Bagaimana Nabi Muhammad saw Menghadapi Penghinaan

BAGAIMANA NABI MUHAMMAD SAW MENGHADAPI PENGHINAAN

Muslim yang menanggapi seperti peristiwa Charlie Hebdo dengan kekerasan perlu membaca Al-Qur'an.

Harris Zafar



Serangan kejam di hari Rabu terhadap kantor majalah Perancis Charlie Hebdo membuat banyak orang di seluruh dunia terkejut, sedih, dan bahkan marah. Ketika asap dibersihkan dan kami mengetahui ada 12 orang tewas di tangan tiga orang berseragam militer, mengacungkan senjata otomatis yang ditembakkan tanpa pandang bulu di kantor tersebut, kita menerima kenyataan mengerikan bahwa orang-orang tersebut dibunuh karena fakta tunggal yaitu mereka menggunakan kebebasan berbicara untuk mempublikasikan konten yang provokatif.

Nabi Muhammad sawSebagai seorang Muslim, saya mencoba memecahkan dan menjawab - pertanyaan tentang sikap Islam terhadap kebebasan berbicara, apakah serangan ini merupakan buntut dari penghinaan atau penyalahgunaan sentimen Muslim. Sebagian besar dari kita tidak asing dengan Charlie Hebdo, yang menggunakan cara kontroversi dalam beberapa tahun ini, terutama setelah beberapa kesempatan mereka memilih untuk mempublikasikan kartun yang menghina Nabi Muhammad dengan tujuan menyinggung umat Islam. Tentu saja, jika Charlie Hebdo memiliki hak untuk menghina, maka umat Islam memiliki hak untuk tersinggung. Tapi pertanyaannya bagaimana Muslim harus bereaksi dan menanggapi penghinaan ini?


Sebagaimana saya terluka ketika mengetahui bahwa 12 orang tewas (dan 12 keluarga kehilangan orang yang dicintai) akibat serangan teroris yang salah dan tak berbudi ini, saya juga marah ketika mengetahui respon dari seorang ulama radikal yang terkenal di Inggris bernama Anjem Choudary. Pemimpin dari kelompok kecil Muslim radikal ini telah mengeluarkan pendapat yang paling hina yang bisa dibayangkan dan sengaja memfitnah agama Islam dan nabinya. Mengapa saya harus peduli pada artikelnya? karena dalam waktu kurang dari 12 jam setelah diterbitkan, artikel itu sudah di share di jejaring sosial hampir 8.000 kali, dengan 300 komentar dari pembaca. Jelas, hal yang tampak kecil ini telah mendapatkan panggung dan suaranya didengar. Dengan gembar-gembor ia mengklaim, "Muslim tidak percaya pada konsep kebebasan berekspresi," dan menyatakan bahwa siapa pun yang terbukti bersalah menghina Nabi Muhammad maka akan menerima "hukuman mati yang dilakukan oleh Kelompok Islamic State."

Mengaku sebagai Imam, ia sama sekali tidak merasa ada yang salah dengan pembunuhan brutal terhadap orang-orang ini. Alih-alih memberitahu bagaimana Al-Qur'an secara eksplisit memerintahkan umat Islam untuk menanggapi hinaan, Choudary menyimpulkan, "Inilah waktunya kesucian Nabi Muhammad yang dihormati hingga seperempat dari populasi dunia dilindungi."

Padahal Sebenarnya, sudah saatnya seorang radikal penyebar kebencian seperti Choudary, yang jelas tidak memiliki keterikatan yang benar kepada Allah atau ajaran Nabi Muhammad, untuk dikonfrontir ajaran Islam yang sebenarnya. Islam menawarkan pendekatan yang seimbang, menginstruksikan umat Islam menentukan sikap mereka sendiri tetapi juga bagaimana memberi tanggapan terhadap ucapan yang tidak pantas.

Al-Qur'an sangat melarang perilaku dan ucapan tidak senonoh, atau menyinggung hal yang sensitifitas orang lain, terlepas apakah itu dilakukan dengan atau tanpa alasan yang "valid". Nabi Muhammad menyeru pengikutnya untuk mengedepankan sopan santun, integritas, dan sensitivitas melalui pengendalian diri - nilai-nilai yang mencakup sifat memaafkan, kesabaran, kebenaran, ucapan yang baik, perbuatan yang baik, dan menjauhi kedengkian.

Tapi Islam tidak mendukung orang-orang yang dengan keras menghalangi kebebasan berbicara. Kebebasan berbicara dijamin dalam Al-Qur'an baik melalui perintah langsung maupun melihat teladan Nabi Muhammad dalam mengalami penghinaan dan tidak pernah membalas. Al-Qur'an menyebutkan bahwa Beliau saw pernah disebut gila, pembohong, dan seorang penipu. Terhadap itu semua, Nabi Muhammad tidak pernah membalas atau menyerukan supaya mereka diserang, ditangkap, atau dieksekusi. Hal itu karena Al-Qur'an mengatakan untuk "tidak menghiraukan ganguan mereka" (Al-Ahzab-48) dan "bersabarlah atas apa yangmereka katakan" (Al-Muzammil:10). Al-Qur'an memerintahkan kita untuk menghindari mereka yang terus menghina Islam. Tidak ada ruang dalam Islam untuk menanggapi penghinaan atau penghujatan dengan kekerasan.

Tapi yang paling tegas adalah Al-Qur'an mengatakan kepada pengikutnya untuk tidak terprovokasi oleh orang-orang yang menyerang Islam, Al-Qur'an menyatakan dengan sangat jelas "janganlah kebencian suatu kaum mendorong kamu bertindak tidak adil." (Almaidah:8)

Hal ini didukung oleh contoh Nabi Muhammad saw sendiri. Suatu ketika, saat beliau kembali dari ekspedisi, seorang musuh menggunakan kata-kata penghinaan terhadap beliau. Meskipun para sahabat menyarankan supaya pelakunya dibunuh, Nabi Muhammad tidak mengizinkan siapa pun untuk melakukannya, sebaliknya mereka diperintahkan untuk melepaskan orang itu. Betapa sedihnya bagaimana mereka yang disebut sebagai Muslim telah melupakan kata-kata Al-Qur'an dan contoh Nabi Muhammad saw tetapi mengaku membela Islam. Muslim tidak membolehkan untuk membalas dengan kekerasan. Sebaliknya, mereka harus memiliki keberanian yang sama seperti Nabi Muhammad saw untuk menghadapi penghinaan dan membalasnya dengan ucapan yang sabar,tenang dan kata-kata hikmah.

Jadi, ketika Anda mendengar orang seperti Anjem Choudary yang mengatakan bahwa orang-orang yang menghina Islam harus dibunuh, katakan padanya untuk membaca Al-Qur'an dan meningkatkan keimanannya yang ia klaim sebagai ketaatan, tetapi ia tetap bodoh.

(Nurul Haira)

Sumber: Faithstreet.com
Sumber gambar: Sufiway.net

Post a Comment

1 Comments

  1. Artikel yg bgus gan. Mengingatkan kita bagaimana hrus bertindak terhadap kecaman menurut Al-Qur'an dan contoh dari Nabi Muhammad SAW.

    Skalian ijin share gan.

    ReplyDelete