprihatinkan. Di Eropa, menurut Central Bank Eropa, setiap 4 minggu penerapan ‘lockdown’ pertumbuhan ekonomi turun 2 persen. IMF menyampaikan tahun 2020 ini proyeksi pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan minus (tirto.id).  Terutama pada negara-negara yang mengandalkan pariwisata, perjalanan, layanan keramahtamahan dan hiburan sebagai penopang pertumbuhan ekonomi akan menghadapi kemerosotan yang lebih besar, seperti singapura yang bisa minus 7 persen. (cnbcindonesia.com)

Hal yang tidak bisa dihindari dalam kondisi seperti ini adalah melonjaknya pengangguran, PHK dan karyawan yang dirumahkan untuk semenara waktu. Di Amerika pengangguran bertambah hingga 26,5 juta orang sejak pertengahan maret (kompas.com). Sementara pengangguran di Indonesia bertambah 5,23 juta orang (liputan6.com).

Seperti ‘setali tiga uang’; krisis ekonomi, PHK dan kriminalitas saling berkaitan satu sama lain. Penimbunan masker dan cairan handsanitizer, penimbunan kebutuhan pokok, perampokan, penipuan hingga pencurian ternak dan hasil panen. Menghiasi pemberitaan di media cetak dan elektronik. Dan di Jakarta tindak kriminal meningkat 10 persen selama pandemi covid-19 ini (kompas.com).  

2. Teladan yang Patut Ditiru       
Dalam kondisi seperti ini pengalaman merupakan guru yang paling berharga. Hidup dalam keadaan sulit tetapi masih terus berjuang untuk bertahan dengan tidak melanggar norma dan aturan, merupakan ciri masyarakat yang berbudaya dan beradab. 

Ada banyak contoh pengalaman manusia yang tetap bertahan dalam kondisi yang sangat sulit. Akan tetapi, contoh yang paling mulia ada dalam pribadi Nabi Muhammad saw dan para sahabat ‘awalin’ ketika mengalami boikot dari para penentang. Masa tiga tahun yang sangat pahit, teriakan dan tangisan anak-anak terdengar sangat memerikan karena kelaparan. Tidak sedikit yang bertahan hidup dengan memakan daun, mereka yang tidak dapat bertahan akhirnya menghembuskan nafas terakhir kembali kepada Allah Ta’ala, Kekasih Sejati. 

Perjanjian di antara para penentang utusan Allah untuk tidak melakukan interaksi sosial dengan nabi Muhammad saw dan para pengikutnya. Tidak boleh melakukan jual beli dengan nabi dan para sahabat.

Ketika umat Islam akan membeli keperluan hidup kepada pedagang dari luar Mekah, para penentang menghasut pedagang tersebut untuk menjual barang dagangannya dengan harga yang mahal sehingga banyak orang yang kembali pada keluarga dengan tangan kosong, karena uang mereka tidak cukup untuk membeli bahan makanan.

Walaupun demikian, mereka tidak menyimpang sedikit pun dari jalan yang telah mereka pilih, hati mereka semakin membaja, iman mereka semakin kokoh dan kuat. Ibadah mereka kepada Allah swt semakin meningkat. (Riwayat Hidup Rasulullah)

Ada kondisi lain yang dialami oleh Nabi Muhammad saw di mana beliau dan para sahabat harus mengganjal perut mereka dengan sebuah batu. Ketika para sahabat mengadukan kondisi mereka, Rasulullah saw memperlihatkan kondisi beliau yang mengganjal perut dengan dua buah batu, yang menandakan bahwa beliau saw lebih lapar dibandingkan para sahabat. Dan, ketika di rumah, tidak jarang Rasulullah saw bertanya kepada istri beliau tentang makanan apa yang bisa dimakan hari ini, ketika istri beliau saw menjawab tidak ada maka Rasulullah saw berpuasa pada hari itu. 

3. Menjadi Pribadi yang Kuat Lebih Dicintai Allah Ta’ala   
Sebagai manusia, kita harus selalu siap menerima perubahan yang kadangkala terjadi secara mendadak dan tanpa persiapan yang cukup. Terjadi gempa bumi, gunung meletus, banjir atau bencana alam lainnya. Demikian pula dengan perubahan kondisi dunia yang disebabkan oleh perang, wabah penyakit atau pun krisis ekonomi.

Bagaimana pun kondisi yang dihadapi hendaknya manusia harus tetap yakin dengan pertolongan Allah, jika terhadap manusia yang bergelimang dosa, Allah Ta’ala tetap membuka pintu tobat dan rahmat-Nya, apalagi terhadap orang-orang yang terus berdoa, berusaha dan bersabar dalam menghadapi wabah penyakit yang menyasar segala bangsa, asalkan dia tidak berputus asa, Allah Ta’ala pasti menurunkan rahmat-Nya. Firman Allah Ta’ala:

قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ 

qul yaa ‘ibaadiyal-ladziina asrofuu ‘alaa anfusihim laa taqnathuu min rohmatillahi...

Katakanlah, "Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah." (QS.Az-Zumar : 53)

Dan untuk menghadapi kondisi seperti saat ini diperlukan mental yang kuat dan tidak mudah mengeluh, oleh karena itu nabi Muhammad saw mengingatkan umatnya:

al-muminul-qowiyyu khoirun wa ahabbu ilallaahi minal-mu’minidh-dho’iifi wafii kulli khoirin ihrish ‘ala maa yanfau’ka wasta’in billah walaa ta’jiz wain ashoobaka syai’un falaa taqul law annii fa’altu kaana kadzaa wa kadzaa walakin qul qodarullahi...

Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah. (namun) keduanya tetap memiliki kebaikan. Bersemangatlah atas hal-hal yang bermanfaat bagimu. Mintalah pertolongan kepada Allah, jika engkau lemah. Jika engkau tertimpa musibah, maka janganlah engkau katakan, "seandainya aku lakukan demikian dan demikian." Tetapi katakanlah, "ini adalah takdir Allah." (HR. Muslim)

Kuat secara rohani dan mental diimbangi dengan kuat secara fisik melalui kesehatan yang baik serta memohon pertolongan Allah Ta’ala melalui doa-doa dan ibadah, adalah lebih berfaedah dari pada hanya mengeluhkan kondisi yang terjadi dengan menyalahkan pemerintah dan pihak-pihak lain.

4. ‘Paket’ Ibadah Ramadhan
Banyak ibadah yang dapat dilakukan untuk melatih rohani kita. Dan, alhamdulillah saat ini umat Islam sedang menjalankan ibadah ramadhan; sholat fardhu, tahajjud, tarawih, tilawat quran dan ibadah puasa, zakat, sedekah, merupakan ‘paket’ ibadah dibulan ramadhan yang apabila dilakukan dengan penuh kesungguhan, maka akan terbentuk jiwa yang penuh ketawakalan kepada Allah Ta’ala. 

Menghadapi wabah covid-19 yang berpengaruh pada berbagai sendi kehidupan masyarakat, membuat tingkat stress masyarakat menjadi meningkat. Kondisi tubuh yang stress akan sangat rentan terhadap infeksi dan menurunnya daya tahan tubuh.

Ketika seseorang stress maka hormon kortisol-nya akan meningkat (halodoc.com). Menenangkan diri dengan cara sholat yang khusu’ akan menurunkan kadar kortisol agar kembali normal. Khususnya sholat tahajjud dalam suasana yang hening dan udara yang sejuk akan membuat tubuh lebih tenang. 

Mengingat Allah  Ta’ala melalui doa-doa dan membaca Alquran akan memunculkan ketenangan di dalam batin, harapan dan semangat akan terbentuk untuk mencari jalan keluar atau solusi. Bimbingan Allah Ta’ala melalui pengabulan doa-doa dan ayat-ayat yang dibaca dalam Alquran akan menguatkan keimanan dalam menghadapi kesulitan seperti ini. 

Tidak ada yang meragukan manfaat puasa untuk kesehatan tubuh; mulai dari menormalkan tekan darah, menurunkan kadar kolestrol, menjaga kesehatan jantung, menstabilkan kadar gula darah, mengurangi peradangan karena pola makan yang tidak sehat, meningkatkan regenerasi sel, merespon stress dengan cara yang sehat karena orang yang sedang berpuasa diajarkan untuk mengontrol emosi. Dan manfaat utama yang kita rasakan adalah menyehatkan sistem pencernaan dan menurunkan berat badan.

Secara psikologis puasa menumbuhkan rasa simpati dan empati terhadap satu sama lain, kondisi tidak menguntungkan yang sedang dirasakan oleh orang lain, menggugah sisi kemanusiaan dan kepedulian orang yang berpuasa untuk membantu. Dan, Islam mengajarkan melalui teladan nabi Muhammad saw dalam mengisi ibadah ramadhan dengan lebih peduli terhadap orang lain.

5. ‘Saving’ 40 % Anggaran Belanja
Ibadah Puasa secara praktik adalah mengurangi satu kali waktu makan, yang secara matematik berarti mengurangi biaya makan untuk satu kali. Dalam kondisi kesulitan ekonomi karena wabah corona, puasa dapat menjadi solusi bagi masyarakat mengurangi pengeluaran untuk konsumsi. Dan, karunia Allah Ta’ala saat ini umat Islam sedang menjalankan ibadah puasa sebulan penuh. 

Berkenaan dengan kondisi wabah covid-19 yang masih memperlihatkan peningkatan jumlah orang yang terinfeksi virus, dan ini berpengaruh terhadap kegiatan ekonomi. Maka masyarakat sedapat mungkin dapat mengatur dan mengontrol pengeluaran keuangan hanya untuk hal-hal yang benar-benar dibutuhkan. 

Khalifah Jamaah Islam Ahmadiyah, Hadhrat Mirza Masroor Ahmad atba. menginstruksikan kepada organisasi Jemaat di seluruh dunia untuk melakukan efesiensi pengeluaran operasional rutin hingga 40 % (edaran).

Salah satu tujuannya adalah agar Jemaat secara organisasi dapat memperhatikan dan membantu meringankan penderitaan warga Ahmadi yang terdampak karena wabah ini secara ekonomi, dan membantu masyarakat secara umum. Walaupun bersifat organisasi, instruksi ini dapat dilaksanakan untuk pribadi ataupun keluarga. Dan ibadah puasa membantu masyarakat dalam mengamalkan anjuran ini.

Berdasarkan prediksi sebuah perguruan tinggi di Singapura, krisis kesehatan yang berimbas pada krisis ekonomi ini akan mulai mereda di beberapa negara mulai bulan juni-juli 2020 dan bersih 100 persen pada bulan Desember (kompas.com), akan tetapi semua berpulang kepada pemerintah dan masyarakat untuk dapat memutus mata rantai penyebaran virus covid-19. Untuk menghadapi kondisi yang masih terus berlanjut pasca ramadhan ini, maka bagi umat Islam yang mampu dan sehat dapat melanjutkannya dengan ibadah-ibadah yang lain.

6. Simpati, Empati dan Aksi
Saat ini mayoritas umat manusia merasakan dampak pandemik covid-19 secara ekonomi, baik kalangan atas, menengah ataupun masyarakat pada umumnya. Akan tetapi kondisi ini jangan sampai mematikan rasa kemanusiaan kita. Justru, kondisi seperti ini merupakan saat yang paling tempat untuk memperlihat kepedulian terhadap sesama, dan merupakan cara yang paling tepat untuk memohon pertolongan Allah Ta’ala, dengan saling menolong satu sama lain. Nabi Muhammad saw bersabda:

Wallahu fii ‘aunil-‘abdi maa kaanal-‘abdu fii ‘aunil-akhiihi (HR.Muslim, No hadits : 2699)

Dan Allah senantiasa menolong seorang hamba selama hamba itu menolong saudaranya. 

Semangat saling tolong menolong akan mengundang rahmat dan kasih sayang Allah Ta’ala. Memperlihat rasa simpati dan empati terhadap penderitaan orang lain dengan memberikan pertolongan apa yang mereka butuhkan merupakan langkah nyata dalam memohon petolongan Allah Ta’ala.

Walaupun kondisi kita saat ini kekukarangan, sangatlah bijaksana apabila kita melihat kondisi orang-orang yang secara ekonomi berada dibawah kita atau tidak seberuntung kita sehingga akan tetap memuncul kepedulian di dalam hati, bahwa masih ada yang memerlukan pertolongan dan ‘uluran tangan’ kita. Dan, dalam hal kerohanian, akan sangat arif apabila kita memandang kepada pribadi-pribadi yang lebih dari kondisi kerohanian kita.

7. ‘The Campions is...?’
Dalam sebuah pertarungan, pihak-pihak yang bertanding pasti akan terluka, bahkan salah satunya sampai mati atau meninggal dunia. Demikian pula, berperang menghadapi pandemi virus corona yang berimbas luas pada banyak sisi kehidupan di masyarakat.

Ketika wabah ini berakhir (insyaallah) dan ekonomi kembali pulih maka akan terlihat siapa juaranya. Secara dunia yang dianggap juara adalah negara yang paling sedikit mengalami kerugian karena krisis multi dimensi ini. Akan tetapi menurut Allah Ta’ala di dalam sabda nabi Muhammad saw. juaranya adalah:

Innallah laa yanzhuru ila shuwarikum wa amwaalikum walakin innamaa yanzhuru ila ‘amaalikum waquluubikum. (HR. Ibnu Majah, No Hadits : 4133)

Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada rupa dan harta kalian, tetapi Dia hanya memandang kepada amal dan hati kalian.

Sang juara adalah mereka yang tidak ‘gelap mata’ ketika menghadapi kondisi yang sangat sulit, tidak mengeluh dan tidak berputus asa dari rahmat Allah Ta’ala. Sang juara adalah mereka yang mencari solusi untuk bertahan dan keluar dari krisis ini melalui jalan yang diridhoi oleh Allah Ta’ala. Sang Juara adalah mereka yang tetap peduli dan membantu orang yang lebih sulit dari dirinya. Sang juara adalah mereka yang terus mendekatan dirinya kepada Allah Ta’ala baik disaat susah maupun disaat senang.

قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ

QOD AFLAHAL-MU’MINUUN

SUNGGUH TELAH BERHASIL ORANG-ORANG YANG BERIMAN. (QS. Al-Mu’minun : 1)

Wassalamu ‘ala man ittaba’a al-hudaa

Referensi :
1.     Al-quran
2.     Hadits 
3.     Riwayat Hidup Rasulullah saw, Hadhrat Mirza Bashiruddin Mahmud Ahmad 
4.     Edaran PB. JAI 
5.     https://amp.tirto.id/sri-mulyani-imf-prediksi-pertumbuhan-ekonomi-dunia-2020-negatif-eHmy
6.     https://www.cnbcindonesia.com/market/20200427092541-17-154591/dbs-ekonomi-singapura-bisa-minus-78-resesi-di-depan-mata
7.     https://m.liputan6.com/bisnis/read/4227593/pengangguran-terbuka-berpotensi-naik-523-juta-orang-akibat-corona
8.     https://amp.kompas.com/megapolitan/read/2020/04/27/15420281/angka-kriminalitas-di-jakarta-meningkat-10-persen-selama-pandemi-covid-19
9.     https://www.halodoc.com/ini-akibatnya-jika-hormon-kortisol-terlalu-tinggi
10.  https://www.kompas.com/tren/read/2020/04/29/070400865/soal-prediksi-akhir-pandemi-corona-modelling-kebijakan-dan-tes-covid-19-

Post a Comment

2 Comments

  1. Laayukalifullohunafsanilawusaha...Tidaklah Allah membebani manusia diluar batas kemampuannya..innamalusriyusro=sesudah kesulitan ada kemudahan,ketika kita ttp bersyukur dlm sikon sulit sekalipun,maka in syaa Allah hikmah & irfan illahi akan memperluas kualitas & kapasitas aqal & hati..Aamiin.

    ReplyDelete