Khalifah Ahmadiyah Pembawa Perdamaian


Oleh Dr. Sohail Husain | New Haven Register | 3 Juni 2013


Berita-berita terkini memperlihatkan laporan tentang para pemimpin bermasalah di dunia. Termasuk para ektrimis yang haus darah, para mullah yang pemarah dan para penguasa yang keras hati. Juga banyak kicauan sangat sinis yang menyangsikan seorang muslim bisa membangun kehidupan yang damai. Dan kita bertanya: Kemanakah orang-orang baik dalam kelompok ini?

Dalam bulan terbaru ini beberapa topik di media mengangkat kunjungan unik seorang pemimpin Muslim, dari London ke Los Angeles, kunjungan Yang Mulia Mirza Masroor Ahmad, seorang wujud khalifah spiritual atau Khalifah Islam dan Pemuka dunia Jemaat Muslim Ahmadiyah.

Khalifah ke-5 sekarang adalah penerus dari pendiri Jemaat Muslim Ahmadiyah, Hazrat Mirza Ghulam Ahmad dari Qadian, India yang mendakwakan diri sebagai sang-Reformer dan Almasih yang dijanjikan menjelang akhir abad ke-19.

Jemaat Muslim Ahmadiyah menyebutkan jumlah terkini pengikutnya sebesar puluhan juta yang tidak hanya berhimpun di Afrika Barat dan anak benua India namun juga di lebih dari 200 negara di dunia. Ini membuktikan Khalifah Masroor sebagai pemimpin masa kini dengan jumlah pengikut melebihi kelompok-kelompok Muslim lain dan nyata sebagai Khalifah Islam.


Berikut adalah pesan utama sang Khalifah yang dibawa ke L.A yang beliau kemukakan dalam sebuah pidato penting di hadapan 350 orang pemimpin politik, para cendekia universitas dan pemimpin komunitas setempat di Beverly Hills. Beliau menjelaskan bahwa sebenarnya para awalin Muslim di masa Rosululloh saw berperang hanya untuk mempertahankan diri dan demi menciptakan kebebasan beragama namun kini perang-perang agama tidak lagi diperlukan dan tidak memiliki tempat.

Dengan demikian, para ulama Muslim harus meninggalkan fantasi jihad pedang mereka yang menumpahkan darah. Bahkan sang Khalifah menganjurkan pemisahan urusan gereja ( dalam lingkungan Islam: Masjid) dari urusan negara.


Pesan sang-Khalifah berbeda jauh dengan pemahaman politik para mullah dari negara-negara tertentu yang menimbulkan budaya intoleransi. Umpamanya apa yang dikemukakan dari polling Pew yang menghenyakkan, dirilis bulan ini yang menyatakan 2/3 Muslim di Afghanistan, Mesir dan Pakistan mendukung hukuman mati bagi mereka yang murtad.


Padahal apa yang diusung mereka bertentangan dengan ayat penting di dalam Al Quran yang menyatakan tidak ada pemaksaan dalam urusan beragama dan dengan demikian tidak ada hukuman bagi siapapun atas kemungkarannya.


Untuk menghilangkan gambaran yang lancung tentang Islam yang garang, sang-Khalifah memerintahkan Jemaat Muslim Ahmadiyah USA me-launching sebuah gerakkan yang dikenal dengan nama "Muslims for Peace," beranggotakan terbanyak dari kalangan muda Muslim. Mereka membagikan brosur-brosur berisikan pesan Islam yang damai ke pintu-pintu rumah dan di jalan-jalan.


Di Los Angeles, sang Khalifah menyatakan, "kapanpun organisasi jihadis bertindak atas nama Islam dan salah memahami ajaran-ajaran sebenarnya Islam, kami harus menghadapinya dengan berani dan bersuara." Enam ratus ribu brosur kemudian disebar dan ini berjalan terus.


Pesan lain dari sang Khalifah adalah menyatukan manusia dalam ke-Esaan Tuhan dan menyeluruh bertujuan dalam mengkhidmati kemanusiaan. Untuk maksud yang terakhir disebut ini Jemaat Muslim Ahmadiyah telah membangun puluhan rumah sakit dan hampir 600 sekolah di berbagai tempat di negara-negara dunia ketiga yang menawarkan perawatan kesehatan cuma-cuma dan pendidikan bagi semuanya tanpa melihat latar belakang.


Sementara Thaliban berusaha menembak mati aktifis muda Pakistan, Malala Yousafzai yang membela hak-hak wanita untuk memperoleh pendidikan, Khalifah Islam justeru membangun banyak sekolah-sekolah untuk anak perempuan. Dengan demikian siapa sebenarnya yang berpendirian dalam Islam? Demikianlah sang Khalifah menginspirasi dengan menyebutkan sabda Nabi Muhammad bahwa dengan mendidik anak-anak perempuanmu maka surgamu akan didapat.

Bagi USA di tahun 2011, untuk mengenang korban 10 September, sang Khalifah langsung memerintahkan untuk mengorganisir donor darah di seluruh dunia. Telah berlangsung 260x donor darah setelahnya. Kami bekerjasama denga gereja-gereja, sinagog-sinagog dan universitas-universitas dalam mengumpulkan 10.000 sumbangan darah. Kemudian di tahun 2012, Kami berhasil mengumpulkan lebih dari 11.000 kantung darah. Program tersebut terbilang sangat sukses di dalam memenuhi kebutuhan vital dan hal ini menjadi program amal tahunan kami dalam gerakan "Muslims for Life."


Mungkin anda bertanya-tanya: siapa yang mendanai proyek-proyek sang Khalifah? Itu bukan uang bantuan. Bukan dari Departemen Negara, bukan pula dari pemerintahan manapun. Kontribusi dari para pengikutnya bisa menutup dana utama bagi kegiatan-kegiatan Jemaat Muslim Ahmadiyah. Dengan demikian tidak ada jaringan apapun yang terkait dalam pekerjaan kemanusiaan sang Khalifah.


Apapun sinisme yang muncul, sang-Khalifah tetap memiliki misi sebarkan kebajikan. Dan hanya untuk itulah Islam didirikan. Sebenarnya moto resmi komunitas ini hanyalah: Love for All, Hatred for None.


Daripada mempermasalahkan tentang siapa pembuat onar lebih baik tetap menjaga cahaya kebaikan, membuat pencerahan bagi para pemimpin Muslim seperti halnya sang Khalifah Islam yang sedang membuat pengaruh positif baik bagi Muslim maupun dunia. Di hari akhir nanti, Anda tidak akan skeptis selamanya. Tetapi tidak seharusnyakah fakta membuktikan kepada mereka?

--------------------
Dr. Sohail Husain, seorang dokter penyakit anak, adalah mantan Qaid Khudam Jemaat Ahmadiyah Connecticut, USA (www.alislam.org). Para pembaca bisa berkirim surat kepadanya di alamat 43 Surrey Drive, North Haven 06473 dan kontak Email: sohailzhusain@gmail.com.

Alih bahasa: Iin Qurrotul Ain binti T Hidayatullah

dikutip dari: http://arhlibrary.com/index.php?option=com_content&view=article&id=335:khalifah-islam-dalam-misi-sebarkan-kebajikan-new-haven-register-ahmadiyah-news-&catid=7:internasional&Itemid=11


Post a Comment

4 Comments

  1. Sangat disayangkan di Indonesia kaum Ahmadiyah mengalami penindasan fisik, mental dan material, komentar balasan dong ke blog saya www.goocap.com

    ReplyDelete
  2. Maksudnya Ahmadiyah tidak seperti pendahulunya menebas dengan pedang orang-orang yang tidak ikut dengan agama yang dianut dan didakwahkan dan juga saling bunuh sesama umat seperti di Irak, Afganistan, Suriah, Mesir dll? Apakah dengan cara begitu menuju jalan damai ke durga?

    ReplyDelete
  3. Memperjuangkan Islam dengan kedamaian, menebar kasih sayang untuk sesama, itulah arti dari Islam itu sendiri.

    ReplyDelete
  4. Tujuan Ahmadiyah sangatlah jelas, terlihat dari moto nya saja sudah jelas.
    Tapi sangat di sayangkan di Indonesia rasa toleransi masih rendah.

    ReplyDelete