NABI ISA a.s.: Kisah Kelahiran hingga Kerasulannya (Bagian ke-1)





Oleh : Mln. Zafar Ahmad Khudori (Muballigh Jmt. Kebumen dsk.)

Menurut Al-Quran, jumlah rasul itu banyak: ada yang diceritakan dan ada yang tidak diceritakan:


“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul sebelum engkau, dari antara mereka ada sebagian yang Kami ceriterakan kepada engkau, dan dari antara mereka ada sebagian yang tidak Kami ceriterakan kepada engkau” (QS Al-Mu’min/40: 78).

Sikap mukmin adalah menerima semua rasul tersebut:

“Semuanya beriman kepada Allah, Malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya dan Rasul-rasul-Nya, mereka mengatakan, ‘Kami tidak membeda-bedakan di antara seorang pun dari Rasul-rasul-Nya yang satu terhadap yang lainnya,’ dan mereka berkata, ‘Kami dengar dan kami ta’at’ (Al-Baqarah/2: 285).

Di antara rasul yang diceritakan dalam Al-Quran adalah:

“Dia telah menetapkan kepadamu agama yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan yang telah Kami wahyukan kepada engkau (Muhammad) dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan ‘Isa.” (Asy-Syura/42: 13).

Nah, pada kesempatan ini saya hanya akan fokus kisah dan ajaran Nabi Isa a.s.. Mengapa? Sebab, tokoh ini amatlah penting bagi dunia masa kini. Kepentingannya bukan saja bagi dunia Kristen, tetapi juga bagi agama-agama besar lain, khususnya Yahudi dan  Islam.

Jika agama-agama kuat ini menyatukan pandangan yang umum terhadap keadaan alami Kristus tentang kedatangannya yang pertama dan juga tentang kedatangannya yang kedua, niscaya kesamaan pandangan seperti ini akan membawa kepada pemecahan banyak masalah yang sedang dihadapi umat manusia saat ini. (Hadhrat Mirza Tahir Ahmad: 2000: 1)

NAMA
Menurut Al-Quran: “namanya Al-MasihIsa Ibnu Maryam” (QS 3/Ali ‘Imran: 45).
Baca juga Matius 1:18-21, 24-25:
18. Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: pada waktu Maria Ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri.

19. Karena Yusuf suaminya, seorang yang lurus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam.

20. Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan Nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: “Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus.

21. Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus (tusammiihi Yasuu’a), karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.

Selanjutnya:
24. Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai isterinya,

25. tetapi tidak bersetubuh dengan dia sampai ia melahirkan anaknya laki-laki dan Yusuf menamakan Dia Yesus (fasammaahu Yasuu’a).

Baca juga Lukas 2:1-7:
Alkitab: 1993: 1; 
Alkitab (Arab-Indonesia): 2003. Hlm. 3.

Di dalam kitab Al-Quran Terjemah dan Tafsir Singkat dijelaskan bahwa kata Al-Masih diserap dari masaha yang berarti: ia menyapu bersih kotoran dari barang itu dengan tangannya; ia mengurapinya (menggosoknya) dengan minyak; ia berjalan di muka bumi; juga berarti Tuhan memberkatinya” (Aqrab/Catatan Tafsir No. 415).

Pun, dijelaskan bahwa kata ‘Isa  agaknya bentuk ubahan dari kata Ibrani Yasu’. Sedangkan, Yesus  adalah bentuk bahasa Yunani dari kata Yasua  dan Yesua (Enc. Bib./Catatan Tafsir No. 416).

Lagi menurut kitab Al-Quran Terjemah dan Tafsir Singkat diterangkan bahwa kata Ibnu Maryam itu nama-keluarga Nabi Isa a.s. yang dalam bahasa Arab dikenal sebagai kuniyah. Yesus disebut Ibnu Maryam mungkin karena disebabkan lahir tanpa ayah, beliau tidak dapat dikenal kecuali dengan nama ibunya (Catatan Tafsir No. 417).

Baca juga “Kamus Alkitab” yang mencatat bahwa kata Kristus berasal dari terjemahan Yunani dari kata Ibrani Masyiakh atau Mesias (Al-Masih), artinya: “yang diurapi oleh Tuhan” (Alkitab: 1993: 346).

Baca juga info dari wikipedia.org bahwa kata Isa ini diperkirakan berasal dari bahasa Aram, Eesho atau Eesaa. Yesus Kristus adalah nama yang umum digunakan umat Kristen untuk menyebutnya, sedangkan orang Kristen Arab menyebutnya dengan Yasu' al-Masih (bahasa Arab).

NAMA ORANG TUA
Menurut Al-Quran, nama Ibunya adalah Maryam (QS 3/Ali ‘Imran: 45). Sekaligus menjelaskan bahwa Nabi Isa a.s. tidak punya ayah. 
Simak firman-firman Allah s.w.t. (QS 19/Maryam: 16-21) berikut ini:

16. Dan ceriterakanlah di dalam Kitab tentang Maryam, ketika ia mengasingkan diri dari keluarganya ke suatu tempat di sebelah timur;

17. Maka ia membuat di antara mereka tabir, lalu Kami utus kepadanya malaikat Kami maka ia nampak kepadanya berupa manusia sempurna.

18. Maryam  berkata, “Aku berlindung kepada Allah Yang Maha Pemurah dari engkau, jika engkau bertakwa.”

19. Ia, malaikat  menjawab, “Sesungguhnya aku hanyalah seorang utusan dari Tuhan engkau supaya aku memberikan menurut wahyu  kepada engkau, seorang anak laki-laki suci.”

20. Maryam berkata, “Bagaimana aku akan mempunyai seorang anak laki-laki, padahal tidak ada seorang pun menusia menyentuhku, dan aku tidak berzina”

21.  Ia, malaikat  berkata, “Demikianlah.” Tuhan engkau berfirman. “Itu mudah bagi-Ku. Dan supaya Kami menjadikan dia suatu Tanda bagi manusia dan suatu rahmat dari Kami, dan hal itu adalah perkara yang telah diputuskan.”

Baca juga Matius 1:18-21, 24-25; dan Lukas 2:1-7.

MASA KELAHIRAN HINGGA KERASULAN 
Chapman (1995: 7) memberikan catatan tanggal-tanggal yang penting pada masa Perjanjian Baru, sebagai berikut:

5   s.M. Kelahiran Yesus.
30 s.M. Kematian Yesus Kristus.

Chapman mengomentari catatannya sendiri dengan mengatakan bahwa pernah ada perselisihan pendapat antara para ahli sejarah mengenai tanggal-tanggal ini. Walapun demikian, tanggal-tanggal tersebut dapat juga memenuhi kebutuhan dalam keperluan praktis (1995: 8).

Sedangkan Noorsena memberi rincian bahwa keempat periwayat Injil hanya menceritakan:

1. Kehidupan Yesus ketika Ia dilahirkan (Matius 1:18-25; Lukas 2:1-7).


2. Disunat pada usia 8 hari dan diserahkan di Bait Allah (Lukas 2:21-40).


3. PemunculanNya kembali di tempat Bait Allah yang sama pada umur 12 tahun (Lukas 2:41-52).


4. Dan penampilan diri-Nya di depan umum setelah dibaptiskan oleh Yohanes, “ketika Yesus memulai pekerjaanNya, Ia berumur kira-kira 30 tahun” (Lukas 2:23). 

Noorsena menjelaskan bahwa ada “waktu kosong” (the silent period) selama 18 tahun, antara usia 12 sampai usia 30 tahun. “Kekosongan” ini (minimal kalau kita mengikuti jalan pikiran itu), telah menyebabkan banyak penulis mencoba mengisinya menurut tuntutan kepentingan mereka (Noorsena: Hlm. 1-2).

Noorsena menjelaskan lebih jauh bahwa mengapa Yesus hanya ditampilkan: kelahiranNya, usia 12 tahun dan baru ditulis lagi setelah berusia 30 tahun? Dari perspektif Yahudi, hal itu bukan hal yang aneh, sebab menurut budaya Yahudi: seorang laki-laki baru boleh mengajar di depan umum pada usia 30 tahun (Noorsena: Hlm. 8).

KERASULAN NABI ISA a.s.
Berikut ini beberapa Ayat dari Al-Qur'an yang menjelaskan tentang kerasulan Nabi Isa a.s. yaitu (QS 3/Ali ‘Imran: 49-50):

49. ”Dan sebagai  rasul kepada Bani Israil, dengan pesan, `Sesungguhnya aku datang kepadamu membawa Tanda dari Tuhan-mu ialah: aku menciptakan (akhluqu) untukmu suatu makhluk yang bersifat tanah (ath-thiin) seperti bentuk burung (ka-haiatith-thoir),  kemudian aku tiupkan ke dalamnya jiwa baru, maka jadilah ia burung (thoiro) dengan izin Allah; dan aku menyembuhkan orang buta (ubri-ul akmaha) dan orang kusta (al-ab-rosho), dan aku menghidupkan orang mati (uhyil mauta), dengan izin Allah; dan aku akan memberitahukan kepadamu tentang apa-apa yang kamu makan dan apa-apa yang kamu simpan di rumah-rumahmu. Sesungguhnya dalam hal ini ada suatu Tanda bagimu, jika kamu orang-orang mukmin.

50. “Dan aku datang untuk menggenapi apa yang telah ada  sebelumku yakni Taurat; dan aku menghalalkan bagimu sebagian dari yang telah diharamkan atasmu, dan aku datang kepadamu membawa suatu Tanda dari Tuhan mu. Maka bertakwalah kepada Allah dan taatilah aku.”

Di dalam kitab Al-Quran Terjemah dan Tafsir Singkat dijelaskan sebagai berikut:

Maksud “Rasul kepada Bani Israil”
Kata-kata “rasul kepada Bani Israil“ menunjukkan bahwa tugas beliau hanya terbatas kepada keturunan Israil.  Beliau bukan seorang Utusan Tuhan untuk seluruh dunia (Matius 10:5-6; 15:24; 19:28; Kisah Para Rasul 3:25, 26; 14:46; Lukas 19:10; 22:28-30).

Arti “Thin”
Thin  berarti: lempung, tanah, cetakan dan sebagainya. Secara kiasan ath-thin berarti: orang-orang yang sifatnya penurut, cocok untuk dicetak ke dalam bentuk apa pun yang baik seperti tanah liat.

Menurut keterangan di atas dan mengingat arti kiasa kata “tanah liat,” seluruh anak kalimat: aku akan menciptakan untukmu suatu makhluk …. Maka jadilah ia burung berarti bahwa orang-orang biasa dari kalangan rendah dan hina, tetapi mempunyai kemampuan tersembunyi untuk tumbuh dan berkembang bila berhubungan dengan beliau dan menerima amanat beliau akan mengalami perubahan dalam kehidupan mereka.


Dari manusia yang merangkak-rangkak di atas debu dan tidak melihat lebih jauh dari urusan kebendaan dan kepentingan duniawi, mereka akan berubah menjadi burung-burung yang terbang tinggi ke kawasan-kawasan yang tinggi lagi mulia di angkasa kerohanian.

Dan inilah yang sungguh-sungguh telah terjadi. Penangkap-penangkap ikan yang hina dan rendah dari Galilea, berkat pengaruh ajaran dan contoh Junjungan mereka, berangsur melayang tinggi bagaikan burung menyampai kan Kalam Allah s.w.t. ke dunia orang-orang Bani Israil.

Arti “Hai’ah”
Hai’ah berarti: bentuk; model; busana; keadaan; cara; gaya atau mutu (Lane).

Arti “Thair”
Thair berarti burung. Dalam arti kiasan kata itu mengandung arti: orang yang tinggi martabat kerohaniannya terbang tinggi di kawasan kerohanian, seperti asad (secara harfiah artinya seekor singa) dipakai untuk gagah-berani dan dabbah untuk orang yang tak ada harganya, seekor cacing tanah (QS 34:15).

Dalam Bible (Alkitab) tidak ada keterangan tentang mukjizat yang populer dipercayai telah diperlihatkan oleh Nabi Isa yaitu beliau menjadikan burung-burung. Bila Nabi Isa a.s. sungguh-sungguh telah menciptakan burung-burung maka tiada alasan mengapa Bible sengaja meninggalkan keterangan ini, apalagi bila penciptaan burung itu suatu mukjizat yang seperti itu tak pernah diperlihatkan sebelumnya oleh nabi mana pun. 

Dengan menyebutkan mukjizat demikian, pasti dapat membuktikan keluhuran beliau dari semua nabi lainnya, dan niscaya dapat menguatkan pengakuan Ketuhanan, yang telah dikaitkan oleh para pengikut beliau kepada beliau di kemudian hari. Mengenai berbagai arti khalq:


1. mengukur, menetapkan, merencanakan.


2. membentuk, membuat dan menciptakan dan sebagainya.



Maka dalam arti pertama kata itulah yang telah dipergunakan dalam Ayat ini.
Dalam arti “menciptakan” tindakan khalq  tidak dikaitkan oleh Al-Quran kepada sesuatu wujud selain Tuhan (13:17; 16:21; 22:74; 25:4; 31:11, 12; 35:41 dan 46:5).

Arti “‘Ubri’u”
‘Ubri’u diserap dari kata bari’a yang berarti: ia pernah atau ia menjadi jernih atau bebas dari sesuatu. ‘Ubri’u berarti: saya menyembunyikan; saya menyatakan orang itu bebas dari aib yang dialamatkan kepadanya (Lane).

Arti “Akmah”
Akmah berarti: orang yang buta ayam; orang yang buta sejak lahir; orang yang menjadi buta kemudian hari; orang yang tidak punya akal dan pengertian (Mufradat).

Tentang Penyembuhan Orang Buta dan Berpenyakit kusta
Adapun tentang penyembuhan orang buta dan berpenyakit kusta, nampak dari Bible bahwa dahulu penderita-penderita penyakit-penyakit tertentu (kusta dan lain-lain) dianggap kotor oleh orang-orang Bani Israil dan tidak diizinkan mempunyai hubungan kemasyarakatan dengan orang-orang lain.

Maksud Kata “‘Ubri’u”
Kata ‘Ubri’u  yang dapat pula di artikan, “Aku menyatakan bebas” menunjukkan bahwa kelemahan dan kesusahan yang dari segi hukum dan kemasyarakatan, dialami oleh para penderita penyakit serupa itu, telah dihapuskan oleh Nabi Isa a.s. atau bahwa beliau suka mengobati para penderita penyakit-penyakit itu. Nabi-nabi Allah s.w.t. adalah dokter-dokter rohani; beliau-beliau itu menghidupkan kembali mereka yang telah mati rohaninya (Mat. 13:15).

Maksud Kata “Akmah”
Dalam hal ini kata akmah akan berarti orang yang mempunyai nur keimanan, tetapi karena kekuatan iradahnya lemah, meraka tidak dapat bertahan terhadap cobaan dan ujian. Ia melihat pada waktu siang hari yakni selama tiada cobaan dan matahari iman memancar-mancar tanpa halangan awan tetapi bila malam datang yakni bila ada cobaan dan ujian dan menuntut pengorbanan, ia kehilangan penglihatan rohaninya lalu berhenti (bandingkan QS 2:21).

Maksud Kata “Abrash”
Demikian pula, kata abrash (kusta) dalam urusan rohani berarti, orang yang tidak sempurna imannya, mempunyai kulit bercacat, berpenyakit rohani di antara bagian-bagian yang sehat.

Maksud Kalimat “Aku Hidupkan yang Telah Mati”
Anak kalimat aku hidupkan yang telah mati  tidak mengandung arti bahwa Nabi Isa a.s. sungguh-sungguh telah menghidupkan kembali orang yang sudah mati. Mereka yang benar-benar sudah mati, tidak pernah dihidupkan kembali di dunia ini. Kepercayaan demikian adalah bertentangan sekali dengan seluruh ajaran Al-Quran (2:29; 23:100-101; 21:96; 39:59-60; 40:12; 45:27).

Perubahan yang ajaib pada akhlak dan kerihanian yang dilaksanakan oleh Nabi-nabi Allah s.w.t., dalam kehidupan para pengikutnya, menurut istilah kerohanian disebut “membangkitkan dan menghidupkan orang mati.”

Nabi Isa a.s. sebagai Penyempurna
Nabi Isa a.s. datang sebagai penyempurnaan nubuatan-nubuatan para nabi yang tersebut dalam Taurat. Tetapi, beliau tidak membawa syariat baru karena baliau adalah mengikut syariat Musa a.s. Beliau sendiri sadar akan pembatasan dan wewenangnya (Matius 5:17-18).

AJARAN INTI NABI ISA a.s.
“Sesungguhnya Allah itu Tuhan-ku dan Tuhan-mu maka sembahlah Dia, inilah jalan yang lurus” (QS 3/Ali ‘Imran: 52).

Baca juga Lukas 4:8 berikut ini:
Tetapi Yesus berkata kepadanya: “Ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allah-mu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti.” (Baca juga Ulangan 6:13).

Demikianlah bagian pertama artikel ini. Insya Allah akan disambung pada bagian ke-2.

Sumber:
Alkitab, 1993. Lembaga Alkitab Indonesia: Jakarta.
Chapman, Adina. 1995. Pengantar Perjanjian Baru. Yayasan Kalam Hidup: Bandung.
Ahmad, Hadhrat Mirza Tahir. 2000. Ajaran Kristen: Perjalanan dari Kenyataan ke Khayakan. Jemaat Ahmadiyah Indonesia: Bogor.
Farid, Malik Ghulam. 2014.  Al-Qur’an Terjemahan dan Tafsir Singkat. Neratja Press: Jakarta.
Noorsena, Bambang. The Lost Years of Jesus: Dimana Yesus berada ketika Berusia 12 sampai 30 Tahun. Institute for Syriac Christian Studies/ISCS.
Alkitab Arab-Indonesia. 2003. Lembaga Alkitab Indonesia: Jakarta.

Post a Comment

0 Comments