Ketinggian Al-Qur`an Kunci Intan Berlian Umat Manusia


Oleh : Mln. Mubarak Achmad

Guna Kebahagian dan sebagai petunjuk kita, Allah Ta`ala telah menurunkan beberapa Kitab Suci-Nya bagi Insan yang diturunkan melalui para utusannya, para Nabi dan Rasul.

Di dalam kitab-kitab tersebut diterangkan macam-macam amalan yang di sukai dan amalan-amalan yang tidak disukai oleh Allah Ta`ala. Dan kita wajib percaya kepada semua kitab suci tersebut.

Allah Ta`ala telah menurunkan Al-Qur`an sebagai kitab yang sempurna dan terakhir bagi insan. Sesudah Al-Qur`an turun, semua kitab-kitab yang lain telah dimansukhkan.

Sudah seharusnya kita sebagai orang Islam untuk mencurahkan segala daya upaya, berikhtiar dan berdo`a guna mempelajari Al-Quran yang mulia dan menyingkap rahasia-rahasia ketinggiannya serta merupakan kewajiban bagi setiap orang mukmin dan mukminat untuk menggali khazanah keilmuan dan makrifat Al-Qur`an.

Merupakan suatu keyakinan dan keimanan kita yang pasti, bahwa ketinggian Al Quran Karim adalah kitab yang tiada keraguan sedikitpun di dalamnya dan tidak ada kekurangan yang menodai kesempurnaannya.

Ketinggian Al-Qur`an Karim merupakan ruh bagi umat Islam, yang padanya bertumpu sepuluh [10] K, yaitu ; Kehidupan, Keselamatan, Kedamaian, Kesejahteraan, Keberkatan, Keluhuran, Keridhoan, Kesucian, Kemuliaan dan Keagungan bagi kita sebagai manusia yang dhoif [lemah].

Sebagaimana Allah Ta`ala berfirman ; وَكَذَلِكَ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ رُوحاً مِّنْ أَمْرِنَا
Artinya, ; “Dan Demikianlah Kami telah mewahyukan kepada engkau Ruh/Al-Qur`an dengan perintah Kami. . . {QS. Asy-Syura, 42 : 53}

Al-Quran disebut di sini ruh (nafas hidup), sebab dengan perantaranya, bangsa yang telah mati keadaan akhlak dan keruhaniannya, mendapat kehidupan baru.

Ayat ini menerangkan bahwa Al-Quran Karim merupakan ruh yang menjadi penentu hidupnya raga tubuh kita, menggerakkan pikiran kita dan menyuburkan hati kita, demikian pula pengaruhnya akan memancar dalam realita kehidupan seorang insan.

 Umat Islam tanpa pancaran ketinggian Al-Quran Karim adalah umat yang mati, tiada kehidupan padanya, tiada berharga dan tak nilainya sedikitpun juga. Dengan diturunkannya Al-Quran Karim, maka terjadi perubahan yang menggetarkan di atas permukaan bumi.  Inilah ketinggian Al-Quran yang luar biasa.

KETINGGIAN Al-QUR`AN TERGAMBAR
 DALAM PEMELIHARAAN dan Penjagaan ILAHI

Tidak diragukan lagi bahwa ketinggian Al-Qur`an itu merupakan unsur yang mulia dan agung karena merupakan kitabullah dan kallamullah Ilahi.

Sehingga Ilahi menggambarkan dengan statmennya   إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ
Artinya, ; "Sesunggunya Allah sendiri yang menurunkan Al-Qur’an itu dan Dia pula yang menjamin pemeliharaan dan keutuhannya" {QS. Al-Hijr, 15 : 10}.

Dalam keadaan dan kondisi yang terus berjalan dari dahulu, sekarang dan masa-masa yang akan datang bahwa bagaimana ketinggian Al-Quran yang mulia dan agung itu akan di jaga/di pelihara oleh Ilahi yang Maha Kuasa, hal ini bisa kita melihatnya dari tiga [3] dimensi, yaitu  ;

Kitab Suci Al-Quran Karim Saja Yang Orisinil, Tak Ada Satu Titik Yang Berubah.
Berbeda dengan kitab lainnya, Al-Quran Karim ditetapkan sebagai undang-undang untuk seluruh umat manusia sampai hari kiamat, dengan pembawanya Nabi Muhammad saw juga sebagai Khataman Nabiyyin diangkat menjadi utusan Allah Ta`ala untuk segenap manusia di seluruh dunia. Al-Qur’an Karimlah satu-satunya Kitab Samawi otentik dan orisinil terjaga dan terpelihara secara utuh untuk selamanya.

Semenjak ayat-ayat pertama sampai ayat terakhir dicatat dan dihapal oleh sebagian besar sahabat dan pengikut umat Islam sehingga lawan pun mengakui bahwa Al-Qur’an Karim itu satu-satunya kitab agama yang utuh. Karena layak menjadi undang-undang permanent untuk seluruh umat manusia Dia memiliki banyak kelebihan antara lain, ;

Sejak detik-detik Al-Qur`an Karim diturunkan, maka langsung dicatat dan dihafal oleh ratusan bahkan ribuan orang.
Ini salah satu Ketinggian dan keutuhan Al-Qur’an Karim yang tak ada taranya atau tidak ada bandingannya.

Pemeliharaan Al-Qur`an dengan cara menghafal ayat-ayat Al-Qur`an
Tatkala Al-Qur`an diturunkan oleh Ilahi kepada Rasulullah saw, Beliau saw langsung menghafal dan sejumlah sahabat yang termashur juga telah menghafal Al-Qur`an diluar kepala. Bahkan guna meningkatkan kegemaran orang-orang menghafal Al-Qur`an dan umat dapat menghafal Al-Qur`an dengan mudah dan benar, Rasulullah saw juga telah menunjuk 4 guru yang biasa membaca Al-Qur`an diluar kepala dibawah penilikan Rasulullah saw dan kemudian mengajar orang-orang lain untuk mengajar Al-Qur`an, ke-4 orang tersebut ialah ;

Abdullah bin Mas`ud
Salim Maula Abi Hudhifa
Ma`adh bin Jabal
Ubbay ibn Ka`b

Al-Qur’an adalah kitab samawi yang paling banyak dibaca di dunia ini. Ratusan juta umat Islam yang setiap hari membacanya berulang-ulang tanpa henti dan tak pernah alfa siang atau malam, membaca Al-Qur’an baik dengan suara keras maupun suara terpendam (kecil).

Anehnya kebanyakan orang-orang Islam itu tak memahami bahasa Arab, tetapi tidak bisa diam tanpa membaca Al-Qur’an Karim. Tua dan muda, laki-laki dan perempuan begitu asyik dan rindu terhadap bacaan yang walaupun dia tak paham artinya.

Adakah pengikut Agama lain seperti ini ? Jawab tegasnya : Tidak ada !!! Mengapa demikian ? Karena hanya Al-Qur’an yang dijamin oleh Tuhan untuk dipelihara dan membuat orang senang dan asyik membacanya

Sebangaimana arti Al-Qur`an sendiri, yakni Al-Quran adalah isim masdar yang berasal dari kata Qoro`a artinya mengumpulkan barang-barang menjadi satu dan juga ialah sesuatu yang di baca, di kaji, di ulang-ulang.

Dan secara fakta bahwa Al-Qur`an merupakan kitab yang selalu di baca secara luas, di perdengarkan setiap saat, di pejari dimana-mana. Al-Qur`an di baca dan di pelajari sesuai dengan aslinya, yaitu dari apa yang telah di wahyukan, sehingga karunia Ilahi selalu ada pada Al-Qur`an.

Pemeliharaan Al-Qur`an Dengan Mengutus Orang Pilihan Ilahi

Pemeliharaan/penjagaan Al-Quran tidak saja berarti memelihara keutuhan teksnya, bahwa dari waktu ke waktu Dia akan mengirimkan pewaris atau akan selalu didatangkan wakil-wakil Rasulullah saw, dimana mereka ini memperoleh berkat Kerasulan sebagai pantulan refleksi wujud beliau. Di zaman akhir ini sebagai Mahdi dan Masih Mauud as sebagai orang pilihan Ilahi

KETINGGIAN Al-QUR`AN YANG DINASEHATKAN
OLEH NABI MUHAMMAD SAW

Membaca Al-Qur`an dan mempelajari serta mengamalkannya Adalah wajib bagi orang Islam. Rasulullah saw telah memberikan isyarat dalam hadits-haditsnya yang menasihatkan dan menunjukkan betapa luar biasa kemuliaan dan ketinggian Al-Qur’an, Yakni ;

Sebaik-baik kalian adalah yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya. {Bukhari}
Sesungguhnya Allah mengangkat derajat suatu kaum melalui Kitab ini Al-Qur’an dan merendahkan yang lainnya.

Bacalah  Al-Qur’an, karena ia pada hari kiamat nanti akan datang untuk memberi syafaat kepada para pembacanya {Muslim}
Sesungguhnya orang yang dimulutnya tidak ada sedikitpun [mempelajari] Al-Qur’an seperti rumah yang kosong. {Tirmidzi}

Dan tidaklah berkumpul suatu kaum di dalam satu rumah dari rumah-rumah Allah, mereka membaca Kitabullah Al-Qur’an, dan saling mengajarkannya diantara mereka kecuali turun ditengah-tengah mereka ketentraman, dinaungi rahmat dan dikelillingi para malaikat serta Allah menyebut-nyebut mereka kepada siapa yang berada disisinya. { Abu Daud}

Barangsiapa membaca Al-Qur’an dan beramal dengan apa yang terkandung di dalamnya, (maka) kedua ibu bapaknya akan dipakaikan mahkota pada Hari Pengadilan yang sinarannya lebih terang daripada cahaya matahari sekiranya matahari itu berada di dalam rumah-rumah kamu di dunia ini. (Ahmad)

Bacalah Al-Qur’an apa-apa yang dapat menyatukan hati kalian, namun jika kalian berselisih maka luruskanlah darinya. {Bukhari dan Muslim}

Dari Ibnu Umar ra katanya Rasulullah saw bersabda : Sesungguhnya hati manusia juga dapat disepuh (seperti mas) seperti halnya besi sudah berkarat dapat disepuh (dibersihkan) sampai cemerlang. Seorang bertanya, Ya Rasulallah!! Dengan cara bagaimana hati dapat disepuh (dibersihkan) ? maka Rasulullah saw bersabda : Ingatlah kematian sebanyak-banyaknya dan banyak-banyaklah membaca Quran Karim

Demikianlah nasihat Rasulullah saw tentang Al-Quran, mengandung banyak hikmah dan nasihat untuk memotivasi kita berpegang teguh kepada Al-Qur’an, wajib membacanya, hendaknya menghafal dan harus mengamalkan Al-Qur’an Karim nan `Azhim.

Mengapa kita harus melaksanakan ini semua? Karena Ketinggian Al-Qur’an merupakan kitab yang sangat mulia dan agung menuntun kita kepada kejayaan dan kemenangan yang tidak dapat ditandingi oleh kitab-kitab manapun.

Bahkan orang-orang kafir pun begitu faham dengan Ketinggian Al-Qur`an, sehingga secara gamblang Allah Ta`ala mengungkapkan akan pengakuan mereka [orang-orang kafir] agar bisa mengalahkan umat Islam secara menyeluruh

Allah berfirman :
وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لَا تَسْمَعُوا لِهَذَا الْقُرْآنِ وَالْغَوْا فِيهِ لَعَلَّكُمْ تَغْلِبُونَ
”Dan berkata orang-orang yang ingkar, “Janganlah kamu mendengarkan Al-Qur’an ini, melainkan berbuat gaduhlah pada waktu  pembacaan-nya [*] supaya kamu menang, {Hamim Sajdah, 41 : 27}

Dari Abu Ubaidah Maliki ra katanya Rasulullah saw telah bersabda : "Hai Ahli Quran !! Janganlah tidur sebelum kalian membaca Al Quran dan lakukanlah tilawat Al Quran siang dan malam sebagaimana seharusnya tilawat itu dilakukan. Dan sebarkanlah ajarannya dan bacalah dia dengan suara yang merdu dan renungkanlah selalu apa pokok ajaran yang terkandung didalamnya supaya kalian menadapat kejayaan”.

Bahkan Ilahi telah memerintahkan pada orang-orang Muslim dan Muslimat, jika Al-Qur`an sedang dibacakan maka kita harus mendengarkan ;
وَإِذَا قُرِئَ الْقُرْآنُ فَاسْتَمِعُواْ لَهُ وَأَنصِتُواْ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
Artinya, ; Dan, apabila Al-Qur’an dibacakan maka hendaklah kamu mendengarkannya dan diamlah agar kamu dikasihi {QS. Al Araf, 7 : 205}.

Sebagai jawaban kepada permintaan mereka akan Tanda-tanda yang baru, orang kafir di sini disuruh mendengarkan Al-Qur’an dengan seksama, sebab Al-Qur’an itu mengandung Tanda-tanda dan bukti-bukti yang lebih dari cukup.

Saya teringat Hadhrat mirza Masroor Ahmad aba dalam khutbahnya, Beliau bersabda ; Setiap orang Ahmadi harus menaruh rasa hormat terhadap Al-Quran, dan harus juga menanamkan perasaan hormat demikian di dalam hati anak-anak mereka.

Banyak orang yang bersikap lalai tidak menaruh perhatian apabila tilawat Al-Quran sedang dikumandangkan melalui TV. Kadangkala di TV tengah dilakukan tilawat Al-Quran, sedangkan orang-orang yang duduk disampingnya sibuk bercakap-cakap dan mereka tidak menaruh hormat kepadanya. Apabila tilawat Al-Quran sedang dikumandangkan di TV, percakapan harus dihentikan atau jika percakapan itu begitu penting untuk dilanjutkan, maka TV harus dipadamkan

KETINGGIAN Al-QUR`AN YANG DITuNTUN
OLEH HADHRAT MASIH MAU`UD AS

Al-Quran harus dibaca secara benar dengan tekun dan secara dawam sambil merenungkan apa yang dimaksud dengan firman Tuhan di dalamnya

Jika Al-Quran ini tidak dibaca dengan penuh perhatian yang sungguh-sungguh dan tidak diresapi betul apa maksudnya maka bagaimanapun hebatnya petunjuk dari daripadanya tidak akan bisa diperoleh dan antara perkara yang benar dan yang dusta tidak bisa dibedakan.

Hadhrat Masih Mauud as bersabda :
Janganlah kalian meninggalkan Al-Quran seperti barang yang telah ditinggalkan, sebab di dalamnyalah terdapat kehidupan bagi kalian. Jangan hanya sekedar membaca dengan lantang, namun ia harus dibaca dengan tekun sambil memahami dan meresapi ajarannya dan berusaha untuk mengamalkannya.

 Jika tidak, kalian akan menjadi seperti murdah [manusia sudah mati tak bernyawa]. Barangsiapa yang menghormati Kitab suci Al-Quran ia akan mendapat kehormatan di langit. Barangsiapa yang mendahulukan Al-Quran dari yang lainnya, dia akan ditempatkan paling depan dilangit
Jika kita tidak berusaha menampilkan ajaran Al-Quran ini dengan perkataan dan dengan amalan maka akan berarti bahwa Al-Quran ini seperti benda yang telah ditinggalkan.

Keadaan seperti itu telah difirmankan Tuhan sebelumnya sebagai peringatan berupa nubuatan, Yakni ;
وَقَالَ الرَّسُولُ يَا رَبِّ إِنَّ قَوْمِي اتَّخَذُوا هَذَا الْقُرْآنَ مَهْجُوراً
Artinya : Dan Rasul itu akan berkata : “Ya Tuhan-ku, sesungguhnya kaumku telah memperlakukan Al-Qur’an ini sebagai benda yang telah ditinggalkan. Kaumku membacanya tetapi tidak mengamalkan hukum-hukumnya. {QS. Al Furqan, 25 : 31}

Hal ini merupakan perkara yang sangat serius yang harus dipikirkan oleh setiap Mukmin yang sejati. Apalagi kita sebagai Ahmadi, yangmana Allah Ta`ala telah memberi taufiq kepada kita untuk beriman kepada Imam Zaman agar kita berusaha menerapkan keindahan ajaran-ajaran Al-Quran yang Mulia dan agung ini pada diri kita.

Semoga Allah Ta`ala memberi taufiq dan kekuatan kepada kita untuk menegakkan Ketinggian Al-Quran dimuka bumi ini, dan berusaha keras untuk menjalani kehidupan sesuai dengan ajaran yang terkandung di dalamnya.

Dengan mengamalkan hukum-hukum dan ajarannya setiap hari di dalam kehidupan kita berarti kita terselamat dari perbuatan meninggalkan Al-Quran ini dan keimanan kita akan dapat mencapai peringkat kesempurnaan.

 Orang-orang zaman sekarang ini membaca Al Quran, akan tetapi mereka membacanya seperti seekor burung beo tanpa mempunyai pengertian apa-apa sedikitpun. Atau  seperti seorang Pandit Hindu membaca jampi-jampi dengan lantang sekali sambil memejamkan mata dan menggoyang-goyangkan kepala, namun dia sendiri tidak paham apa yang dibacanya itu dan yang mendengarpun tidak tahu apa maksud yang dibacanya itu.

Demikian jugalah cara orang-orang Islam yang membaca Al Quran, setiap hari membaca-nya satu atau dua juz namun tidak tahu sama-sekali apa arti dan maksudnya ayat-ayat yang telah dia baca itu sekalipun ia membaca dengan cara bacaan yang baik dan melafadzkan huruf Qof dan huruf 'ain dengan fasih sekali.

Memang membaca Al Quran dengan suara dan makhroj yang baik dan suara merdu juga suatu amal yang baik, namun tujuan membaca Al Quran yang sesungguhnya adalah untuk mendapatkan rahasia dan marifatnya (pengetahuannya) supaya dengan membacanya itu mendapat perubahan dalam diri pembacanya.

Ingatlah selalu bahwa di dalam Al Quran terdapat falsafah yang sangat unik dan menakjubkan, di dalamnya terdapat sebuah Nizam yang tidak dapat diperkirakan ketinggiannya selama Nizam dan tertib Al-Quran itu tidak diperhatikan dan dihargai dengan sesungguh-sungguhnya, tidak direnungkan dengan cermat.

Dengan demikian tujuan dan maksud tilawat Al-Quran-pun tidak dapat dikatakan sempurna. Maka itulah maksud dan tujuan dari pada pembacaan Al-Quran dengan bacaan yang sebenarnya yang telah diterangkan oleh Hazrat Masih Mauud as dengan jelas sekali.

Maka jika ini telah dilaksanakan, barulah rahasia dan marifat yang terkandung di dalam kalam suci yang telah Tuhan turunkan  kepada Rasulullah saw akan mampu di pahami. Sebab untuk memahami kalam suci Allah Ta`ala di dalam Al-quran sangat diperlukan seorang hamba yang dipilih oleh Allah Ta`ala

‘Bahwa Al-Quran adalah sebuah Kitab yang paripurna kumpulan berbagai macam ilmu pengetahuan. Namun tidak semestinya ilmu Alquran itu akan terbuka semuanya dalam satu masa atau waktu. Ilmunya akan zahir sesuai dengan keperluan dan tuntutan zaman.

 Bilamana timbul masalah yang menyulitkan ilmu Al-Quran dibukakan oleh Allah Ta`ala untuk memecahkannya melalui hamba pilihan-Nya yang telah disucikan sesuai dengan keadaan zaman. Itulah sebabnya untuk memecahkan kesulitan itu sesuai dengan keperluan zaman Allah Ta`ala selalu mengutus Guru Ruhani kedunia guna kemuliaan dan ketinggian Al-Qur`an Karim.

Ringkasnya, dari aspek manapun kalian melihat akan tampak dari aspek itu kehebatan Al-Qur`an Syarif serta terbukti kemukjizatannya.  Itulah sebabnya Al-Qur`an Syarif tidak meminta contoh terhadap suatu perkara khusus tertentu saja, melainkan contoh itu diminta terbuka secara umum. Yakni, dari aspek manapun yang kalian inginkan, tandingilah [Al-Qur`an]. Tidak peduli adakah itu dari segi fashaahat dan balaaghat, dari segi makna dan kandungan, dari segi ajaran, dari segi nubuatan-nubuatan dan aspek ghaib yang terdapat di dalam Al-Qur`an Syarif.

Ringkasnya, dalam corak apapun kalian mencermatinya, yang ada ialah mukjizat. (Malfuzhat, jld. 3, h. 36, 37).

“Al-Quran bukan saja tak tertandingi karena keindahan komposisinya, tetapi tak tertandingi karena semua klaim ketinggian  yang meliputinya dan itu adalah kebenaran, apa saja yang berasal dari Ilahi keunikannya tidak saja karena satu kualitas tetapi karena semua kualitasnya. Mereka yang tidak menerima Al-Quran sebagai kebenaran dan wawasan abadi yang konprehesif, maka ia tidak menghargai Al-Qur;an sebagaimana seharusnya ia hargai. {Karamat-us-Sadiqin, Ruhani Khazain, Vol. 7, hal. 60-62}.

 Al-Qur`an Syarif adalah suatu mukjizat yang contoh sepertinya belum pernah ada di masa awal maupun di masa akhir. Pintu karunia dan berkat-berkatnya senantiasa terbuka. Dan Al-Qur`an itu di setiap zaman tetap zahir serta bercahaya seperti ketika di masa Rasulullah saw. ... (Malfuzhat, jld. 3., h. 57).

 Aku berkata dengan sesungguhnya, bahwa barangsiapa mengabaikan suatu perintah sekecil-kecilnya diantara sejumlah 700 perintah Al-Qur`an, berarti ia menutup pintu keselamatan bagi dirinya,  dengan tangannya sendiri
 Al-Qur`an dapat membuat seseorang menjadi insan suci dalam jangka waktu satu minggu.

Jika masalah pokok ini, yakni mencintai dan membaca Al-Qur`an tidak diindahkan/dihiraukan, maka semua amal akan sia-sia belaka.

Hadhrat Mirza Tahir Ahmad rha, bersabda ; Hendaknya semua anggota Jamaah rajin membaca Al-Qur`an beserta terjemahannya. Jangan sampai ada yang tidak membaca Al-Qur`an  setiap hari, kecuali bagi yang sedang ada halangan syariat. Lebih baik tidak sarapan pagi daripada tidak membaca Al-Qur`an dan menelaah Al-Qur`an. Jika kalian boleh tidak sarapan pagi, akan tetapi membaca Al-Qur`an sebelum berangkat sekolah harus dikerjakan dan terjemahannya harus dibaca dan dipelajari.

Ketinggian Al-Qur`an merupakan kunci intan berlian umat manusia, yangmana "Al-Qur'an itu tarbiyat dan hiasan qalbu. Sungguh suatu kebahagian dan merupakan kenikmatan yang besar, kita memiliki Al-Quran karim. Selain menjadi ibadah dalam membacanya, bacaannya memberikan pengaruh besar bagi kehidupan jasmani dan rohani kita.

Orang dunia mengatakan mendengarkan musik dapat mempengaruhi kecerdasan itelektual (IQ) dan kecerdasan emosi (EQ) seseorang... namun jika kita mendengarkan bacaan Al-Quran lebih dari itu selain mempengaruhi IQ dan EQ, membaca Al-Quran juga mempengaruhi kecerdasan spritual (SQ) kita.

Ketinggian Al-Quran dipandang dari sudut manapun tetap memancarkan NUR". Oleh karena itu, sebagai orang Islam yang hakiki marilah dengan tulus ikhlas dan tawakal kita terima Al-Qur`an sebagai Kitab Suci hingga hari akhir dengan cara melaksanakan 5 M, Apa itu 5 M ?, 5 M itu adalah ; 1. Membaca, 2. Mengartikan, 3. Mengkaji, 4. Memahami,  5.  Mengamalkan.

Berikut ini adalah Untaian Indah nan Elok oleh Hadhrat Masih Mau`ud as berkenaan dengan ketinggian Al-Qur`an Karim nan `Azhim, ;

Wahai anak-anakku sayang . . . Simaklah
Tak mungkin manusia bersua Kebenaran tanpa jasa Al-Qur`an
Cahaya setiap manusia memenuhi kalbu
Membuat relung dada suci bersih
Betapa caranya harus kujelaskan sifat-sifatnya
Tengoklah . . . Ia bercahaya laksana sang surya
Betapa manusia dapat mengingkarinya
Seluruh firmannya adalah samudera hikmah
Memberi minum berpiala-piala air cinta Ilahi
Obat penawar bagi insan-insan menderita
Dialah tanda dari Tuhan dan membawa kepada Tuhan
Kami dapati dia mentari penyuluh
Kami saksikan dia satu-satunya penawar hati
Apapun yang mereka katakan dalam mengingkarinya
Ucapan mereka itu kosong belaka
{Ruhani Khazain}
Semoga Ilahi menganugerahkan Taufik kepada kita semua untuk meraih keridhaan-Nya melalui Kitab Suci  Al-Quran ini.
Dan semoga kita juga mampu membimbing anak-anak kita untuk memahami ketinggian dan keindahan ajaran Al-Quran yang mulia dan agung serta mencintainya dengan sungguh-sungguh.

Allahumma Aamiin

Post a Comment

0 Comments