Persinggahan “Dunia” (Syurga atau Neraka ?)


(Foto : wallpaperislami.com)

Oleh : Mln. Mahmud Ahmad Syamsuri

Dan tidaklah kehidupan di dunia ini melainkan pengisi waktu dan permainan. Dan sesungguhnya rumah di akhirat itulah kehidupan yang hakiki, andaikata mereka mengetahui. (Qs. Al-Ankabut : 65)

Hidup tanpa menanggung jerih payah dan kesusahan demi suatu tujuan agung, dan tanpa pengorbanan-pengorbanan sebagai bakti kepada Tuhan, adalah “hanya pelengah waktu dan permainan”; suatu keadaan yang tidak berguna dan tidak bertujuan.

Kehidupan yang padat tujuan ialah yang ditempuh demi mencapai tujuan agung serta mulia, dan untuk mengadakan persiapan guna kehidupan yang kekal abadi, yang untuk kehidupan itu Tuhan telah menciptakan Manusia

Sebagaimana firman Allah Ta’ala :
Dan tidaklah aku ciptakan Jin dan Manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku. (Qs. Az-zaariyat : 56)

Menjadi kewajiban dan keharusan manusia/insan untuk dapat melaksanakan kewajiban seorang hamba terhadap Tuhan yang dalam hal ini (penyerahan diri) tentunya dapat menjadi kesulitan dan susah bagi manusia tersebut.

Tanpa merasakan kesusahan dalam mengarungi kehidupan ini tentunya akan menjadikan pribadi manusia itu lengah dan tidak sedikit menjadikan manusia itu terperosok dalam kemungkaran-kemungkaran.

Allah Ta’ala menyinggung kembali dan memperingatkan lagi terhadap manusia bahwa didalam kehidupan didunia menjadikan sarana bagi kita (Manusia) untuk dapat meraih kehidupan yang hakiki akhirat, dan untuk meraihnya membutuhkan perjuangan serta pengorbanan-pengorbanan yang secara fisik menjadi susah dan payah bagi manuasia.

Didalam Alqur’an Syarif Surah Muhammad : 37 firman-Nya :
Sesungguhnya kehidupan dunia ini hanya permainan dan senda gurau, jika kamu beriman dan bertakwa, Dia akan memberi ganjaran kepadamu dan Dia tidak akan meminta kepadamu hartamu. (Qs. Muhammad : 37)

Ayat diatas sedikit lebih  menekankan kepada orang-orang Muslim terhadap perintah untuk berjuang dijalan Allah, mereka akan diwajibkan memikul segala perongkosan perang juga, dan untuk maksud itu mereka memberikan pengorbanan uang.

 Akan tetapi, Allah tidak menghajatkan uang mereka. Bagi faedah mereka sendirilah makanya dituntut dari mereka pengorbanan jiwa dan harta sebab tiada sukses dapat dicapai tanpa pengorbanan demikian. Orang-orang mukmin hakiki seyogyanya mengerti dan menghayati pelajaran agung lagi luhur ini.

Lebih jelas lagi di jelaskan didalam Alqur’anul karim Surah : Al-Hadid : 21-22 dan keterangan dalam catatan kaki : 2996

Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan pengisi waktu dan perhiasan dan saling berbangga diantara kamu, dan bersaing dalam banyaknya harta dan anak.
Kehidupan ini seperti hujan, tanaman-tanamannya mengagumkan para penanamnya, kemudian tanaman itu bergerak dan engkau melihatnya menjadi kuning; lalu hancur. Dan diakhirat ada azab yang yang keras dan ada ampunan dan keridhaan dari Allah. Dan tidak lain kehidupan di dunia ini melainkan kesenangan sementara yang menipu.       (Qs. Al-Hadid : 21)

Oleh karena itu sebagai orang-orang yang beriman yang semestinya kita memilih pilihan sebagaimana apa yang dikehendaki Allah Ta’ala terhadap hamba-Nya adalah
Berlomba-lombalah kamu dalam mencari ampunan Tuhan-mu dan syurga yang nilainya setara dengan nilai langit dan bumi yang telah disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. demikian karunia Allah; Dia menganugrahkannya kepada siapa yang dikehendaki, dan Allah itu yang Empunya karunia yang besar.
(Qs. Al-Hadid : 22)

Karena “ardh” berarti nilai atau keluasan, maka ayat ini berarti, bahwa :
Ganjaran bagi orang-orang yang bertakwa di akhirat tidak akan terkira banyaknya;
Karena syurga itu seluas bentangan langit dan bumi – seluruh jagat raya – maka syurga itu meliputi neraka juga. Hal itu menunjukkan bahwa syurga dan neraka itu bukan dua tempat yang berbeda dan terpisah melainkan dua keadaan atau kondisi alam pikiran.

Sebuah hadits Rasulullah saw yang terkenal memberikan pengertian yang mendalam mengenai faham Alqur’an tentang syurga dan neraka :

"Pada sekali peristiwa beberapa sahabat bertanya, ”Jika syurga itu meliputi bentangan langit dan bumi dalam keluasannya, maka dimanakah terletak neraka itu?” menurut riwayat Rasulullah saw telah memberikan jawaban atas pertanyaan itu, “Dimanakah malam bila siang tiba..?” (Katsir)

Menurut riwayat, beliau  pernah bersabda pula bahwa ganjaran surga terkecil akan sebesar ruang antara langit dan bumi. Hal itu menunjukkan bahwa surga merupakan keadaan rohani dan bukan suatu tempat jasmani tertentu.

Dalam hadits riwayat Muslim juga menyatakan sebagimana kehidupan jasmani apa yang dirasakan dan juga didapatkan baik itu syurga sendiri dan juga neraka.

AD-DUNNIA SIJ-NUL-MU’MIN- WAJANNATUL-KAAFIR-I
Dunia ini adalah penjara bagi orang mu’min dan Syorga bagi orang kafir.
(HR. Muslim)

Penjara bagi orang mu’min maksudnya yaitu mu’min tidak boleh berbuat keburukan atau maksiat yang telah ditentukan oleh Allah dan Rasul-Nya dan hal demikian seakan-akan  seperti halnya berada dalam penjara, tetapi sebagai syorga bagi orang kafir karena mereka bebas melanggar hukum Ilahi.

Dari dua keadaan tersebut Allah Ta’ala akan memberikan balasan atau ganjaran sebagaimana apa yang dilakukan oleh hambanya tersebut... kelak di akherat Allah Ta’ala akan mengganjar hambanya yang setia dan taat serta melaksanakan segala bentuk perintah dan larangan-Nya akan diganjar dengan Syurga-Nya, begitu juga sebaliknya hambanya yang senantiasa melakukan hal hal yang tidak disukai Allah Ta’ala dan hanya melakukan kebebasan dalam melanggar hukum hukum Allah, mereka juga akan di tempatkan dimana Neraka tempat tinggal bagi orang orang yang durhaka.... (Wallahu a’lam)


 
 

Post a Comment

0 Comments