KISAH NABI MUHAMMAD SAW, HADHRAT ABU HURAIRAH DAN SEMANGKUK SUSU SERTA KAITANNYA DENGAN TAHRIK JADID



Oleh: Mln. Ichsan Subarkah

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا مَا لَكُمْ إِذَا قِيلَ لَكُمُ انْفِرُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ اثَّاقَلْتُمْ إِلَى الْأَرْضِ أَرَضِيتُمْ بِالْحَيَاةِ الدُّنْيَا مِنَ الْآخِرَةِ فَمَا مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا فِي الْآخِرَةِ إِلَّا قَلِيلٌ

Wahai orang-orang yang beriman, apa gerangan yang terjadi atas dirimu bila dikatakan kepadamu, “Berangkatlah di jalan Allah!” Kamu berat ke bumi? Adakah kamu lebih menyukai kehidupan duniawi daripada kehidupan ukhrawi? Padahal kesenangan hidup di dunia inidibandingkan dengan di akhirat itu hanya sedikit. (At-Taubah: 38)

Mengenang kisah Nabi Muhammad Saw dan para sahabatnya sangatlah indah, sampai-sampai kita bisa terbawa ke dalam suasana cerita tersebut. Banyak sekali kisah-kisah tentang Nabi Muhammad Saw. dan para sahabatnya dikisahkan ulang oleh Amirul Mu’minin, Hadhrat Mirza Masroor Ahmad aba. dalam setiap khutbah jumat beliau aba. Banyak sekali pelajaran yang dapat kita peroleh, mulai dari keimanan, keilmuan, kesederhanaan, keberanian yang kesemuanya itu dapat membangkitkan keimanan kita sebagai seorang muslim.

Ayat yang ditulis di awal adalah kesimpulan dari sifat manusia yang lebih menyukai kehidupan dunia dan berat untuk berjuang di jalan Allah Ta’ala. Ayat tersebut menggambarkan bagaimana seorang
manusia mengikuti arah hatinya yaitu mencari kesenangan duniawi.

Namun, di sisi lain Nabi Muhammad Saw mengajarkan kepada kita semua bagaimana seharusnya seorang hamba menjalani kehidupannya. Kehidupan di jalan Allah, bahagia dengan menanggung segala kesulitan duniawi. Mengorbankan setiap apa yang disenangi dan menempatkan Tuhan di atas segala sesuatu merupakan sifat dasar dari seorang Nabi Allah.

Kisah yang paling terkenal tentunya adalah kisah tentang Nabi Muhammad Saw, Abu Hurairah ra dan segelas susu. Abu Hurairah ra. bercerita bahwa dahulu beliau sangat gemar mendengarkan sabda-sabda Nabi Muhammad Saw sampai-sampai beliau ra. tidak mau beranjak dari masjid.

Beliau ra menceritakan sebuah kisah:

“Saat itu sangat lapar dan kebetulan ada Hadhrat Abu Bakar ra. lewat dan saya meminta Hadhrat Abu Bakar ra. untuk menerangkan maksud ayat tertentu dengan maksud supaya Hadhrat Abu Bakar ra. melihat saya yang sedang lapar dan memberikan sesuatu. Namun, Hadhrat Abu Bakar ra. hanya menjelaskan tafsir dari ayat itu.

Tak lama kemuadian datang Hadhrat umar ra. dan saya pun bertanya hal yang sama, tetapi Hadhrat Umar ra. hanya menjelaskan arti ayat tersebut dan berlalu.

Tiba-tiba Nabi Muhammad Saw memanggil saya sambil membawa semangkuk susu. Beliau Saw berkata, ”Panggilah orang-orang yang sedang lapar di masjid!” Saya berharap hanya ada satu orang di masjid, tetapi ternyata ada enam orang sahabat yang sedang berada di masjid. Kemudian, membagikan semua susu yang ada di mangkuk tersebut.”

Dari sini kita lihat bagaimana Nabi Muhammad Saw memberikan tarbiyat kepada para sahabatnya bahwa meskipun orang-orang yang kesusahan tidak meminta-minta, tetapi beliau Saw. dapat melihat bahwasanya sahabatnya tengah lapar.

Begitupun di zaman sekarang ini di mana wabah Covid-19 tengah merajalela di dunia. Kita diajarkan oleh Nabi Muhammad Saw. untuk terus berbagi. Bagaiman kita melihat di zaman Nabi Muhammad Saw. pun sering berbagi walaupun Nabi Muhammad Saw. sedang kesusahan juga.

Bahkan, di Bulan Ramadhan kedermawanan beliau Saw. bagaikan angin yang berhembus. Oleh sebab itulah, kita mesti menjadikan panutan kita Nabi Muhammad Saw. sebagai contoh terbaik.

Sekarang dunia telah berjalan dengan sangat cepat. Perekonomian yang timpang antara di kota dan di desa. Namun, dengan adanya wabah Covid-19 telah merubah semua sistem perekonomian. Beberapa negara bahkan telah melakukan lockdown dan Indonesia sendiri di beberapa daerah memberlakukan PSBB.

Jika melihat Sejarah Nabi Muhammad Saw. dan para sahabatnya melalui masa-masa sulit, kemudian kita memperhatikan ke-27 tuntutan proyek Tahrik Jadid maka di situ kita akan menemukan cahaya sebagaimana kisah yang dituliskan di awal ketika Hadhrat Abu Hurairah melihat semangkuk susu di tangan Nabi Muhammad Saw..

Tuntutan Proyek Tahrik Jadid mengajarkan kita untuk hidup sederhana dan kemudian di saat kondisi sekarang ini seluruh dunia mengalami kesulitan. Kita dapat membantu saudara-saudara kita yang kesulitan dengan apa yang telah kita simpan melalui program Tahrik Jadid.

Alangkah indahnya pemandangan kisah Nabi Muhammad Saw, Hadhrat Abu Hurairah dan semangkuk susu. Semua pelaku kisah ini telah tiada, namun kisahnya bisa kita ulang kembali ditengan pandemic covid-19 ini.

Dengan Program Tahrik Jadid inilah Jemaat Ahmadiyah berjalan dan dengan Program Tahrik Jadid inilah setiap anggota Jemaat Ahmadiyah berjalan untuk mengulangi kisah yang indah antara Nabi Muhammad Saw, Hadhrat Abu Hurairah dan semangkuk susu. Berikut saya tulis ulang ke 27 Tuntutan Program Tahrik Jadid bagi setiap anggota Jemaat Ahmadiyah:

1. Hidup secara sederhana.

2. Ikut serta dalam penyiaran agama Islam di seluruh dunia.

3. Mendedikasikan masa-masa cuti untuk pelayanan Jemaat.

4. Anggota agar mengabdikan dirinya untuk kepentingan Islam dan Ahmadiyah.

5. Mendedikasikan masa libur musiman untuk pelayanan Jemaat.

6. Mewakafkan anak-anak kalian untuk seumur hidup.

7. Para pensiunan agar menyediakan diri untuk melayani Jemaat.

8. Mendedikasikan sebagian dari penghasilan dan kekayaan kalian.

9. Para Ahmadi terpelajar dan berpengaruh agar memberikan kuliah-kuliah.

10. Menyiapkan sanggahan atas propaganda yang memusuhi.

11. Simpan uang lebih kalian di Dana Amanat Tahrik Jadid.

12. Tahrik Jadid agar membentuk Dana Cadangan tetap.

13. Kirimkan anak-anak kalian ke Markaz untuk pendidikan dan Tarbiyat.

14. Minta saran dari Jemaat saat memutuskan tentang pendidikan yang lebih tinggi dan masa depan anak-anak kalian.

15. Biasakan bekerja sendiri dan tidak bergantung pada orang lain.

16. Mereka yang menganggur, jika memungkinkan agar pergi ke luar negeri. Di sana mereka bisa mencari penghidupan dan menyiarkan ajaran Islam dan Ahmadiyah.

17. Mereka yang menganggur jangan ragu dalam menerima pekerjaan sekecil apapun.

18. Kembangkan kebudayaan Islam.

19. Kembangkan perilaku kejujuran di dalam masyarakat.

20. Jagalah kebersihan jalan.

21. Lindungi hak-hak kaum wanita.

22. Bentuk perkumpulan seperti ‘Hilful Fudul.’ *

23. Bentuk Darul Qada Ahmadiyah dan mematuhi keputusannya.

24. Jika memungkinkan, para anggota hendaknya membangun rumah di Markaz.

25. Keluarkanlah pengorbanan uang untuk program Tabligh khusus.

26. Para anggota hendaknya pergi ke berbagai bagian negeri yang ia suka menggunakan se-peda dan lakukan survey untuk prospek Tabligh.

27. Memanjatkan do’a khusus agar usaha-usaha ini berhasil.

Semoga kita semua diselamatkan dari wabah ini dan semoga wabah ini cepat berlalu. Tapi, percayalah cahaya terang seperti yang dilihat dari Nabi Muhammad Saw dengan semangkuk susunya masih bisa kita lihat dengan berbagi di tengah Pandemi covid-19. Marilah, kita bantu saudara-saudara kita yang keadaanya sedang menderita.

Post a Comment

0 Comments