CARA TUHAN MEMELIHARA ISLAM





Oleh : Mln. Basyarat Ahmad Sanusi

Islam telah mendeklarasikan diri sebagai Syariat Paling Sempurna (QS. 3:19, 85yang akan berjalan ila yaumil qiyaamah adalah sebuah masa yang panjang, tentu ada caranya bagaimana Tuhan memelihara keutuhan agama terakhir ini, Taman Islam yang indah tidak mungkin dibiarkan tanpa adanya pemeliharaan, semoga tulisan ini bermanfaat. 

Hukum-hukum syariat suatu agama bersumber dari kitab sucinya, keutuhan sebuah kitab suci menjadi barometer utama bagi keutuhan suatu agama maka bila kitab suci agama tertentu ada penambahan atau pengurangan akibat campur tangan pihak ketiga. 

Agama itu akan tercemar bahkan bisa jadi mengalami distorsi (perubahan) dan bila hal demikian terus berlanjut tanpa ada penjagaan maka sudah bisa dipastikan agama itu sulit dirujuk ke bentuk aslinya. 

Di samping itu, ancaman terbesar dari suatu agama adalah ketika para pengikutnya meninggalkan kitab sucinya (QS 2:102, seperti juga kehhawatiran Rasululah Saw, “Dan berkata Rasul itu,“Ya Tuhan-ku, sesungguhnya kaumku telah menjadikan Alquran ini sesuatu yang telah ditinggalkan (QS 25:31)

Oleh kerena itu, salah satu bentuk pemeliharaan terhadap “Syariat Islam“, Tuhan mengumumkan penjagaan kitab suci-Nya. Firman-Nya sangat jelas:

"Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Alquran dan Sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya (QS.15: 9). 

Alquran bisa melintasi segala zaman hingga saat ini cukup panjang, mulai dari media yang sederhana dan atau berada dalam hafalan-hafalan para sahabat, lalu dibukukan, seperti yang sangat mashur Mushaf Ustmani, adalah rentetan upaya lahiriah manusia dalam menjaga teks Alquran. Berbagai upaya pemusnahan secara fisik maupun percobaan merusak isinya telah juga dilakukan banyak pihak.

Kendati demikian, Al-Quran tetap selamat dari perubahan, penyisipan, dan pengurangan, serta senantiasa terus-menerus menikmati penjagaan yang sempurna. Keistimewaan Alquran yang demikian itu tidak berlaku bagikitab-kitab wahyu lainnya.

Hal terpenting kedua setelah penjagaan kitab suci Alquran dalam rangka pemeliharaan Syariat Islam adalah tidak terputusnya kepemimpinan rohani dalam Islam, jangankan terputus bahkan Islam sama-sekali tidak memerlukan pemimpin rohani yang datang dari luar dirinya. Islam menentukan jalurnya sendiri dalam upaya pemeliharaan kelestarian syariatnya. 

Demikianlah yang terjadi pada Islam, karena ia merupakan agama paling sempurna maka akan dianggap merendahkan derajat Islam bila untuk menjaga kemurnian ajarannya harus datang reformer dari luar Islam. Alur kepemimpinan dalam Islam ditentukan pendirinya, beliau SAW. bersabda :

"Meriwayatkan Imam Ahmad dari nu’man bin Basyir ra. Dia berkata kami sedang duduk di masjid, maka datanglah Abu Tsa’labah al-Khusna, lalu dia berkata, 'Wahai Basyir bin Sa’ad, apakah Anda hafal hadis Rasulullah SAW tentang kepemimpinan', maka berkata Hudzaifah, 'saya hafal sabdanya (SAW)', maka duduklah Abu Tsa’labah, dan Hudzaifah berkata, 'Akan terjadi nubuwah sampai masa yang disukai Allah. Kemudian, akan terjadi khilafat dalam nubuwat sampai masa yang disukai Allah. 

kemudian Dia mengangkatnya sampai Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian, akan terjadi kerajaan yang lalim sampai waktu yang disukai Allah. Kemudian, Dia mengangkatnya sampai Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian, akan terjadi kerajaan yang mengigit. Kemudian, Dia mengangkatnya sampai Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian, akan terjadi khilafat seperti dalam nubuwat, kemudian beliau Saw berdiam diri.' (HR Abu Daud, Ahmad dan Baihaqi-kanzul umal Jld IV p.121)

Hadis di atas menubuwatkan bahwa Islam akan mengalami 4 Era. Yang pertama adalah era Kenabian Yang Mulia Rasululah Saw. yang berjalan selama 23 tahun. Kemudian, setelah beliau wafat, dilanjutkan dengan Era Khilafah dalam Kenabian Muhammad Saw. Era khilafah ini berjalan selama 32 tahun. 

Abu Bakar Sidiq r.a memerintah selama 2 tahun. Kemudian, dilanjut Khalifah Umar bin Khatab r.a selama 11 Tahun, setelahnya Utsman bin Affan memerintah selama 13 tahun, dan terakhir Ali bin Abi Thalib menjadi khalifah selama 6 tahun. Dalam masa kekhalifahan ini, Islam telah mengalami kemajuan yang sangat pesat, namun juga telah terjadi prahara yang memprihatinkan. 

Tercatat dalam sejarah 3 khalifah Islam, kecuali Abu Bakar Sidiq r.a, ketiga khalifah Islam wafat terbunuh dan sebagai akibatnya nikmat khilafat dicabut oleh Allah SWT. Sebagai gantinya, sesuai hadis di atas munculah kerajaan-kerajaan yang kejam dan menggigit. 

Pada masa-masa ini, kepemimpinan rohani Islam berada pada para Mujadid. Hal ini telah sesuai dengan Sabda nabi Muhammad SAW.  dalam Hadis Abu Daud dan Misykat h. 36, beliau bersabda :

"Menceritakan Sulaiman bin Daud al-Mahriyyu, Ibnu Wahab mengabarkan kepada kami, Sa’id bin Abi Ayub mengabariku, dari Sarohil bin Yazid al-Ma’afiri, dari Abi  Al-qomah, dari Abu Hurairah ra. Meriwayatkan, Rasulullah Saw. bersabda, 'Sesungguhnya Allah Swt akan mengirimkan untuk umat ini seorang mujadid pada permulaan setiap seratus tahun, yang akan memperbaiki agamanya '". 

Dalam Kitab Hujazul Kiramah h.135-139, terdapat keterangan siapa saja para Mujadid yang telah diutus Allah SWT untuk memperbaharui agama Islam, mereka adalah sebagai berikut :

Abad pertama Umar bin Abdul Aziz, Abad kedua, Imam Syafi’I, Abad ketiga Abdul Hasan Asyari Abad keempat  Abu Ubaidillah Nisyapuri, Abad kelima Imam Ghozali, Abad keenam Syeh Abdul Qadir Jaelani, Abad ketujuh  Ibnu Taimiya, Abad kedelapan Ibnu Hajar Asqolani, Abad kesembilan Imam Suyyuti, Abad kesepuluh Muhmaad Tahir Gujrati, Abad kesebelas Mujadid Alifsani, Abad keduabelas Syah Waliyullah Muhadats Dhelwi, Abad ketiga belas Sayid Ahmad Brelwi, Abad keempatbelas Imam Mahdi dan Masih Mau’ud as. 

Adapun mengenai Imam Mahdi, terdapat banyak hadis yang menjelaskannya, antara lain :
عن عباس رض. قال. قال رسول الله صعلم. لن تهلك امة انا فى اولها, وعيسى ابن مريم في اخرها, والمهدي في وسطها
Dari Ibnu Abbas ra. berkata, bersabda Rasulullah Saw. Sekali-kali umatku tidak akan binasa karena aku ada di awalnya, Isa di akhirnya dan Imam Mahdi di pertengahannya (diriwayatkan Nassai dalam Musnadnya, lihat kitab Faidul Qodir 5/301)

Menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja’far, ia berkata : menceritakan kepada kami Hisyam bin Hasan dari Muhammad, dari Abu Hurairah ra. Dari nabi SAW, beliau bersabda, “ Hampir dekat saatnya orang yang hidup di antara kamu akan bertemu dengan isa Ibnu Maryam yang menjadi Imam Mahdi dan hakim yang adil. Memecahkan salib, membunuh babi, meniadakan jizyah, meniadakan peperangan atau permusuhan (HR. Abu Dawud, dalam Misykatul Mashobih p.36)
Imam Annas meriwayatkan dengan redaksi sebagai berikut :
عَنْ أَنَسٍ أَنَّ رَسُولَ اَللَّهِ صَلَّى اَللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: « لَا يَزْدَادُ اَلْأَمْرُ إِلَّا شِدَّةً, وَلَا اَلدُّنْيَا إِلَّا إِدْبَارًا, وَلَا اَلنَّاسُ إِلَّا شُحًّا, وَلَا تَقُومُ اَلسَّاعَةُ إِلَّا عَلَى شِرَارِ اَلْخَلْقِ, وَلَا اَلْمَهْدِيُّ إِلَّا عِيسَى اِبْنُ مَرْيَمَ 
Dengan ciri kedatangan :
عن محمد ابن علي قال : ان لمهدينا ايتين لم تكونا مند خلق السموات والارض ينكشف القمر لاولالليلة من رمضان وتنكسف الشمس في النسف منه
Muhmmad bin Ali meriwayatkan, katanya bahwa bagi Mahdi kami ada dua tanda yang belum pernah berlaku bagi seorangpun semenjak langit dan bumi diciptakan, bulan akan gerhana pada malam pertama dari bulan Ramadhan dan matahari akan bergerhana pada malam pertengahan daripadanya. (HR. Daru Qutni)
Dalam hadits yang lain Rasulullah SAW. bersabda :
فاذا رايتموه فبايعوه ولو حبوا على الثلج فانه خليفة الله المهدي
Artinya : “Apabila kamu melihatnya (Imam Mahdi), maka berbai’atlah padanya walaupun kamu harus merangkak di atas salju, karena beliau adalah khalifah Allah dan Al-Mahdi”. (Sunan Ibn Majah, Darul Fkr, tt., Jld II.p. 367. Hadits no. 4084), 
Secara teguh dan meyakinkan sistem ke-Mahdi-an sebagai bentuk pemeliharaan terhadap kesempurnaan Islam telah berjalan 129 tahun dalam Jemaah Muslim Ahmadiyah. Misi dakwahnya sekarang telah tersebar di 212 negara, suatu hal yang tidak mudah di tengah resistensi yang cukup tinggi terhadap perjalanan Jemaah Muslim Ahmadiyah. 

Perkembangan Jemaat Muslim Ahmadiyah telah mengundang banyak pihak untuk meneliti dan membuktikan kebenarannya. Cukup mengagumkan karena di tengah fatwa kafir sejumlah ulama, Ahmadiyah tak bergeming menyuarakan Islam dan perdamaian dunia.

Post a Comment

0 Comments