Aku, Kamu, Kita atau Mereka (Siapa yang harus dikatakan orang Mukmin..??)




Oleh : Mln. Mahmud Ahmad Syamsuri S.


Klaim seseorang terhadap dirinya bahwa dia adalah seorang mukmin merupakan suatu yang menjadikan diri orang tersebut salah satu dari seorang hamba yang yakin akan wujud Tuhan dan itu tentunya menjadi landasan keimanannya. Dan, ini merupakan hak setiap insan/manusia, namun demikian landasan tersebut harus dimilikinya.  
Konsep keimanan tersebut tertuang dalam firman Allah Ta’ala pada Q.S. 9:71 :
Dan orang-orang mukmin laki-laki dan mukmin perempuan itu satu sama lain bersahabat. Mereka menyuruh mengerjakan kabaikan, melarang kejahatan dan tetap menegakkan salat dan membayar zakat serta menaati Allah dan Rasul-Nya mereka itulah yang dikasihi oleh Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa, Maha Bijaksana. (Q.S.9:71)
Menjadikan diri kita layak menjadi seorang mukmin merujuk kepada firman Allah Ta’ala di atas di mana konsep tersusun indah dan rapi dalam sebuah kajian yang sangat perlu kita camkan dan juga diamalkan tentunya. Ada 5 tahap “M” guna meraih dalam mewujudkan konsep keimanan (Mukmin).
Kensep pertama ‘Mengajak’  pada kebaikan, “Ya’muruu-na-bil ma’ruf”. Logikanya seseorang yang mengajak menyuruh berbuat baik adalah orang tersebut juga pelaku yang baik pula walaupun pada praktiknya masih banyak yang belum sesuai, namun pada hakikatnya manusia dilahirkan ke dunia ini dalam keadaan fitrah. 
Konsep kedua ‘Mencegah/Melarang’ berbuat kejahatan, “Yanhaw-na ‘ani munkar”setelah kita mampu mengajak melakukan kebaikan dengan tahap pelaku juga melakukan hal yang baik, proses berikutnya bagaimana kita dapat atau mampu mencegah berbuat kejahatan dan tentunya si pelaku pun kembali harus dapat melaksanakan apa yang menjadi larangan atau cegahannya untuk orang lain melakukan kejahatan. Ilmu jawa sangat cocok dengan konsep ini, yakni jadilah orang yang Bisa Rumongso,jangan menjadi orang yangRumongso Bisa.
Konsep ketiga ‘Mendirikan/mengerjakan Salat’, “Yuqiimuu-na-sholaat”. Konsep yang berikut adalah di mana orang yang mendirikan salat sudah barang tentu dapat memaknai perihal ketika seseorang tersebut mengerjakan salat sebagaimana firman Allah Ta’ala juga dalamAlquranul karim“Salat dapat mencegah diri dari perbuatan Keji dan mungkar”.(QS.29 : 46).
Konsep keempat adalah ‘Membayar Zakat’, “Yuktuu-na-zzakaah”tahap penyempurna dari hal keimanan atau klaim diri menjadi orang mukmin di mana kita mampu membelanjakan harta kita di jalan Allah Ta’ala, bahkan seorang yang beriman tidak dapat mencapai tingkat ruhani yang hakiki sebelum mampu membelanjakan apa yang paling dicintai (Harta), “Sekali-kali kamu tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna) sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai” (QS.3 : 93).
Konsep yang kelima ‘Mentaati Allah dan Rasul-Nya’. Dari keempat konsep di atas di dalam pelaksanaanya berdasarkan kepada konsep yang kelima, apa yang diperintahkan dan yang dilarang Allah Ta’ala serta melaksanakan semua apa yang menjadi perintah dan larangan Rasul-Nya, “Wa yuthii’uu-nalla-ha warasuulallah”.
Dari lima konsep Mini tentunya apabila laki-laki dan perempuan dalam kehidupan dunia ini melaksanakan dan mengamalkan kensep tersebut maka tentunya dia akan mencapai derajat yang namanya ‘Mukmin’.
Mukmin di sini tentunya adalah orang-orang yang beriman yang di mana Allah Ta’ala tidak akan menyia-nyiakan para hamba-Nya yang senantiasa melaksanakan dan mengamalkan lima “M” konsep tersebut.
Allah Telah menjanjikan kepada mukmin laki-laki dan mukmin perempuan taman surgawi yang di bawahnya mengalir sungai-sungai dan di dalamnya mereka akan menetap dan Dia menjanjikan pula tempat-tempat tinggal yang baik di dalamnya taman-taman abadi dan keridhaan Allah lah yang paling besar, hal demikian itu kejayaan yang amat besar.(QS. 9 : 72)
Dengan kita mengatakan kita termasuk kedalam golongan orang-orang yang disenangi Allah Ta’ala tentunya kita menjadikan diri kita sendiri orang yang beriman. 
Dan bagi orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya serta berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwanya, itulah yang paling baik bagi kamu. (QS. 61 : 12) 
Dan Dia akan menganugrahkan kepadamu karunia yang lain yang engkau sukai. Pertolongan Allah dan kemenangan yang dekat. Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang beriman.(QS. 61 : 14)

Post a Comment

0 Comments