Rasulullah, Tokoh Yang paling Banyak Disalahpahami

Ahmadiyya Times | News Watch | US Desk
Source/Credit: Germantown Islam Examiner
By Shahina Bashir | March 15, 2013

Nabi Muhammad saw merupakan tokoh yang paling banyak disalahpahami dalam sejarah. Meskipun banyak terdapat informasi tentang Nabi Muhammad saw, namun beliau adalah seorang pemimpin agama yang telah di fitnah dan diejek tidak hanya oleh orang-orang pada zamannya, tetapi ratusan tahun kemudian akhlak beliau masih diserang. Peristiwa terbaru yang menyulut protes keras di negara-negara muslim di seluruh dunia adalah film youtube terkenal 'Innocence of Muslims". Segera setelah kekacauan yang disebabkan oleh film ini, sebuah majalah Perancis Charlie Hebdo juga menerbitkan kartun yang menghina Nabi Muhammad saw.

Untuk membela kehormatan Rasulullah saw, agama dengan 1,6 miliar pengikut di seluruh dunia. Jemaat Ahmadiyah Amerika Serikat telah meluncurkan kampanye nasional yang berjudul, "Muhammad, Messenger of Peace." Tujuan dari kampanye ini adalah untuk mengedukasi masyarakat tentang akhlak sejati Nabi Muhammad saw dan ajaran Islam yang benar. Tujuannya tersebut dicapai dengan melaksanakan berbagai penyelenggaraan kuliah umum di 73 Cabang Jemaat Ahmadiyah. Salah satu dari 70 kuliah umum tersebut adalah  dilaksanakan oleh Jemaat Ahmadiyah cabang Potomac yang diadakan di Universitas Shady Grove, Rockville, MD pada 14 Maret, Acara ini menarik peserta dari berbagai lapisan masyarakat dan organisasi agama yang berbeda.

Pembicara inti pada malam itu adalah Dr Faheem Younus, seorang yang berprofesi sebagai dokter tetapi sering menjadi pembicara dan juga seorang blogger di Huffington Post pada topik Islam.

Dr Faheem Younus menyimpulkan presentasinya dengan tiga poin, Pertama katanya, "Jika Anda ingin mempelajari lebih lanjut tentang Nabi Muhammad saw, jangan belajar dari seorang Bill O'reily, belajarlah dari kami. Kedua, ketika kita kita melihat hal yang salah di Amerika dengan merujuk pada ketidakadilan di Camp Teluk Guantanamo, kami tidak menilai Amerika berdasarkan teluk Guantanamo. Kami mengatakan bahwa ini adalah bentuk mutasi; kita lebih baik dari itu. Kami berdiri menentangnya.Demikian pula dengan orang-orang yang melakukan kekejaman ini atas nama Nabi Muhammad saw mereka tidak mewakili kami. Mereka tidak merepresentasikan Nabi Muhammad saw dan kami disini untuk menjelaskan itu semua. Dan akhirnya, ketika pasien saya berkata kepada saya 'disana sakit', walaupun sebagai dokter saya memiliki hak untuk menyentuk bagian yang sakit itu, saya tidak membenarkan untuk menyodok perutnya di tempat yang menyakitkan.

Saya tidak dapat memberitahukan dengan penekanan pas betapa sakitnya ketika Nabi Muhammad saw diejek. Saya tidak mengatakan untuk membuat undang-undang penghujatan. Saya tidak menyebut hal itu telah merebut kebebabasan beragama. Saya tidak mengatakan bahwa seseorang tidak memiliki hak untuk membuat video tentang Nabi Muhammad. Yang dapat saya katakan adalah bahwa hal itu sangat menyakitkan. Jika saya punya pilihan dari kalian semua untuk menyakiti orang tua saya atau Nabi Muhammad saw, saya akan mengatakan silahkan katakan tentang ibu saya tetapi jangan katakan tentang Nabi Muhammad saw, betapapun itu menyakitkan. Ini bukan momen untuk memberikan ceramah tentang kebebasan berbicara, saya tidak menuntut dari pikiran kalian, melainkan hati."

Para tamu yang hadir dalam acara tersebut pulang dengan pemahaman yang lebih baik tentang Nabi Muhammad saw dan Islam. Salah seorang yang hadir dalam acara tersebut adalah anggota dari Gereja Unitarian Universalis dari Silver Spring. Esther McBride salah seorang anggota jemaat, membawa pulang pesan toleransi.

"Hal ini penting untuk menekankan kembali bahwa terdapat orang jahat dalam setiap agama atau tidak beragama. Kita semua adalah manusia, dan ada pencuri, pembunuh di setiap kelompok dan setiap kebudayaan. Tidak ada satu kelompok yang dikecualikan dari itu. Benar-benar aneh untuk menggeneralisir, " kata McBride.

Catherine Stevens menemukan nilai-nilai persamaan antara gereja dan Islam.

"Saya telah belajar beberapa hal yang menarik dari Al-Qur'an dan dari Nabi Muhammad saw dan beberapa hal yang ia katakan sangat tepat untuk saat ini dan sejalan dengan banyak nilai-nilai yang saya miliki dan orang lain dalam komunitas gereja kami, Unitarian Universalis dan banyak nilai-nilai umum."

Elizabeth Benefiel, seorang guru, terkesan dengan kasih sayang yang ditunjukkan oleh Nabi Muhammad saw bahkan kepada hewan. Dia mengatakan, "Sebagai seorang guru dari anak-anak, saya selalu mencari cara untuk menafsirkan dan memperagakan nilai-nilai untuk anak-anak di kelas saya. Kami ingin anak-anak kita tumbuh dan belajar dan bekerja bersama-sama di dunia. Jadi saya pikir cerita yang sangat sederhana tentang burung dan kucing adalah tingkat dimana banyak dari kita bisa berbagi."

Dari komentar-komentar dari para tamu, jelaslah bahwa tujuan dari Jemaat Ahmadiyah untuk mengedukasi masyarakat Amerika tentang Nabi Muhammad saw tidak diragukan lagi lagi telah berjalan sukses.

Barbara Eyman, juga dari anggota Gereja Unitarian Universalis datang karena ia terkesan dengan upaya penjangkauan dari Ahmadiyah.

"Saya sangat menghargai upaya penjangkauan kepada masyarakat dan mendidik dan lebih penting lagi mengirimkan pesan bahwa kita semua adalah satu dan kita harus memperlakukan satu sama lain dengan cinta."

Sumber: http://www.examiner.com/article/ahmadiyya-muslim-community-defends-the-honor-of-prophet-muhammad

Post a Comment

0 Comments