PERDAMAIAN (bagian I)


Oleh : Mln. Ahmad Zulfadhli

Bagian I

Konsep damai membawa konotasi yang positif; hampir tidak ada orang yang menentang perdamaian

Perdamaian dunia merupakan tujuan utama dari kemanusiaan. Beberapa kelompok, berpandangan berbeda tentang apakah damai itu, bagaimana mencapai kedamaian, dan apakah perdamaian benar-benar mungkin terjadi.

Burung merpati dan daun zaitun sering digunakan sebagai lambang perdamaian. Damai memiliki banyak arti: arti kedamaian berubah sesuai dengan hubungannya dengan kalimat.

Perdamaian dapat menunjuk ke persetujuan mengakhiri sebuah perang, atau ketiadaan perang, atau ke sebuah periode di mana sebuah angkatan bersenjata tidak memerangi musuh.

Damai dapat juga berarti sebuah keadaan tenang,  Damai dapat juga menggambarkan keadaan emosi dalam diri dan akhirnya damai juga dapat berarti kombinasi dari definisi-definisi di atas.

Ketiadaan perang
Sebuah definisi yang sederhana dan sempit dari damai adalah ketiadaan perang. (bahasa Roma kuno untuk damai adalah Pax yang didefinisikan sebagai Absentia Belli, ketiadaan perang).

Dengan definisi seperti ini sekarang tinggal di zaman dunia damai, tanpa perang aktif antara negara-negara. Perawatan perdamaian yang lama antar negara merupakan kesuksesan dari PBB. Damai dapat terjadi secara sukarela, di mana peserta perang memilih untuk tidak masuk dalam keributan, atau dapat dipaksa, dengan menekan siapa yang menyebabkan gangguan.

Kenetralan yang kuat telah membuat Swiss terkenal sebagai sebuah negara yang mempertahankan perdamaian sejak lama. Swedia sekarang ini memiliki sejarah perdamaian yang berkelanjutan terlama.

Sejak invasi 1814 Norwegia, Kerajaan Swedia tidak melakukan kekerasan gaya-militer.Ketiadaan kekerasan Beberapa pemikir perdamaian memilih membuat ide damai tunggal; dan mendorong ide banyak arti dari damai.

Mereka berpikir tidak ada definisi tunggal yang benar tentang damai; damai, harus dilihat sebagai sesuatu yang jamak.

Contohnya, di Wilayah Danau Besar Afrika, kata damai adalah kindoki, yang menunjuk kepada keseimbangan yang harmonis antara manusia, dan dunia alam lainnya, dan juga kosmos.

 Pandangan ini lebih luas dari damai yang berarti "ketiadaan perang" atau bahkan "kehadiran keadilan".

Banyak pemikir yang sama juga mengkritik ide damai sebagai harapan dan yang akan terjadi pada suatu hari. Mereka mengenal damai tidak harus sesuatu yang manusia harus capai "suatu hari".

Mereka menganggap bahwa damai hadir, bila kita menciptakan dan mengembangkannya dalam cara yang kecil dalam kehidupan sehari-hari, dan damai akan berubah secara terus menerus.

Propaganda Sekutu menyebut Perang Besar di Eropa sebagai "perang untuk mengakhiri segala perang." Meskipun Sekutu menang perang,

Perjanjian 'Damai' Versailles yang dihasilkan hanya meratakan jalan untuk Perang Dunia II yang lebih berdarah. Sebelum kemenangan Sekutu, Bolshevik menjanjikan rakyat Rusia "damai, tanah, dan roti". Meskipun mengakhiri perang melawan Blok Sentral yang membawa bencana, Vladimir Lenin menjagal jutaan rakyat untuk mengkonsolidasi kekuatannya, dan penggantinya Josef Stalin malah menyebabkan terjadinya horor pada penduduk Rusia. Kegagalan tersebut mencerminkan masalah menggunakan perang dalam usaha mencapai perdamaian

Perdamaian menurut Islam
“ Saya memulai tulisan ini dengan mengutip perkataan pengusung panji perdamaian dunia zaman ini, Hazrat Mirza Masroor Ahmad, pemimpin tertinggi Jamaah Muslim Ahmadiyah. Beliau mengatakan:

“Menciptakan perdamaian merupakan isu utama di dunia saat ini. Kita menyaksikan banyak ketakutan dan kekacauan di sekitar kita. Persenjataan dan alat-alat penghancur sudah menjadi hal biasa. Diman mana orang menjadi musuh bagi yang lain. Kekuatan yang lebih besar menciptakan kekejaman terhadap mereka yang lebih lemah. Terorisme terjadi dengan mengatasnamakan pemberantasan terorisme. Media memainkan peran utama dalam menyebarkan rasa takut dan kekacauan.

 Bagi umat Islam, hanya ada satu jalan untuk keluar dari situasi ini; yaitu, berhenti mencemarkan nama Islam melalui ulah tindakan mereka. Umat Islam harus menerapkan ajaran Islam yang benar, dan harus menciptakan persatuan diantara mereka. Negara lain juga harusnya merangkul Islam, karena perdamaian dunia hanya terwujud melalui Islam.” (Weekly Badr, Qadian, 19-26 Dec 2013)

Al-Quran, Satu-satunya Solusi Perdamaian
Berdasarkan pernyataan diatas, saya ingin menyatakan bahwa tantangan dunia saat ini dapat dijelaskan dalam satu kalimat, permasalahan mendasarnya adalah karena tidak adanya perdamaian, dan lebih dari itu segala upaya untuk menyelesaikan permasalahan ini telah menemui jalan buntu.

Liga Bangsa-Bangsa telah gagal, dan sekarang PBB juga keliatannya juga gagal. Semua orang berpikir kapan, dimana dan bagaimana mereka dapat meraih kedamaian. Untuk mereka yang secara tulus telah terlibat dalam masalah ini, perhatikanlah baik-baik, hanya melalui ajaran-ajaran Al-Quran dunia akan mencapai kedamaian.

Al-Quran adalah firman suci Allah taala, yang diwahyukan kepada kita oleh Allah yang Maha Permurah dan Penyayang. Kitab-kitab suci yang diturunkan Allah sebelum Al-Quran memang mengandung banyak petunjuk yang bermanfaat bagi umat manusia, tetapi masa dan ruang lingkup penerapan mereka terbatas. Sebaliknya, Al-Quran adalah ajaran komprehensif dan lengkap serta relevan untuk setiap zaman. Tentang ini, Allah berfirman:

قَد جاءَكُم رَسولُنا يُبَيِّنُ لَكُم كَثيرًا مِمّا كُنتُم تُخفونَ مِنَ الكِتابِ وَيَعفو عَن كَثيرٍ ۚ قَد جاءَكُم مِنَ اللَّهِ نورٌ وَكِتابٌ مُبينٌ – يَهدي بِهِ اللَّهُ مَنِ اتَّبَعَ رِضوانَهُ سُبُلَ السَّلامِ وَيُخرِجُهُم مِنَ الظُّلُماتِ إِلَى النّورِ بِإِذنِهِ وَيَهديهِم إِلىٰ صِراطٍ مُستَقيمٍ

“Sesungguhnya telah datang kepadamu Nur  dari Allah dan Kitab yang nyata. Dengan itu Allah menuntun orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya pada jalan-jalan keselamatan, dan mengeluarkan mereka dari kegelapan kepada cahaya dengan izin-Nya, dan menuntun mereka kepada jalan lurus. (QS 5: 17-18)

Lebih lanjut difirmankan:
وَنَزَّلنا عَلَيكَ الكِتابَ تِبيانًا لِكُلِّ شَيءٍ وَهُدًى وَرَحمَةً وَبُشرىٰ لِلمُسلِمينَ
Dan  telah Kami turunkan kepada engkau Kitab untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk dan rahmat dan khabar suka bagi orang-orang yang menyerahkan diri.” (QS An-Nahl 16: 90)

Hadhrat Masih Mau’ud menjelaskan:
“Inti dari agama saya adalah, Al-Quran adalah kitab yang lengkap dalam ajarannya, tidak ada pengetahuan sejati yang tak tercakup dalam ajarannya. (Al Haq Mubahasa Ludhiana,  Ruhani Khaza’in, Vol 4, hal 80)

“Wahai Tuhan, Kitab Mu ini adalah kitab untuk sekalian alam Yang di dalamnya, menyediakan segala kebutuhan yang ada” (Durru Tsamin)

Sekilas tentang Kehidupan Rasulullah saw
Sebelum menjelaskan ajaran Al-Quran tentang perdamaian, patut dikemukakan disini sebuah keberatan yang biasa dilontarkan, yaitu, memang terdapat ajaran mulia di dalam Al-Qur’an tentang perdamaian dunia, namun orang tetap perlu melihat contoh dari mereka yang mengikuti ajaran tersebut.

Kita dapat menanggapi hal ini dengan mengaatakan bahwa di satu sisi Al-Quran memiliki ajaran yang mempromosikan perdamaian dunia, di sisi lain, sebuah teladan mulia telah ditunjukkan dalam praktek Rasulullah saw sendiri.

Allah taala berfirman:
لَقَد كانَ لَكُم في رَسولِ اللَّهِ أُسوَةٌ حَسَنَةٌ
Sesungguhnya kamu dapati dalam diri Rasulullah suri teladan yang sebaik- baiknya.” (QS 33: 22)

Bersambung...

Post a Comment

0 Comments