MENCARI PEMIMPIN SEJATI


Oleh : Mln. Muhammad Akram Djazuli

Pelaksanaan Pemilhan Pesiden (Pilpres) 2019 tinggal menghitung hari. Calonnya sudah ada, kampanye sudah berjalan dan dukungan dari sana sini pun terus mengalir ke masing-masing pasangan.

Hingar bingar dan atmosfir yang katanya pesta demokrasi ini jauh-jauh hari sudah terasa. Menyita perhatian dan menguras energi dan emosi masyarakat.

Satu hal yang perlu disoroti, untuk menyelenggarakan perhelatan akbar lima tahunan ini, dibutuhkan pembiayaan yang amat besar. Untuk Pilpres sekaligus Pemilu 2019, Pemerintah telah menganggarkan sebesar Rp. 24,9 triliun.

Masing-masing calon juga telah menyiapkan modal yang tidak sedikit bagi usah menarik simpati dari para pemilih. Ditambah lagi sumbangan dari masyarakat yang juga terus mengalir dan ditampung masing-masing pasangan kandidat. Tidak perduli dana itu sumbernya dari mana, yang penting modal itu dapat tekumpul banyak.

Jangan dilupakan, ongkos sosial yang ditimbulkan akibat adanya pemilihan ini juga jauh lebih besar lagi. Taruhannya adalah keutuhan Bangsa ini sendiri. Karena perbedaan pilihan terjadi perpecahan dan permusuhan, kawan bahkan saudara pun bisa jadi musuh.

Tak terhindarkan dan sulit dibendung, saling serang melalui fitnah, hujat-menghujat dan hoax alias berita bohong sengaja dibuat dan disebarkan dengan tujuan menjatuhkan atau mencemarkan lawan politknya.

Hal ini menuai keprihatinan banyak pihak yang menyadari bahwa ini sudah kelewat batas dan berbahaya dan mengancam nilai-nilai kerukunan, persatuan dan persaudaran masyarakat Indonesia yang dikenal majemuk, banyak suku, adat, budaya dan agama.

Ongkos yang besar dan resiko yang tinggi itu hanya sekedar untuk memilih pimpinan nasional, presiden dan wakilnya untuk lima tahun saja. Lima tahun berikutnya akan diulang kembali dan begitu seterusnya.

Tidak ada jaminan bahwa penyelenggaraanya akan sukses, tanpa menimbulkan kerugian. Untuk hasilnya sendiri, tidak ada jaminan menghasilkan pemimpn sebagimana yang diharapkan, membawa masyarakat kepada kesejahteraan dan kemajuan dalam lima tahun kedepan.

Perlu disadari, siapapun presidennya, tidak serta merta orang yang miskin langsung menjadi kaya tanpa dia ikhtiar sendiri. Apalagi seseorang tidak dijamin masuk surga hanya karena memilih calon tertentu. Buang jauh-jauh hayalan itu karena sama sekali tidak akan terjadi.

Lebih jauh lagi, kerusakan moral dan keburukan akhlak yang terjadi ditengah masyarakat  tambah menjadi-jadi. Juga terasa asing dan jauhnya manusia terhadap Tuhannya amat sangat menyedihkan. Siapa yang sanggup mengatasi hal ini? Dalam konteks Pilpres jawabannya jelas, tidak ada.

Tentu saja kita tidak boleh frustrasi, hilang harapan atas masa depan yang lebih baik. Bagaimanapun ikhtiar harus terus dilakukan. Akan tetapi inilah faktanya, menggantungkan harapan terhadap hal ini jelas suatu kekonyolan dan kebodohan.

Dalam keprihatinan demikian, sejenak perhatian teralihkan oleh satu kabar dari Amerika Serikat (AS), negeri Paman Sam itu saat ini kedatangan tamu agung, yaitu Hadhrat Mirza Masroor Ahmad, Khalifatul Masih V, Pimpinan tertinggi Jamaah Islam Ahmadiyah seluruh dunia.

Apa hubungannya Pilpres dengan lawatan Khalifah ke AS? Nah, ini yang perlu dicermati dan dipelajari sebaik-baiknya.

Sekilas tentang Khalifah ini atau Huzur – panggilan hormat dan cinta untuk Khalifah –merupakan pimpinan tertinggi Islam sedunia saat ini, menggantikan khalifah sebelumnya, Khalifah keempat, ketiga, kedua dan pertama.

Beliau semuanya merupakan pengganti atau penerus dari Imam Mahdi dan Masih Mau’ud (Almasih yang dijanjikan), sosoknya yaitu Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad (as).

Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad (as) dipilih langsung oleh Allah swt, yang tujuan diutusnya yaitu membawa kembali manusia ke jalan yang benar, sebagaimana telah diajarkan oleh Rasulullah saw.

Setelah beliau tiada, kepemimpinannya kini diteruskan oleh para khalifahnya. Mereka dipilih oleh Umat melalui perwakilan, tanpa ada kampanye, propaganda apapun dan tanpa biaya. Dipilih semata-mata karena ketaqwaan dan kesalehannya.

Hasilnya, jutaan manusia diseluruh dunia dapat diselamatkan, dan terus menerus bertambah. Mereka dikenalkan kepada Tuhan yang sesungguhnya dan diajarkan kepada ajaran yang benar yaitu Islam yang dibawa oleh Rasulullah saw.

Khalifah sebagaimana Masih Mau’ud, mengemban misi meyebarkan perdamaian dan kasih sayang bagi umat manusia di seluruh dunia.

Jika kita ingin mencari pemimpin yang sejati, yang dapat memberikan kepada kita kebahagiaan yang sesungguhnya, menjadi sarana bagi kita untuk meraih keselamatan di dunia bahkan keselamatan di kehidupan yang akan datang, inilah pemimpin yang sejati itu, yaitu Khalifatul Masih (Khalifah atau pengganti Masih Mau’ud).

Semoga Huzur, Khalifatul Masih V selain ke AS juga berkenan berkunjung ke Bumi Pertiwi ini, menyirami penduduknya dengan air kecintaan dan kedamaian. Memberi berkat sehingga tercipta kedamaian, kebahagiaan dan kesejahteraan yang sesungguhnya, dunia dan akhirat, semoga.


Post a Comment

0 Comments