RUHANI YANG TERHALANG


Oleh : Mln. Mahmud Ahmad Syamsuri S.

Ada 3 hal yang menghambat atau dapat merintangi jalan kemajuan Ruhani manusia (Orang-orang beriman)

Allah Ta’ala berfirman :
"Apakah didalam hati mereka ada penyakit? Ataukah mereka ragu-ragu ataukah mereka takut bahwa Allah dan Rasul-Nya akan berlaku aniaya atas mereka? Tidak, bahkan merekalah orang-orang yang aniaya." (Qs. An-nur : 51)

Yang pertama “Keraguan” (ragu-ragu)

Keragu-raguan terhadap wujud sang maha pencipta dan keragu-raguan  pula terhadap apa-apa yang menjadi perintah dari Allah Ta’ala.

Pada dasarnya Alqur’an menjelaskan sebagimana firman-Nya :

“Hanya kepada Engkaulah kami menyembah, dan hanya kepada Engkaulah kami minta pertolongan” (Qs. Al-Fatihah : 5) dan

“Mintalah kepada-Ku pasti akan Aku kabulkan”. (Qs. Al-mu’min : 61)

Dua ayat di atas menyatakan “Hanya kepada Allah tempat menyembah dan hanya kepada Allah bergantung untuk meminta pertolongan dan juga Allah menjelaskan mintalah kepada Aku dan pasti Allah akan mengabulkan.

Menjadikan pernyataan bahwa insan atau  manusia tidak boleh memiliki keraguan dalam hal keyakinan dan keimanan terhadap wujud sang Khaliqnya. Allah Ta’ala memberikan suatu janji terhadap hamba-Nya yang harus didalam qolbu mereka terjalin satu keyakinan yang bulat dan penuh. Dan Allah menjelaskan kembali dalam Alqur’an sebagaimana Firman-Nya :

“Beribadahlah/mintalah kepada Tuhan-mu sehingga tercapai suatu keyakinan.”
(Qs. Al-Hijr : 100)

Perihal perjuangan yang untuk pengharapan terhadap Allah Ta’ala dalam wujud pengabdian seorang hamba, pada dasarnya menjadikan suatu keyakinan bagi seorang yang menyatakan dirinya orang beriman karena seorang yang betul-betul beriman itu sebagaimana firman Allah Ta’ala pada Qs. Al-hujurat : 16

"Sesungguhnya orang mukmin adalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian tidak ragu-ragu dan terus berjihad dengan harta dan jiwa mereka di jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar." (Qs. Al-Hujurat : 16)

Dengan demikian segala pengharapan dan keinginan tempatnya meminta adalah Allah Ta’ala tanpa harus terjadinya suatu keraguan yang dapat menjadi penghambat keimananan namun harus timbulkanlah keyakinan yang penuh.

Baginda Rasulullah Saw juga bersabda :
Da’- maa yaribuka – ilaa maa laa yariibuka
“Tinggalkanlah sesuatu yang meragukan-mu, dan kerjakanlah sesutu yang tidak
meragukan-mu.”(HR. Tirmidzi. Kitab Riyadhus Sholihin Bab : Menjauhkan diri dari hal-hal yang Subhat)


Yang kedua “Ketakutan”

Disini terdapat suatu Pertanyaan “Ketakutan yang Bagaimana? karena kalau ketakutan tersebut takut terhadap Allah Ta’ala tentunya itu akan menjadi suatu hal yang baik bagi perkembangan Ruhani insan manusia.

Ketakutan disini merupakan ketakutan yang menjadikan tingkat keruhanian seseorang menjadi terhalang yaitu ketakutan tentang apa-apa yang diinginkan tidak terkabul, ketakutan akan Allah Ta’ala dan Rasul-Nya akan berbuat aniaya terhadap mereka, padahal kita ketahui bahwa Allah Ta’ala Maha Pengasih dan Maha Penyayang.

Allah Ta’ala berfirman, Al-qur’an Surah An-Nisa : 80
"Kebaikan apa saja sampai pada engkau, itu adalah dari Allah dan keburukan apa saja yang menimpa engkau, itu adalah dari diri engkau sendiri."(Qs. An-Nisa: 80)

Jadi... ketakutan terhadap Allah dan Rasul-Nya akan berbuat aniaya itu, mengakibatkan kita menjadi pesimis terhadap sang Maha Kasih dan Sayang tersebut.

Allah Ta’ala menjanjikan kepada manusia atau kepada orang-orang yang beriman “Ada martabat yang tinggi, namun bagi orang-orang yang pesimis... “ bahwa orang-orang yang sudah rusak budi pekertinya mereka itu kehilangan segala rasa harga diri pula kehilangan segala kepercayaan kepada diri sendiri, sebab disini orang-orang kafir di lukiskan telah begitu merosot keadaannya. Sehingga mereka tidak dapat membayangkan bahwa seseorang dari antara mereka dapat bangkit dan dapat menyelamatkan mereka dari lumpur kemunduran yang kedalamnya mereka telah terjerumus dan bahwa hanya seseorang dari luar saja yang dapat memperbaiki nasib mereka.
(Lihat tafsir/ catatan kaki Alqur’an dan Tafsir singkat. Qs. 10 : 4/12314)

Nah..... gambaran seperti itu nilai kerohanian setiap insan akan terus merosot karena adanya ketakutan yang tak berdasar, buruk sangka terhadap Allah dan Rasul-Nya.

Hal yang ketiga yang merintangi/menghambat kemajuan rohani adalah Iri hati/Hasad

Hasad/Irihati adalah penyakit yang menggrogoti qolbu dan dapat menyebabkan jauhnya karunia-karunia Allah...

Sebagaimana Sabda Rasulullah saw :
Al-hasadu ya’-kulul-hasana-ti kamaa ta’kulun-narul-hathoba

“Hasad itu akan memakan semua kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar”.
(Dalam kitab Tarjamah Sunan Ibnu Majah “Bab Hasud” mengharap hilangnya ni’mat dari seseorang)

Merujuk kepada Sabda Rasulullah saw tersebut penyakit Hasud (Irihati) akan menghanguskan segala kebaikan yang kita lakukan dengan artian nilai-nilai ruhani kita bukan hanya terhambat melainkan akan terjadinya kesirnaan disana.

Hai orang-orang yang beriman atau bagi orang-orang yang mengklaim dirinya sebagai orang yang beriman, apabila ketiga atau salah satu penyakit itu ada dalam diri kita, maka kita harus sekuat kemampuan untuk membuang atau meninggalkannya sehingga tingkat kerohanian yang tadinya terhambat akan berubah menjadi jalan (petunjuk) untuk mencapai tingkat rohani yang luhur dan apa-apa yang dipohonkan/dipanjatkan kehadirat Allah Ta’ala yaitu
“Ihdhinas-shiraathal-mustaqiimm”  Petunjuk jalan yang lurus akan terwujud dan tercapainya keridhaan dari Allah Ta’ala... Insyaa Allah

Wallahu ‘alamu


Post a Comment

0 Comments