AIR SUMBER KEHIDUPAN




Oleh : Mln. Muhammad Jaelani
Asal muasal kejadian manusia adalah dari tanah. Adanya proses kehidupan disebabkan turunnya air dari langit. Air sebagai sumber kehidupan; menghilangkan rasa dahaga dan membersihkan badan dari kekotoran.
Air juga bisa menjadi penyebab kemusnahan. Sebagaimana kaum Nuh telah dibinasakan oleh air. Air yang turun dari atas dan air yang memancar dari bawah. Keselamatan hanya dapat diraih oleh mereka yang berada di atas bahtera yang telah dibuat Hazrat Nuh ‘Alaihissalam.
Menurut Plato, ada sebuah negeri yang bernama Atlantis, negeri yang subur dan indah serta melimpah sumber daya alamnya. Namun, Atlantis menjadi negeri yang hilang setelah dilanda gempa dan banjir besar. 
Di beberapa negara maju air bersih bisa diproduksi dengan menggunakan Fresh Water Generator yang siap diminum dan dengan mudah bisa ditemukan di tempat-tempat umum. Dengan leluasa bisa meminumnya melalui kedua telapak tangan.
Jemaat Ahmadiyah melalui badan amal Humanity First membuat program water for life, telah memberikan banyak sumbangsih di banyak negara yang penduduknya susah mendapatkan air bersih. 
Bagi mereka yang pernah mengalami hidup di tengah-tengah komunitas yang susah mengakses air bersih akan merasakan kenikmatan manakala mendapatkan air bersih yang bisa dikonsumsi dan bisa digunakan untuk keperluan lainnya.
Air sering dijadikan falsafah hidup, di antaranya, “Hiduplah seperti air yang mengalir mengikuti arus.” Ada juga, “Hidup ini janganlah hanya seperti air yang mengalir saja tapi bagaimana membendung air dan mengalirkannya agar bisa bermanfaat.” Ada pula “Air beriak tanda tak dalam,” dan “Diam diam menghanyutkan.”
Ada kisah kisah para Nabi Allah atau orang-orang pilihan-Nya yang menggugah keimanan berhubungan dengan air. Seperti kisah Hazrat Ismail ‘Alaihissalam dan Hazrat Hajar radhiallahu ‘anha yang menemukan air zam zam setelah mereka mengalami penderitaan hidup yang tidak biasa. Air zam zam menjadikan negeri yang gersang dan tandus menjadi hidup kembali.
Kisah Hazrat Musaas dan Hazrat Harunas beserta kaumnya yang menyeberangi lautan. Air laut yang menyelamatkan Bani Israil dan menenggelamkan laskar Firaun. Peristiwa yang memperlihatkan kebesaran Allahswt, Tuhan Musa dan Harun. 
Sampai sekarang bukti Keagungan-Nya itu masih bisa dijadikan pelajaran oleh umat manusia dengan ditemukannya jasad Firaun yang hidup sejaman dengan Musaas
Kisah Hazrat Muhammad Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam, beberapa riwayat yang menerangkan kisah beliau; Ketika Abu Hurairahra dan para ahlu sufah lainnya meminum air susu satu mangkuk tapi semua yang hadir di Masjid kebagian dan minum sepuasnya. 
Menurut ukuran zahir, air satu mangkuk tidak akan mungkin bisa mencukupi orang yang hadir di masjid pada waktu itu. Namun, kenyataannya semua orang yang hadir bisa menikmatinya, termasuk Abu Hurairahra yang minum sekenyang-kenyangnya di barisan paling akhir, ia menyangka susu yang diedarkan di masjid itu tidak akan sampai kepadanya.
Ketika Rasulullahsaw dan para sahabat merasa kehausan dalam perjalanan di gurun pasir dan kehabisan air minum, dengan hanya kantung air dari perempuan yang sedang lewat bisa memberikan minum orang orang muslim yang banyak jumlahnya. 
Perempuan itu menceritakan bahwa ia mendapatkan banyak hadiah dari Rasulullahsaw karena memberi minum laskar Islam walaupun setelah itu air di kantung kulitnya tidak berkurang sedikit pun, malah bertambah setelahnya. 
Ada juga kisah Rasulullahsaw dengan air sumur yang sedikit dan hampir kering, akan tetapi bisa memberikan minum orang muslim yang jumlahnya seribuan orang.
Hazrat Mirza Ghulam Ahmad ‘Alaihissalam, Masih Mau’ud dan Imam Mahdi, mengalami kondisi yang menggugah keimanan ketika bersama Hazrat Abdullah Sanaurira mendapatkan percikan cairan tinta dari alam kasyaf.
Demikianlah, sebagian kisah-kisah yang ada hubungannya dengan benda cair.  Dari satu benda saja yaitu air, manusia bisa mengimani wujud Allahswt dan kebenaran para nabi-Nya.
Tubuh manusia tujuh puluh persennya terdiri dari air. Karena itu manusia merupakan "Air hidup" yang ada di permukaan bumi. Seperti air yang mengalir akan selalu bersih dan menyenangkan, meskipun di bawahnya ada lumpur tapi tetap saja bersih karena terus mengalir sampai ke muara lautan. Begitupun manusia yang senantiasa beramal baik laksana air yang mengalir.
Tulisan ini diakhiri dengan kisah seorang tabib yang sedang mengobati keluarganya yang sedang sakit. Setiap kali memberikan obat sang tabib juga menyarankan, “Banyak-banyak lah minum air putih.” Dengan lirih si pasien mengatakan, “Setiap kali saya berobat selalu saja disarankan perbanyak minum air putih. Tuan Tabib telah menjadikan saya gentong air.”  

Post a Comment

0 Comments