Musa as. “Khootaman Nabiyyiin” di antara Nabi Bani Israil



Oleh : Mln. Bilal Ahmad Bonyan


الَّذِينَ آتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَعْرِفُونَهُ كَمَا يَعْرِفُونَ أَبْنَاءَهُمْ وَإِنَّ فَرِيقًا مِنْهُمْ لَيَكْتُمُونَ الْحَقَّ وَهُمْ يَعْلَمُونَ


“Orang-orang yang telah Kami beri Al-Kitab mengenalnya (Muhammad SAW) seperti mereka mengenal anak-anak mereka sendiri, dan sesungguhnya sebagian diantara mereka menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui.” (QS. Al-Baqoroh : 146)

Firman Allah swt diatas memberikan suatu keyakinan kepada umat Islam bahwa Rasullah Muhammad saw adalah seorang nabi yang kedatangannya dinanti oleh segala bangsa. Akan tetapi hal itu hanya akan dianggap sebagai “claim” apabila umat Islam tidak dapat membuktikan “kebenaran” firman tersebut.

Ayat di atas memberitahukan bahwa Al-Kitab mencatat nubuatan berkenaan dengan kedatangan nabi Muhammad saw. Bagaimanakan narasi yang tertulis berkenaan dengan nubuatan tersebut ? apakah jelas tertulis nama “Muhammad” di dalam Al-Kitab ?



A.      Kitab Ulangan 18:18

Salah satu nubuatan tentang kedatangan seorang nabi yang tertulis dalam Taurat adalah Kitab Ulangan 18:18

“Seorang nabi akan Ku bangkitkan bagi mereka dari antara saudara mereka, seperti engkau ini (Musa as); Aku akan menaruh firmanKu dalam mulutnya, dan ia akan mengatakan kepada mereka segala yang Ku perintahkan kepadanya.”

Nubuatan ini disampaikan oleh Musa as. kepada bangsa Israel, ada beberapa keterangan berkenaan dengan “nabi seperti Musa as” yang akan datang itu. Apakah ciri ciri tersebut sempurna dalam pribadi Nabi Muhammad saw. ?

1.       Nabi; berkenaan dengan derajat ini, berulang kali Allah swt memanggil beliau saw “Nabi”.

2.       Dari antara saudara mereka (Bani Israel); Bani Israel merupakan keturunan Nabi Yaqub as, putra Nabi Ishaq as. Dan Nabi Muhammad saw adalah keturunan dari Nabi Ismael as. yang merupakan saudara Nabi Ishaq as. jadi secara “darah” Nabi Muhammad saw. merupakan saudara dari Bani Israel.

3.       Seperti engkau ini (Musa as); Nabi Musa as. adalah nabi terbesar yang diutus kepada Bani Israel, beliau pembawa syariat yang setiap nabi Bani Israel berhukum dibawahnya. Demikian pula Nabi Muhammad saw beliau adalah adalah “Khootaman Nabiyyiin” dan syariatnya adalah pedoman hidup bagi setiap umat Islam sampai hari akhir.

4.       Aku akan menaruh firman-Ku dalam mulutnya; berkenaan dengan nabi Muhammad saw:

وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَى إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَى
 “Dan ia tidak berkata-kata menurut kehendak hawa nafsunya. Ucapannya itu tidak lain hanyalah wahyu yang diwahyukan kepadanya.” (QS.An-Najm : 3-4)

5.       Ia akan mengatakan kepada mereka segala yang Ku perintahkan kepadanya; berkenaan dengan ciri ini Allah swt berfirman kepada Nabi Muhammad saw: 

يَا أَيُّهَا الرَّسُولُ بَلِّغْ مَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ 
“Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepada engkau dari Tuhan engkau..” (QS. Al-Maidah : 67)



B.      Kitab Ulangan 18 : 20

Dan dalam Ulangan 18 : 20 menjadi tolak ukur berikutnya yang untuk diperhatikan;

“Tetapi seorang nabi, yang terlalu berani untuk mengucapkan demi nama-Ku perkataan yang tidak Ku perintahkan untuk dikatakan olehnya, atau yang berkata demi nama allah lain, nabi itu harus mati.”

Ayat dalam kitab Ulangan 18 : 20 ini sangat “sejalan” dengan wahyu yang diterima oleh Nabi Muhammad saw sebagaimana tertulis dalam Al-Quran surat Al-Haqqoh : 44-47:

وَلَوْ تَقَوَّلَ عَلَيْنَا بَعْضَ الْأَقَاوِيلِ لَأَخَذْنَا مِنْهُ بِالْيَمِينِ ثُمَّ لَقَطَعْنَا مِنْهُ الْوَتِينَ فَمَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ عَنْهُ حَاجِزِينَ
“Seandainya dia (Muhammad saw) mengada-adakan sebagian perkataan atas (nama) Kami. Niscaya benar-benar Kami pegang dia dengan tangan kanan. Kemudian, tentulah Kami potong urat nadinya. Maka tidak seorang pun diantaramu dapat mencegah darinya.”

Bagaimanakah “perlakuan” Allah swt kepada Nabi Muhammad saw. apakah Allah swt menghukumnya dengan membunuh beliau saw ? membiarkan umatnya dianiaya dan dihancurkan ? ajaran yang dibawanya tenggelam ditelan bumi ?

Sejarah membuktikan bagaimana Allah swt senantiasa menolong Nabi Muhammad saw. dan sahabatnya, ketika beliau saw dalam pelarian hijrah ke Madinah, musuh mengejar dan selangkah lagi menemukan beliau dalam persembunyiannya, dengan yakin beliau bersabda : “Innallaaha ma’anaa.” Dalam setiap peperangan Allah swt senantiasa memberikan pertolongan-Nya. Umat beliau terus bertambah dari yang awalnya hanya 4 orang menjadi Milyaran jumlahnya. Ajaran yang dibawanya terus menyebar keseluruh penjuru dunia.



C.      Kitab Ulangan 18 : 22

Bukti berikutnya bahwa nabi Muhammad saw adalah nabi yang benar diuji oleh Ulangan 18 : 22;

“Apabila seorang nabi berkata demi nama Tuhan dan perkataannya itu tidak terjadi dan tidak sampai, maka itulah perkataan yang tidak difimankan Tuhan, dengan terlalu berani nabi itu telah mengatakannya, maka janganlah gentar kepadanya.” 

Untuk membuktikan kebenaran ini, banyak peristiwa dalam sejarah Islam yang menjadi saksi. Sebut saja Suraqah bin Malik ra. Orang yang berniat membawa Nabi Muhammad saw kembali ke Mekah hidup atau mati. Dalam “posisi” sebagai seorang “musyrik” Suraqah bin Malik mendapatkan “nubuatan” tentang masa depannya dari nabi Muhammad saw. Suraqah dinubuatkan akan memakai gelang Kisra, Maha Raja Persia. Nubuatan itu sempurna di zaman Umar bin Khatab ra.

Bukti kebenaran “nubuatan” yang disampaikan oleh Nabi Muhammad saw adalah peristiwa “Khandak”, disaat Nabi Muhammad saw dan umatnya mencoba untuk mempertahankan hidup mereka dari serangan 20.000 pasukan Quraisy. Dalam proses penggalian parit, Rasulullah saw dihadapkan dengan sebongkah batu besar yang apabila tidak dihancurkan, dapat menjadi batu loncatan pasukan musuh untuk dapat menyebarang ke wilayah pertahanan pasukan nabi saw. Ketika menghancurkan batu tersebut dengan 3 kali pukulan, Nabi Muhammad saw. diberi kabar suka dari Allah swt bahwa Islam akan dapat menaklukan Imperium Persia, Romawi dan kerajaan-kerajaan di Afrika. Sekiranya apa yang disampaikan Nabi Muhammad saw adalah hanya khayalan karena rasa lapar, tentu Persia dan Romawi tetap berdiri gagah hingga saat ini.



D.      Kitab Ulangan 34 : 10

Bukti terakhir bahwa “nabi seperti Musa as” tidak akan datang dari “internal” Bani Israel adalah sebagaimana tercantum dalam Kitab Ulangan 34 : 10

“Seperti Musa yang dikenal Tuhan dengan berhadapan muka, tidak ada lagi nabi yang dibangkitkan diantara orang israel.”

Ayat-ayat terakhir dalam Kitab Ulangan yang terekam diakhir kehidupan Nabi Musa as ini menjadi bukti bahwa kebesaran dan ketinggian derajat nabi Musa as diantara nabi nabi Bani Israel yang lain ada yang tertinggi. Beliau as lah “Khootaman Nabiyyiin” diantara nabi nabi Bani Israel. Tidak akan ada lagi nabi yang sederajat dengan Musa as. yang diutus oleh Allah swt kepada Bani Israel.

Berdasarkan bukti bukti tersebut diatas, jelaslah bahwa kedatangan “nabi seperti Musa as” telah sempurna dalam wujud Nabi Muhammad saw.  




Salaamun man itaba’a ‘ala al-hudaa

Post a Comment

0 Comments