Konferensi Agama di Airdrie Mempromosikan Toleransi dan Pendidikan

Perwakilan dari berbagai Agama pada Konferensi Tahunan Agama-agama dunia di Airdrie, 7 April 2011

Sekitar 100 orang menghadiri Konferensi Tahunan Agama-Agama Dunia yang ke 5 di Airdrie di pusat kota, April 7.

Konferensi yang dirancang untuk mempromosikan toleransi dan edukasi diantara agama-agama ini diprakarsai oleh Jamaah Ahmadiyah Calgary dan termasuk wakil dari Islam, Mormon, Kristen, Yahudi dan dipandu oleh walikota Peter Brown.

“Kami ingin menciptakan perdamaian dan keharmonisan antar agama,” kata Nasir Ahmad Butt, perwakilan dari Jamaah Ahmadiyah.

“Kami mempromosikan kasih sayang antar masyarakat. Ketika kita berbicara tentang topik yang sama, kita menyadari betapa banyak hal kesamaan yang kita miliki dan acara ini mencerminkan itu “.
Walikota Peter Brown senang telah menjadi bagian dari acara ini.

“Kami di sini untuk berbagi iman kita dalam suasana yang damai dan ramah," kata Brown.

Para panelis berbicara pada topik, “apakah ajaran otentik agama yg sesungguhnya”

Harvey Matchullis, direktur new Canadian initiatives for the Alliance churches of Calgary, mengatakan bahwa masyarakat merupakan kebutuhan dasar manusia.

Kebutuhan untuk dimiliki adalah sesuatu yang kita semua berbagi kasih, apapun agama, budaya ataupun ras kita,” katanya. “Tuhan menciptakan kita sama sebagai manusia, kita harus hidup rukun dan harmoni dan perdamaian satu sama lain, tidak peduli kita keyakinan kita apa”.

Rabbi Shaul Osadchey, rabi senior dari Kongregasi Beth Tzedec di Calgary, mengatakan semua agama memiliki keyakinan dasar yang sama bahwa "Tuhan adalah satu, tetapi mereka memiliki kepercayaan yang berbeda tentang bagaimana untuk sampai ke sana."

“Ada banyak cara yang berbeda untuk mencintai Tuhan, katanya. "Jika setiap orang adil dan moral dan damai, kita semua akan berakhir di tempat yang sama."

Robert A. Anderson, uskup dari Airdrie 3 Ward dari Gereja Yesus Kristus Hari ke tujuh, mengatakan banyak agama memiliki pandangan yang sama dan mereka harus bersatu untuk menegakkan kepercayaan mereka.

“Kami semua menentang sekularisme dan penting bahwa kita bekerja sama untuk mempertahankan nilai-nilai komunitas kita bersama keluarga, kebajikan, hukum pidana yang kuat dan keadilan moral dan sosial," katanya.

Para panelis juga menawarkan sesi tanya jawab dari penonton. Pertanyaannya meliputi: Jika hanya ada satu Tuhan , mengapa begitu banyak agama di dunia?, seperti apa keadaan masyarakat di zaman Yesus, Musa dan Muhammad?, Jika jalur satu-satunya ke surga adalah Yesus Kristus, orang-orang yang tidak percaya pada yesus apa pergi ke neraka? Apakah Tuhan seorang manusia? Apa itu dosa dan apa obatnya? Apa cara terbaik untuk menangani intoleransi agama.

"Para pemimpin agama harus menunjukkan toleransi dan penerimaan dan dan pengikut merek harus mengikuti," kata Butt dalam menanggapi pertanyaan terakhir.

Anderson mengatakan salah satu aspek fundamental dari Kekristenan adalah untuk menghormati hak untuk memilih.

“Jika kita mencintai tetangga dan menghormati hak orang lain, maka tidak akan ada intoleransi”. Katanya.
Osadchey mengatakan acara seperti konferensi agama, yang meningkatkan pendidikan, adalah cara untuk mengurangi intoleransi.

Peningkatan pendidikan dan komunikasi antara agama seperti jaringan antar iman akan memunculkan saling mengenal satu sama lain sebagai manusia dan yang mengarah pada saling menghormati dan pengertian," katanya.

Matchullis setuju.

"pertama Kita harus memperlakukan satu sama lain sebagai manusia dan kedua sebagai orang dengan label seperti agama," katanya.

Sumber: airdriecityview.com

Post a Comment

1 Comments

  1. kedamaian tercipta jika ajaran kecintaan dalam setiap agama senantiasa diwujudkan dalam realita kehidupan, love for all, hatred for none

    ReplyDelete